My First Trip, Dubai
Usai menelepon abi dan bunda, azan Magrib tiba. Kulihat sejenak liontin yang diberikan Laila. Aku cium, dan semoga ini kekal untukku. Ini kali pertama aku shalat Magrib di atas air. Semoga kapal ini selalu dalam lindungan‐Mu, ya Allah. Aku masih ingin berkumpul bersama keluargaku. Hanya kepadamu aku memohon perlindungan dan keselamatan dunia dan akhirat. Seketika air mataku menetes, bagaikan riak gelombang di laut ini. Baiknya menunggu bakda Isya, aku harus menelusuri lorong kapal ini. Biar kesedihanku berangsur‐angsur menghilang, setidaknya menghibur hatiku yang kian sedih meninggalkan keluarga di Medan. Kubuka pintu kamar, aku menuju kafe siang tadi. Dan melihat ke arah pintu luar kafe. Rasa penasaranku singgah pada mataku yang tertegun melihat indahnya lampu dermaga. Tak berani turun ke dermaga, khawatir waktu Isya akan tiba. Berjalan menuju ujung kapal, yang ramai wisatawan menikmati pergantian waktu. Masyaallah. Indahnya dermaga ini. Sorotan lampu, ibarat sinar bintang yang terlihat jauh di atas langit. Seperti kumpulan manik‐manik berwarna‐warni. Membentuk galaksi. Menghipnotis hati untuk duduk menikmati dan mendokumentasikan suasana dermaga. Apalagi, dekorasi lampu istana terapung ini, sungguh luar biasa penataannya.
Bersambung....
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar