"PINJEM DUIT"(#tantangan 30hari menulis diGuruSiana hari ke-21)
Bismillahirahmanirrahiim
Saat temanmu memberi pinjaman uang, bukan berarti kaya dan berlebih. Tetapi disitulah rasa empati kita terpanggil. Dalam harta yang kita miliki ada sebagian kecil hak orang lain, bisa langsung diberi atau dengan pinjaman kepada yang memerlukan. Mungkin ini kutipan kisah salah sahabat yang pernah kita alami, yukk disimak..
"DI.., pinjem duit 400 ada gak? Nanti sore langsung aku ganti " Ari yang seorang teman pagi - pagi buta datang kerumah Ardi untuk berhutang.
"Bentar ya ri, aku tanya istri dulu, duitnya di pegang istri soalnya." Ardi masuk ke dapur menemui istrinya yang sedang memasak sarapan untuk suami dan anak balitanya.
"Mah, Ari pinjem uang 400 ada gak?"
"Ada pah, tapi kalo dipinjem 400 sisa cuma seratus, aku cuma pegang lima ratus pah"
"Katanya nanti sore dibalikin mah"
"Ya udah ambil aja pah di dompetku, mungkin Ari butuh banget sampai pinjem uang pagi-pagi begini."
Ardi memberikan uang sebesar empat ratus ribu untuk ari.
Namun, janji ari yang mengembalikan uang di sore hari ternyata tidak ditepati.
Hingga petang menjelang, ari tak menampakkan batang hidungnya. Memang ari dan Ardi berteman sejak SD. Ari orang kaya sedangkan ardi hanya sopir bajaj omprengan,itupun cuma ikut orang.
"Pah, uang yang seratus tadi mamah belanjain susu dedek, sama beli gas, tinggal tiga puluh ribu pah" istri Ardi bercerita pada suaminya.
"Iya mah, mudah-mudahan besok dibayar ya, mungkin gak sempet kesini" Ardi mencoba menenangkan istrinya.
Hingga keesokan harinya tetap tak ada tanda-tanda ari datang ke rumah Ardi.
Ardi mengeluarkan sepeda motornya ke halaman depan. Dia coba menyalakan mesinnya tapi macet. Ternyata bensin kering.
"Kenapa pah? Rewel motornya?"
"Bensin abis mah!"
Istri ardi mengeluarkan uang dari saku bajunya. Hanya ada dua lembar uang. Sepuluh dan lima ribuan.
"Pah, ini buat beli bensin." Sang istri menyodorkan uang sepuluh ribu untuk Ardi.
"Nanti kalo dedek minta jajan gimana?"
"Masih ada lima ribu kok"
Ardi menjalankan motornya menuju tempat kerja. Tak lupa ia mampir ke rumah ari. Ketika Ardi sampai, ari sedang duduk santai minum teh dengan camilan pisang goreng dan beberapa kue kering.
"Ri, udah ada belum, katanya bayar siang, istriku udah gak pegang uang"
"Sabar!!! Kalo ada udah aku bayar! Nanti siang aku bayar!" Ari mmbentak Ardi dan meninggalkannya di teras. Ardi tak bisa berbuat apa-apa dan pergi menuju tempat kerjanya.
Ketika sore sebelum Ardi pulang, istri Ardi dan anaknya sedang bermain di ruang tamu. Datanglah tukang bakso dan mangkal di sekitar rumah Ardi. Tukang bakso itu adalah langganan anak ardi.
"Mama, dedek mau bakso!""Nanti ya, tunggu papah pulang""Dedek maunya sekarang!"
Istri Ardi tak sanggup menjelaskan keadaan ekonominya pada sang buah hati. Ia terus menerus merengek pada ibunya. Sesekali ia mengintip dari balik kaca, melihat teman-temannya membeli bakso.
Harga 1 porsi bakso tujuh ribu, sedangkan uang yang dimiliki istri Ardi hanya lima ribu saja.
Tak tega melihat anaknya merengek akhirnya uang itu digunakan untuk membeli bakso.
"Bang, beli baksonya lima ribu boleh?yang kecil aja gak apa-apa."Tukang bakso membolehkan dan segera meracik bakso untuk anak Ardi.
"Ini mbak baksonya!" Tukang bakso itu memberikan tiga plastik bakso dengan porsi penuh."Lho Bang! Aku cuma beli lima ribu!""Iya, itu bonus buat mbak yang udah langganan bakso saya" "Makasih ya bang"
Istri Ardi membawa bakso itu dan memberikannya seporsi untuk anak semata wayangnya. Tak lama, Ardi pulang.
"Pah, kebetulan sekali, kita dapet rejeki dari Abang tukang bakso, dikasih tiga bungkus padahal beli lima ribu, ayo bang kita makan bareng"
Suaminya terlihat bahagia melihat istrinya senyum2. Merekapun makan bakso hingga kenyang.."Pah, aku udah gak pegang uang, bagaiman belanja besok?"
"Papah, udah coba tagih ari, tapi papah malah dibentak, besok papa libur, nanti papah tagih lagi ya mah." Ardi membelai lembut kepala sang istri.
Keesokan harinya, di meja makan hanya tersaji nasi dan kecap. Tak ada lagi uang untuk dibelanjakan. Sang anak menolak untuk makan. Istri Ardi hanya bisa menangis.
Ardi pun bergegas, melihat istri dan anaknya makan nasi dan kecap. Ia pergi ke tempat ari dan menagihnya lagi."Ari, aku udah bener-bener gak ada uang buat makan"
Ari yang sedang menyeruput kopi tak menjawab ucapan Ardi. Ia masuk ke kamar, tak lama ia keluar lagi membawa uang.
"Nih, makan tuh uang!! Pinjem duit segitu aja ditagih terus, takut apa aku gak akan bayar?" Ari melempar uang pada Ardi. Empat lembar uang seratus ribuan jatuh di lantai.
Ardi memungutnya dan pergi pulang."Mah, ari udah bayar, buruan belanja sana" Ardi memberikan uang pada istrinya tanpa menceritakan apa yang terjadi.
Sang istri bergegas ke warung sayur dan dijalan ia berpapasan dengan ari,
Istri Ardi baru akan menyapa ari, namun ari malah buang muka terlihat sekali ia marah.
Setelah belanja sang istri bercerita pada suami tentang apa yang dialaminya. Barulah Ardi menceritakan semuanya.
The end...
Bisa kita ambil hikmah dari ilustrasi kisah diatas, sebagai renungan untuk saya pribadi. Bahwa orang memberikan hutang bukan berarti dia kaya, dia hanya memposisikan dirinya jika yang berhutang adalah dirinya yang sedang butuh uang. Akan tetapi disaat dia menagih hendaklah kamu mengerti, bahwa dia sangat membutuhkan.
Namun kebanyakan orang yang diberi hutang menyepelekan hal itu. Tapi sudah jadi rahasia umum jika yang berhutang memang lebih cepat marah atau galak. Dan disaat itulah kamu harus bertenggang rasa, bukanya marah-marah. Juga kita harus berusaha sedapat mungkin sebagai ikhtiar dalam kerja untuk membuktikan bisa membayar hutang walau dengan cara mengangsurnya. Yang penting kita niatkan dan usahakan terlebih dahulu.
Karena bekerja keras itu biasa, tetapi merasa cukup dari harta kita miliki itu sangat luar biasa, besar pasak dari pada tiang. Sesungguhnya kita harus saling tolong menolong, dan beramallah.
Sesuai dalam ajaran Islam (QS : Al Baqarah 2:195) "bahwa siapapun yang berbuat baik, sesungguhnya Alloh menyukai orang-orang yang berbuat baik". Barakalloh...
#renunganuntukdirisendri
#belajarberbuatbaik
#memberipinjamanbukankitakaya
#bersyukuratasnikmatapaadany
#tangangan gurusiana
#tangangan30harimenulisgurusianaharike-21)
Jakarta, Selasa 04/02/2020

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantab ibu
Trima kasih pak, mohon bimbingnya ya pak, jika ada kekurangan
Wah .. Mantul bnget bu...
Trima kasih bu Mira Zuzana, sudah bantu komen tulisan saya, sukses juga untuk ibu yaa..
Mau dong di pinjamin ..Pinjam hatimu eaaa
Hehee... Tp gmn ye, boleh gak yeeh..
Mau dong di pinjamin ..Pinjam hatimu eaaa
Hehee.. Kl pinjem brarti kudu balik donk..
Hehee.. Kl pinjem brarti kudu balik donk..
Mau dong di pinjamin ..Pinjam hatimu eaaa
Mau dong di pinjamin ..Pinjam hatimu eaaa
Mau dong di pinjamin ..Pinjam hatimu eaaa
Mau dong di pinjamin ..Pinjam hatimu eaaa
Saya juga pernah punya pengalaman yang sama. Galakkan yang punya hutang saat ditagih ... dan akhirnya sampai sekarang orang itu entah dimana keberadaannya bak ditelan bumi ..:)
Yaa Alloh yang sabar dan ikhlas ya smga Alloh ganti dengan yg lebih lagi dari yang dipinjam...Aamiin, mksih yaa bu Erna tuk berbagi cerita juga..
Dunia memang terbalik ya, dibantu malah dibentak....ga dibantu dibilang pelit .....padahal kita juga perlu.....memang hidup ini penuh dengan lika liku yanf harus dilalui .
Iyaa bu Tantri benar sekali, trima kasih untuk tanggapan tulisan saya, smga kita bisa selalu kuat dan sabar ya dg keadaan yang mungkin sprti ini, salam kenal dan sukses untuk ibu..
betul buk
Iya pak, Trima kasih untuk bantu komen tulisan saya, sukses ya pak