Tulisan tangan ini adalah milik salah satu penulis favorit saya. Saya sangat menyukai gaya bahasa tulisannya dalam buku "Butet Punya Cerita di Gurusiana". Di buku ini saya seperti membaca buku hariannya.

Jujur, saya sangat bersyukur dapat bertemu dengan sosok ini. Melalui dirinya saya dapat sampai di titik ini. Titik di mana saya harus bersusah payah merangkai kata, sulit memejamkan mata karena waktu itu naskah saya belum selesai. Dari sini saya belajar melatih kesabaran dan pantang menyerah yang tiada batasnya.

Saya sempat putus asa karena suatu hal yang tidak mungkin saya ceritakan di sini. Saya sempat menangis di depan laptop dan naskah yang sedang saya tulis. Saya juga sempat menangis sambil jemari-jemari ini mengetikkan apa-apa yang ada dalam pikiran saya waktu itu. Namun, ketika saya membuka halaman pertama buku ini lagi, pesan dengan tulisan tangan inilah yang membuat semangat saya kembali.

Terkadang saya jenuh dengan hal yang tengah saya kerjakan, tetapi sekali lagi, lagi dan lagi tulisan tangan ini yang masih tetap mampu menyemangati saya untuk terus merangkai deret aksara hingga menjadi tulisan yang tengah anda baca sekarang.

Kini, saya selalu pusing jika apa yang ada di benak saya masih tersimpan di kepala. Saya jadi terbiasa menuliskan segala peristiwa dan segala apa yang saya rasakan. Pun, masa remaja saya memang selalu saya habiskan dengan kegiatan menulis, tetapi bukan di laptop atau note hp. Melainkan dalam diari-diari saya. Jika dibukukan pasti menjadi sebuah cerita yang menarik ya?

Akhirnya saya jadi speechless, apa yang harus saya katakan selain rasa terima kasih yang tak berhingga, apa yang harus saya lakukan untuk membalas jasa dirinya? Saya tidak bisa membalasnya dengan harta, mungkin dengan doa atau jasa jika diperkenankan.

Semoga pemilik tulisan tangan ini selalu sehat, murah rezekinya, dan dilancarkan segala urusannya. Aaamiin.

Catatan Senja,

14 Mei 2018.