Nike Ringgawany

Penyuka rindu, alat musik, especially piano, biola, gitar akustik dan saxophone. Nggak pernah kenyang untuk soal nulis dan baca. Hobi nonton film horor dan dram...

Selengkapnya
Navigasi Web
Perempuan

Perempuan

Menjadi perempuan adalah hal yang ditakdirkan oleh Allah SWT. Ketika terlahir sebagai seorang perempuan maka kita akan siap menanggung segala takdir dan segala kodrat yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Ditetapkan sebagai makhluk yang tak terukur kekuatannya, tak terukur kesabarannya juga ditetapkan sebagai makhluk yang dengan mudah mengeluarkan air mata.

Saat beranjak remaja, kita pula makhluk yang paling sensitif, terbawa perasaan saat lawan jenis mulai memandang kita dengan lekat, terlebih menyatakan perasaannya. Saat dikhianati kita pula yang paling merasakan sakitnya. Sakitnya patah hati hingga ada yang sampai mau bunuh diri. Seolah diri ini tidak ada artinya lagi.

Saat memasuki fase kehidupan yang nyata yaitu fase hidup berumah tangga, inilah sebenarnya ujian kita, inilah sebenarnya tahap kenaikan kelas kita bahkan kelulusan kita dalam hidup di dunia. Saat kita dinikahi oleh seseorang yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT menjadi suami kita, di sinilah sebenarnya ujian itu dimulai. Melayani apapun yang menjadi kewajiban kita sebagai seorang istri. Mulai dari urusan dapur, pagi sekali, kitalah makhluk yang paling awal bangun dalam keluarga. Meskipun mata tidak bisa diajak kompromi, meskipun raga ini tak kuat bangun karena sakit tetap tidak ada alasan yang dapat dibenarkan untuk bangun setelah matahari tinggi. Menyiapkan sarapan, mencuci pakaian, bahkan menjadi juru mudi untuk buah hati tercinta. Lalu menyiapkan makan siang dan malam, mengurus anak, bahkan menjadi guru di rumah. Dan ketika malam tiba, ada satu tugas selanjutnya yang menanti yaitu melayani. Tidak perlu dijelaskan di sini karena semua perempuan pasti dan merasakan hal yang sama. Apakah itu perempuan yang menjadi ibu rumah tangga atau perempuan pekerja. Semua memiliki kodrat yang sama. Melahirkan, mengurus anak dan rumah, mendidik, menjadi motivator dan sebagainya. Tentu kita menjadi makhluk yang paling banyak tanggungjawabnya sehingga melelahkan jiwa dan raga. Tak usah heran, kita pula yang menjadi makhluk yang paling banyak memiliki pikiran dibandingkan dengan pasangan kita karena kitalah yang mengatur semuanya dari pagi hingga malam tiba. Ibarat sebuah film, kitalah sang sutradaranya. Kita yang mengatur dan kita pula yang mengoreksinya apabila ada kesalahan.

Tentu, tentu merasa lelah, tapi ini kewajiban kita dan tak sepantasnya mengeluh bahkan menangisi keadaan, apalagi menyesali mengapa kita terlahir sebagai perempuan. Allah SWT menciptakan kita sebagai seorang perempuan karena ia merasa kita mampu terlahir sebagai perempuan. Mampu menjadi cahaya dalam rumah tangga dan mampu bertindak sebagai penerang dalam kegelapan.

Untuk perempuan di seluruh dunia, kita ini hebat. Jangan biarkan diri kita menjadi target pelecehan. Jangan biarkan diri kita menjadi target kekerasan lawan jenis apalagi sampai menjadi target kekerasan dalam rumah tangga. Bangkit. Tunjukkan pada dunia, bahwa kita mampu berdiri dengan tegak dengan segala kekuatan kita. Tunjukkan pada dunia bahwa kita pantas dan akan selalu pantas untuk disejajarkan, selalu pantas untuk dihormati juga dikasihi. Untuk itu, berbahagialah menjadi seorang perempuan.

Sayangi diri kita.

Medan, 17 Mei 2019

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post