Tepuk jidat ketika menerima edaran bahwa saya terpilih menjadi salah satu peserta workshop penulisan buku guru. Langsung berpikir apa yang sudah akan saya buat. Mau marah sama pak yitna, pasti ini gara – gara dia yang menyertakan saya dalam pelatihan ini. Tapi tujuan pak yitna baik, supaya saya bisa maju lebih baik bersama – sama. Sebagai seorang ibu dua anak, menulis merupakan urutan kesekiannya dalam prioritas rencana hidup saya. Baru saja membuka laptop ada saja eksperimen tingkat tinggi yang dilakukan oleh si cantik Rana. Dengan tangan kecil mulai menekan keyboard secara acak dibantu berjamaah dengan mas Raziq.

Tak hanya itu, segala jenis borongan tugas menanti di sekolah membuat saya lebih mengutamakan kepentingan umum dibandingkan keinginan untuk bisa menulis. Mau dilihat dari segi manapun, tidak ada sedikit celah untuk bisa waktu untuk bisa mencurahkan sedikit pikiran bisa mengembangkan maupun eksplorasi diri biar bisa menjadi penulis walaupun hanya seorang penulis amatir.

Benar kata pak Eko, membaca salah satu hal yang penting untuk menjadi seorang penulis. Membaca bisa memberikan seorang penulis beraneka ragam perbendaharaan kata. Dengan segunung aktivitas, jarang sekali saya menemukan waktu untuk membaca. Untung – untung bisa baca line today biar tidak kuper dan sekedar membaca WA serta membalasnya. Dalam hati selalu membatin kapan bisa meluangkan waktu bisa membaca. Sering berpikir, saya orang kurang memiliki imajinasi. Jenis tulisan apa yang cocok buat saya. Tujuan menulis agar bisa menarik perhatian orang maupun memberikan inspirasi bagi pembacanya. Tak pernah berpikir bisa tidak tulisan saya bisa sumber inspirasi.

Dua kali saya mendapat kesempatan menulis, tetapi tidak seperti sekarang. Sekarang harus lebih berani, karena program sagusabu. Semoga diberikan kemudahan dalam pembuatan buku. Memiliki segudang waktu dalam membaca serta selalu diberikan pengertian yang luar bisa dari buah hati dan keluarga.(penulis adalah peserta bimtek sagusabu Disdikbud Balikpapan 2019)