Curahan Hati di Masa Pandemi
Kebetahanku" di rumah membuatku emosional
sebab aku hanya tidur saja tidak ada pekerjaan
yang lain. Ya, paling hanya membantu mama dan
bermain di rumah bersama adik. Tidak ada bayang‐bayangan
teman dan guru di sekolah, sudah hilang senyuman itu begitu
saja. Kebahagiaan datang bersama rindu dan pulang bersama
kesedihan. Semua ungkapan itu kutulis di buku diary yang
kusimpan dalam hati. Hanya doa yang kupanjatkan kepada
Allah SWT agar virus ini hilang selamanya.
Semakin hari virus ini semakin berkembang aku percaya
pasti ada rencana Allah di balik ini semua. Ada hikmahnya
bencana yang Allah berikan kepada kita salah satunya adalah
“Hidup Bersih”. Apakah kita manusia susah hidup bersih?
Apakah bencana ini takkan berakhir? Aku hanya bisa
berdoa, hanya kepada Allah SWT. Jikalau bencana ini berakhir,
aku akan berdoa dan terima kasih ya Allah! Ramadhan
hampir dekat, izinkan kami berpuasa di bulan suci ini ya Allah.
Keputusan ada di tangan‐Mu ya Allah, hanya tergantung
pada‐Mu. Untuk teman‐temanku sehat selalu ya!
Suatu waktu aku pernah mendengar bahwa virus ini
sudah hampir merasuki seluruh Kota Medan.
Bersambung..
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar