Lenyap Tanpa Bayang
Berantakan
Hancur
Sepi
Sendiri
Tak ada lagi
Senyum yang terpatri
Tak ada lagi
Hati yang berbagi
Tak ada lagi
Mereka di sini
Dedaunan meranggas
Bayu menemaninya
Membawa segenap lara
Segenap duka karena asa
Ada rindu yang hilang
Lenyap tanpa bayang
Sebab dunia pun sedang tak ingin beramah tamah
Ada rindu yang mulai terkikis
Dimakan waktu, lalu habis
Tuhan, mana sandaran itu?
Tuhan, mana mata teduh yang dulu?
Kemana langkah ini akan bertamu?
Kini, aku hanya bisa menegakkan kaki
Mengaduh riuh di depan pintu
Dengan air mata yang tak lagi jatuh,
Mengkristal seiring dengan hati yang beku
Medan, 19 November 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar