Pembelajaran Sosial dan Emosional adalah pembelajaran yang dilakukan secara koalburatif seluruh komunitas sekolah.Proses kolaborasi ini memungkinkan anak danorang dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap positif mengenai aspek sosialdan emosional.Tujuan pembelajaran sosial emisional yaitu memberikan pemahaman, penhh\ghayatan dan kemampuan untuk mengelola emosi, menetapkan dan mencapai tujuan positif, merasakan dan menujnjukkan empati kepada orang lain. Membangun dan mempertahankan hubungan yang positif , membuat keputusan yang bertanggung jawab.Adapun ruang lingkup pembelajaran sosial emosional yaitu:rutin, terintegrasi mata pelajaran, protokol/budaya/tata tertib.Kmpetensi sosial emosional yang dikembangkan yaitu kesadran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial, kemampuan berinteraksi sosial, serta pengambilan keputusan yang bertanggungjawab.. Pembelajatran sosial emosional dapat menjadi budaya positif yang diterapkan guru dalam pembelajarannya agar murid memilikin kompetensi sosial emosional..Pemmbelajaran berdiferensiasi berorientasi kepada murid, artinya selain melaksanakan diferensiasi guru juga memperhatika sodial emosional muridnya.. Disini peran guru penggerak menciptkan wellbeingekosistem di sekolah, pendidik dan menciptakan iklim belajar yang nyaman, sehat, dan bahagia bagi anak dengan memperhatikan sosial emosional anak. Pembelajaran Sosial Emosional sangatlah penting, hal ini karena dengan mengenali social emosional anak didik kita dapat mementukan langkah apa yang akan kita ambil kedepan. PSE berbasis kesadaran penuh dengan pembelajaran berdiferensiasi akan berdampak baik bagi anak didik, dengan pembelajaran ini kita dapat memahami potensi anak didik kita. Latihan berkesadaran penuh menjadi sangat relevan dan penting bagi siapapun untuk dapat menjalankan peran dan tanggung jawab dengan bahagia dan secara opimal. Ini termasuk pendidik, murid, dan orang tua.

Menurut Hawkins (2017) latihan berkesadaran penuh dapat membangun keterhubungan diri sendiri dengan berbagai kompetensi emosi dan social dalam kehidupan sehari -- hari. Misalnya sebelum memberikan respon dalam sebuah situasi social yang menangtang, kita berhenti, bernafas dengan sadar, mengamati pikiran, perasaan diri sendiri maupun orang lain dan mengambil tindakan yang lebih responsive bukan reaktif.

Dengan memahami dan mengenali social emosional anak didik, mengaplikasikanyna dengan mindfulness ke dalam pembelajaran berdiferensiasi maka akan membawa dampak yang sangat luas bagi anak didik. Hal ini karena semua dan apa yang kita lakukan akan kembali kepada anak didik sebagai jati dirinya.

Pembelajaran tidak lagi menuntuk anak untuk reflektif terhadap hal -- hal pokok tetapi lebih luas lagi, anak didik tidak hanya sebagai objek dalam pembelajaran tetapi juga subjek dalam pembelajaran.