Terkadang, sebagai manusia kita suka lupa ketika diberi kenikmatan. Mungkin terkadang ini terjadi pada saya. Atau mungkin Anda juga pernah mengalaminya?

Sebuah pemandangan yang "tak biasa" ketika saya mengantarkan suami ke salah satu pengobatan patah tulang di Jakarta. Pertengahan Ramadhan suami tercinta mengalami kecelakaan hingga mengalami patah tulang. Akhirnya, saya dan suami memutuskan untuk pergi ke salah satu pengobatan patah tulang.

Tak hentinya saya mengucapkan syukur kepada Allah Azza wa Jalla ketika menerima telepon dari salah satu Unit Gawat Darurat Rumah Sakit di Jakarta Timur. Kabar yang cukup menyayat hati bahwa suami mengalami kecelakaan. Bahkan, kendaraan pun hancur. Alhamdulillah Allah Yang Maha Baik masih memberikan kesempatan hidup untuk suami tercinta. Akhirnya, karena beberapa pertimbangan, kami memutuskan untuk mendatangi salah satu pengobatan patah tulang.

Begitu tiba di sana, saya mendapati "pemandangan" yang sangat luar biasa. Ada beberapa pasien yang sedang menunggu antrian yang mengalami patah kaki, patah tangan, patah punggung, hingga pasien yang dibalut perban seperti mumi di area wajahnya. Rasa sedih dan tak tega langsung menyelimuti hati ini. Saya bisa merasakan kesakitan mereka dan saat itulah saya merasa "sehat" dan bersyukur. Alhamdulillah setelah seminggu dirawat suami mulai pulih dan sudah bisa masuk kerja kembali walau dengan kondisi tangan yang masih dalam balutan gips.

Betapa Allah sebenarnya telah memberikan banyak nikmat kepada kita. Cuma terkadang manusia yang kurang bersyukur. Sungguh, sebuah anugerah terindah ketika kita bisa melangkahkan kaki dengan baik, menggoyangkan tangan, bergerak kesana kemari. Bayangkan ketika kita sedang sakit, betapa sulitnya untuk bergerak. Ah, betapa rasa syukur akan nikmat sehat adalah anugerah terindah.