“Tidak, Paman. Nanti saja. Sultan mau minum dan rehat.” “Ah, ya sudahlah. Monggo kamu rehat. Sebentar lagi asisten paman tiba. Beliau akan menemanimu selama proses adaptasi di kapal ini. Namanya Tuan Sharkan. Beliau fasih berbahasa Indonesia karena paman sering menggunakan bahasa Indonesia bersamanya. Sesekali kamu bisa menggunakan bahasa Inggris. Terserah kamu saja, senyaman mungkin kamu pakai bahasa apa. Sharkan berkebangsaan India. Sama dengan Nyonya Akhyar, Dilvica. “Baiklah.” Selang beberapa menit, minuman di meja itu aku habiskan, dan datanglah Tuan Sharkan. “Hello, Tuan Eko? Are you fine? And he is Sultan?” “Baik, kamu juga baik, kan? Iya, ini Tuan Sultan.” Ternyata, namaku sudah familiar di sini. Pasti paman sudah menceritakan kedatanganku pada pegawainya serta pemilik istana terapung ini. “Tan!” seru paman. “Yes?” “Hmm, melamum lagi. Wess, kamu santai saja. Beliau sudah mengenalmu. Monggo kamu ucapkan salam pada Tuan Sharkan. Beliau juga jomblo loh. Sama denganmu.” “Hi, I’m Sultan, from Medan, Indonesia. Nice to meet you.” “So do I, and if you need something, you call me, oc!” “Thank you.” Tuan Sharkan sangat tampan dan ramah. “Tan, enjoy aja. Kamu dan Sharkan satu tim. Kalian harus solid dan kompak. Bagaimanapun, kalian berdua sudah diangkat menjadi Sous Chef. Hanya saja beda bagian. Kamu di-main course and Sharkan di dessert/appetizer alias kudapan. Paham, toh?” jelas Paman Eko sembari menyemangatiku. “Siap, Komandan,” jawab Tuan Sharkan.

Bersambung....