Jiwa yang terkoyak
Luluh lantak hati melihat rupa mu. Tak berdaya di atas singgasana kayu. Kurus kering berbalut kulit yang tipis. Sungguh, jiwaku terkoyak. Mengapa waktu begitu cepat berlalu? Badanmu yang dulu gagah tak lagi mampu memikul beban usia.
Setiap suap yang kuberikan, bahkan tak lagi mampu untuk kau telan. Padahal sebelumnya, engkau begitu menyukai berbagai makanan yang kubawakan. Ayah, maafkan anakmu. Belumlah aku mampu memberi yang terbaik. Tak banyak senyum yang sempat ku ukir di wajahmu.
Kini, bahkan kadang kau tak lagi mampu mengenali anakmu ini. Tak mengapa ayah! Asalkan engkau masih disisi ku. Apapun akan ku lakukan. Segala macam obat coba ku dapatkan. Walau berpeluh dan menghabiskan tenagaku. Semua tak lebih banyak dari kasih sayang yang kau berikan diwaktu kecilku.
Ayah, kuatlah untuk kami. Jadikan kami anak-anakmu penyemangat kesembuhan mu. Semoga Allah memberikan yang terbaik bagimu, ayah ku.....❤️
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Salam literasi
Semoga Allah memberikan yang terbaik bagimu, ayah ku....aamiin yra
Amiinn