Corona Bukan Aib!
Minggu pagi jam 06.22 WIB ditelfon salah satu senior. Pikiran sudah negatif, pasti ada sesuatu yg kurang mengenakkan. Ternyata benar, kontak dengan pasien yang "katanya" positif corona dan diikutkan hasil tracking. Berkemelut isi kepala, bagaimana anakku? Suamiku? Ibuku? Lalu mengingat lagi siapa saja yang sudah kutemui sejak hari itu. Rasa takut dan bersalah muncul bersamaan. Beruntung, suami sedang menjalani WFHB. Kata-katanya begitu menenangkan dan meyakinkan hasilnya pasti negatif. Ya, sampai saat ini tak ada gejala satu pun yang mengarah ke penyakit akibat virus Covid-19. Hari itu juga dapat kabar kalau hari Senin akan dilakukan swab test bagi yang terkena tracking. Masih dengan pikiran yang berkecamuk, dapat info pagi kalau test swab tidak jadi dilakukan hari ini. Sekitar jam 11 ditelfon lagi ditanya kesanggupan melakukan test swab. Ternyata hari ini teknisi lab siap melayani test swab. Kami diminta berkumpul di balai desa. Sebelum berangkat, kulihat anakku yang sedang tertidur lelap. Ah, keluar juga air mata ini. Berpamitan dg suami, dan kembali mendapat energi tambahan. Ya, tambah yakin semuanya baik-baik saja dan hasilnya pasti negatif. Sampai di balai desa, petugas kesehatan terlihat belum siap. Menunggu peralatan disiapkan katanya. Kami menunggu hampir 2 jam. Pukul 12.15 akhirnya petugas datang dan bersiap diri menggunakan APD lengkap. Rasa tak karuan itu datang lagi. Semua persiapan selesai dan satu per satu kami dipanggil. Pukul 13.00 akhirnya dapat giliran. Duduk dihampiri petugas berhazmat, hanya matanya yang terlihat. Petugas menyampaikan kalau harus rileks. Oke, bagaimana bisa rileks kan. Dijelaskan juga bahwa alat seperti cotton bath itu akan masuk dalam melalui hidung dan mulut. Mungkin sekitar 15-20 cm menurutku. Hah, kuhelakan nafasku dan berkata siap. Kupikir alat itu cuma masuk dan langsung dikeluarkan. Ternyata tidak fergusooo. Alat itu ada didalam hidung 5-10 detik sambil diputar. Rasanya antara ingin bersin, geli, ngilu. Lanjut dengan alat lain yang serupa, giliran rongga mulut bagian dalam yg dikorek. Hmmm, rasanya. Selesai. Setelah swab masih menunggu hasilnya. Dag dig dug iya. Bagaimana tidak, punya bayi yang menggantungkan hidupnya pada si ibu. Berhari-hari belum ada kabar juga. Akhirnya hari Jumat, datang juga kabar yang ditunggu-tunggu. Bahagia dan lega karena hasilnya negatif. Si bayi langsung dapat pelukan dan kecupan. Alhamdulillah yaa Allah. Kejadian itu membawa banyak pelajaran. Jangan takut membantu orang, Allah tak pernah ingkar memberikan penjagaan bagi yang saling membantu. Dan yang perlu ditekankan, CORONA BUKANLAH AIB. Kalau pergaulan bebas lah itu namanya aib. Jadi, ayo kenali diri kalian. Kalau ada tanda-tanda yang tidak semestinya, jangan takut ke dokter. Sayangi orang-orang terdekat kita. Satu lagi, bagi kita yang sehat ayo perbanyak bersyukur. Kurang-kurangi lah itu ghibah/ngomongin "eh, orang itu kena corona. Eh orang itu kontak sama pasien corona." Coba kalau kalian diposisi mereka, rasakan bagaimana sakitnya. Bayangkan bagaimana sedihnya dan terpuruknya anggota keluarga. Dah lah, tidak usah berkoar-koar. Kalau tahu ya cukup tahu saja. Jaga diri harus, patuh protokol kesehatan harus, jaga jarak harus, tapi ya jangan mengintimidasi, menghakimi, dan meng meng jelek lainnya. Logika aja, ada orang masih sedih kena corona eh malah dihakimi disebarin kemana-mana yang ada mereka pingin semua orang ngrasain hal sama. Ayolah, biar sama-sama tenang ya saling support, saling mengingatkan, saling jaga, tanpa menyakiti. Karena sekali lagi "corona bukan aib."
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Lebih mencegah dari pada mengobati bun...
Betul bu
Keren ulasannya bu..sukses selalu
Aamiin, terimakasih bu
langsung swab ya bu, tanpa rapid tes dahulu
Iya bu, karena sudah kontak dg pasien positif
Mantap bu
Terimakasih bu