MAHNIAR SINAGA,M.Pd.

Guru SDN 068008 Medan ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Catatan Siswa Masa Korona(2)

Namaku Toni, aku tinggal di Negara Indonesia tercinta.

Saat ini aku tinggal bersama kedua orang tuaku dan

kakakku. Aku adalah anak yang aktif. Suka berolah

raga. Renang dan futsal adalah olahraga yang kucintai. Tak

heran, aku pernah menjuarai pertandingan futsal di sekolahku.

Namun, karena wabah korona, semua aktivitasku terganggu.

Benar‐benar terganggu.

Aku tak mengerti, sejak masuk tahun 2020 pada bulan

Januari sampai sekarang mulai muncul beberapa penyakit,

yaitu yang paling utama adalah virus yang sangat mematikan

yang bernama virus korona. Sebenarnya pandemik ini bukan

berawal dari negara kami melainkan dari Negara Cina terletak

di Wuhan. Namun, bukan Negara Cina saja yang sangat

khawatir tetapi semua negara di dunia juga khawatir,

termasuk negara tercinta, Indonesia.

Pada bulan Maret, virus yang menghebohkan jagat raya

ini menyebabkan sekolah‐sekolah diliburkan. Hingga

menjelang bulan Ramadan. Awalnya aku senang, toh hanya

dua minggu saja.

Pikiranku terganggu dengan liburan dua minggu, namun

tak bisa aktif di kegiatan ekstrakurikuler sekolah. Aku kan

anak lelaki, yang memang aktif. Tiba‐tiba aku harus disuruh di

rumah saja. Bangun tidur, shalat Subuh, sarapan, shalat Duha, dan belajar. Melihat handphone terus. Namanya juga

pembelajaran daring (dalam jaringan). Tapi sama saja, tetap

bosan dan menjenuhkan. Badanku rasanya kaku. Tak

bergerak. Mau main futsal di rumah bersama teman‐teman

tetangga pun tak bisa. Dilarang mama. Wajar sih aku dilarang,

mama khawatir virus itu mengancam aku dan temanku.

Sebenarnya, virus ini sederhana saja. Asal jaga kebersihan,

menutup mulut dengan masker. Bawa pembersih

handsanitizer, ya sudah. Kita bebas olahraga. Namun,

membaca berita atau mendengar berita, bukan aku saja,

semua masyarakat di Indonesia gundah gulana. Seolah‐olah

ini virus mengancam kami. Benar‐benar menggangguku. Tapi,

apa daya kami, guru, orang tua, kakak, dan pemerintah

menyuruh kami untuk berdiam diri sejenak agar virus ini bisa

terputus.

Ya, kami harus sabar. Walaupun menyakitkan, kami sadar,

saat bulan puasa ini, aku mau fokus ibadah puasa saja. April

2020 di ujung tanggal kami sudah puasa, kami selalu berdoa.

Semoga bulan di suci ini kita dilindungi Allah. Amin.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post