Istiqomah atau menjaga kontinuitas memerlukan niat dan keinginan kuat dalam diri. Ketika kita sudah terbiasa menulis lalu hilang atau terlupakan, maka itu jadi awal untuk mulai mencari momen baru lagi.

Tanpa disadari nyaris lebih dari seminggu tidak berkunjung ke blog kesayangan ini. Gurusiana yang melatih untuk rutin menulis dan jadi tabungan tulisan. Hikmahnya masya Allah luar biasa sangat bermanfaat.

Meski tidak menulis di Gurusiana, insya Allah masih tetap menulis. Yang paling membahagiakan dan wajib disyukuri yakni ramadhan bulan berkah tahun ini akhirnya lahir kembali dua buku tunggal.

Kedua buku yang terlahir dari hasil tabungan tulisan di Gurusiana yang sangat membantu. Kita bisa membongkar habis isi tulisan sendiri dari berbagai macam sudut pandang.

Setelah lebih dari seribu hari menulis ada banyak kisah yang sayang kalau tidak diabadikan dalam sebuah atau beberapa buku. Memaksakan diri untuk bisa menulis di tengah padatnya jadwal, pikiran bercabang, dan suasana ramadhan jadi tantangan tersendiri untuk keluar dari zona nyaman.

Nyaris tiga hari penuh di depan layar sambil masih harus tetap mengajar dan mendampingi Mamah Dedeh bertausiyah di sekolah. Pikiran bercabang ingat tenggat menulis yang tinggal beberapa jam saja.

Tabungan menulis jadi penolong ketika hilang ide. Saya bisa tambal sulam isi buku dari berbagai tulisan yang pernah ditulis. Yang pasti tidak persis sama tapi rasanya seperti menyulam kain jadi gaun indah. Mengedit di sana sini, menyusun, menata ulang kembali, menambahkan kata-kata dan ornamen agar layak untuk ditampilkan.

Mungkin masih jauh dari sempurna tapi rasa syukur tak terperi karena diizinkan Allah untuk terus berkarya di tengah keraguan dan rasa minder diri sendiri. Keluar dari zona nyaman dan maju terus. Semoga buku-buku tersebut bisa jadi catatan warisan untuk siapa pun yang membacanya. Amin.

Maka menjaga kontinuitas menulis harus terus dijaga dan jangan ditinggalkan. Bismillah mulai menabung tulisan lagi.