Jumat berkah pagi ini pukul 06.15 banyak sudah anak-anak berdatangan dengan kami guru siap menyambut dengan penuh semangat dan yang membuat kami bahagia adalah "senyum, sapa, dan salam" dari wajah polosnya putra putri generasi merdeka yang berseri-seri, semangat dan antutias untuk siap belajar.

Satu persatu mereka berbaris datang menyalami guru-gurunya sambil berkata :

A1: Asslamu'alaikum bu guru,

A2: Selamat pagi pak guru ( anak non muslim)

G: Wa'alaikumsalam nak, jawabku.

G:Pagi juga nak.

Rasanya ucapan salam dan salim mereka tanda hormat itu saja sudah membuat hati bapak ibu guru merasa bangga dan bahagia, walau cuma dengan senyum manis yang diperlihatkan.. Jadi itulah yang membuat bahagia itu sederhana, simple, dan bikin hati damai dari apapun pekerjaan.

Gerakan"Sambut Pagi" sudah tiap sekolah melakukan dan memberikan tanda kasih sayang kami guru-guru untuk mereka agar bangun pagi dan berangkat sekolah menjadi motivasi yang dilakukan bukan sesuatu hal yang sepele, tapi berdampak besar pada psikologis anak-anak kita.

Kegiatan awal dalam gerakan ("3S") ini berganti kami lakukan setiap hari sesuai tugas piket harian, dengan sebutan kami "GURPIK".

Dari sekedar senyuman, ucapan salam, dan tanda bakti seorang murid kepada guru sebagai pengganti orang tua mereka dirumah yang terbiasa dilakukan akan juga terlihat dari sikap, pribadi perilaku anak.

Maka akan berbeda halnya dari anak yang tidak dibiasakan, dia akan cuek, masa bodoh dan tidak peduli siapapun. Hingga secara emosi, sikap dan perilaku harus perlu adanya pendampingan untuk menemukan hal apa yang membuatnya seperti itu.

Semoga tulisan ini menjadi awal dari lanjutan #tantanganGuruSiana dalam menulis 60hari masuk diharike-31, menjadi berkah di Jumat barokah.. Aamiin Allohumma Aamiin..

Jakarta, Jumat 14/02/2020