Semakin maraknya penggunaan internet dalam dunia pendidikan membawa dampak yang positif bagi kalangan akademisi dan praktisi. Jika dulu kegiatan evaluasi akhir belajar masih harus diributkan dengan seabreg kertas soal dan lembar jawaban, lambat laun kini mulai bergeser dalam bentuk digital.

Diawali dengan kegiatan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) ditahun 2016 yang pada awal pelaksanaan hanya bisa diikuti oleh sebagian kecil sekolah yang memiliki sarana dan prasarana yang memadai, lambat laun dengan upaya dan semangat yang luar biasa antara para pemangku kebijakan dan juga pelaksana pendidikan di lapangan akhirnya hampir semua sekolah sudah mampu menerapkan digitalisasi dalam kegaitan evaluasi akhir proses belajar mengajar dalam bentuk UNBK.

Pemerintah mempunyai andil sangat besar untuk bisa mewujudkan terciptanya proses evaluasi pembelajaran yang efektif dan efisien. Dengan banyaknya bantuan baik berupa dana untuk pemenuhan sarana maupun pemberdayaan SDM akhirnya mampu menjawab tantangan untuk bersaing dalam mewujudkan pendidikan yang baik dan berkualitas.

Setelah pemerintah sukses untuk melaksanakan UNBK dengan sarana pendukung yang memadai, sekolah mulai bergeser untuk menggunakan digitalisasi dalam semua bentuk evaluasi. Bahkan saat ini dengan adanya bantuan dari pemerintah dalam bentuk BOS Kinerja, beberapa sekolah dapat melaksanakan kegiatan evaluasi dengan sarana yang sangat memadai yaitu satu tablet untuk setiap siswa sehingga sekolah tidak perlu melaksanakan evaluasi atau ujian secara bergantian per sesi dikarenakan keterbatasan sarana komputer.

Bentuk kegiatan evaluasi akhir belajar yang berbasis digital dinilai sangat membantu dalam proses pembentukan karakter siswa. Selama ini bukan hal rahasia lagi jika sebelumnya ketika ujian akhir atau ujian nasional masih berbasis kertas tingkat kecurangan masih dinilai sangat tinggi. Dengan beralih menggunakan model digital, tingkat kejujuran siswa dinilai meningkat secara progesif. Hal ini tentunya tak lepas dari bantuan para tenaga praktisi yang mampu membuat sistem evaluasi dengan baik sehingga meminimalisir tingkat kecurangan yang terjadi karena mencontek atau karena adanya kesamaan soal satu sama lain. Dengan adanya aplikasi yang mampu mengacak soal dengan baik maka siswa semakin sedikit mendapatkan kesempatan untuk bisa mencocokan jawaban satu sama lain sehingga hal ini meminimalisir tingkat kecurangan yang terjadi.

Dengan maraknya digitalisasi dalam dunia pendidikan, banyak mendorong para praktisi seperti programmer untuk membuat sistem evaluasi yang efektif dan efisien. Beberapa aplikasi yang mungkin sudah sangat familier diantaranya exam caraka, Moodle ataupun CBTID. Saat ini satu aplikasi yang banyak digunakan dalam evaluasi digital adalah CBTID. Aplikasi ini sangat membantu para tenaga pengajar untuk menyiapkan bahan evaluasi dengan mudah dan efisien. Bagi para guru bentuk template soal yang sederhana dan mudah digunakan karena seperti tampilan word memudahkan mereka untuk menginput soal. Sedangkan kunci jawaban bisa dibuat dalam bentuk tabel di excel.

Dengan segala kemudahan yang diberikan semoga proses pendidikan kita bisa berjalan dengan baik dan menghasilkan input lulusan yang mampu bersaing tanpa harus kehilangan karakter dan jatidiri mereka. Salam pendidikan ..