Tagur H.40

Allah begitu mudah membolak balikkan keadaan, sebagaimana halnya kita begitu mudah membalik bolak-balikkan telapak tangan. Lalu Kenapa semakin hari seiring bertambahnya waktu, semakin banyak jua kejadian-kejadian yang buat nelangsa di hati kita, fitnah meraja di mana mana, pelecehan terhadap kebesarann-Nya sedikitpun tidak ada kegentaran bagi pelakunya, keburukan didramatisir dengan terbuka. Semua kita ketahui dan saksikan, namun kita juga 99 persen lebih banyak diam karena dalih rasa takut terganggunya ketenangan.

Sepertinya sekarang sudah sampai kita pada saat yang di beritakan Rasulullah "Akan datang kepada ummat ku suatu masa, yang pada masa itu Alquran itu tetap ada tapi hanya tinggal tulisannya saja, kemudia Agama Islam tetap ada tapi yang tinggal hanya namanya saja"

Ketikan Sang manusia Agung ini menyampakan hal tersebut, maka seketika Salah seorang dari Sahabat bertanya, kenapa bisa terjadi seperti itu Ya Rasulullah?. Apakah pada waktu itu dikarenakan jumlah kami sedikit?. Rasulullah menjawab "Tidak". justru pada waktu itu jumlah kalian sangat banyak, tapi banyaknya hanya bagai buih ditengah lautan, yang tidak memiliki arah dan tujuan. sehingga mudah terambang ambing oleh gelombang. Berbarengan dengan itu sebahagian besar ummat juga dihinggapi penyakit berbahaya, yaitu teramat cintanya pada dunia serta takut pada kematian.

Lihatlah kini bagaimana kondisi kita, yang mayoritas dari sebuah agama yang tidak diragukan lagi kebenarannya. Kenyataan yang ada meskipun sudah banyak hal yang terjadi terhadap ummat ini kata mufakat sulit didapat, sehingga kita layaknya seperti hidangan di meja makan yang jadi bahan perebutan, dan hal tersebut juga belum bisa menjadi bahan evaluasi untuk merubah diri dan hati, agar menjadi lebih condong kepada perubahan untuk lahirnya kebaikan bersama.

Merajalelanya pengikaran terhadap Allah, yang lebih menyedihkan saat ini adanya oknum yang mengaku alim namun menjadikan agamanya untuk kepuasan nafsu serakah di sengaja di pupuknya. Begitulah memang apa yang terjadi pada ummat saat ini adalah karena kelalaian ummat sendiri.

Harapan untuk suatu perubahan berarti juga tergantung dari ummat itu sendiri, bisa jadi segelintir sudah kuatkan ikhtiar dan doa namun bukan karena Allah kesulitan untuk membolak balikkan keadaan. Tapi Allah tentu ingin melihat usaha kita, kelayakan untuk mendapatkan kepantasan memasuki kedamaian yamg sesungguhmya.

Harus diakui kita seperti tidak begitu percaya dengan janji Allah. Allah janjikan turunnya keberkahan meski hanya usaha tetap mengingat Nya. Amalan yang ringganpun kita masih berat untuk melakukannya seperti zikir dan tasbih, tapi besar ganjarannya dari Allah. Bagaimana Allah akan membalikkan keadaan jika nyatanya kita juga berat untuk berubah.