nikmatul khoiroh

Guru TIK yang diberi amanah tugas tambahan Kepala Sekolah di SMPN 2 Umbulsari Kab. Jember. Bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa. Guru biasa yang masih dan akan t...

Selengkapnya
Navigasi Web
Joko Loro
Sepeda Joko Loro Diantara Sepeda Matic

Joko Loro

Joko Loro

#TantanganHari31

#TantanganGurusiana

Saat ini hampir 99% teman saya memakai sepeda motor matic, mungkin hanya saya saja yang tidak mempunyai sepeda motor matic, dan masih setia dengan sepeda manual Karisma saya.

Menurut istilah orang jawa ala Gumukmas, sepda saya ini disebut sepeda joko loro, karena disaat awal-awal masa sulit dia selalu menemani. Tahun 2005 ketika masih jadi guru sukwan, guru kontrak di MAN 1 Jember, dia selalu menemani saya kemanapun pergi. Tahun 2006 saya diterima jadi guru PNS di SMPN 1 Wringin Bondowoso diapun setia menemani saya. Bahkan sampai tahun 2020 sekarangpun dia tetap setia. Mesinnyapun tidak pernah rewel, masih kuat di tanjakan dan sebagainya.

Tahun 2006 saya pindah dari Gumukmas Jember ke tempat dinas di Wringin Bondowoso. Saya harus cari kontrakan yang dekat dengan sekolah. Bayi saya Brilliana usia 4 bulan alergi susu sapi, sehingga ketika jam istirahat atau jam kosong saya harus pulang untuk neteki anak saya. Dulu belum tahu kalau ASI bisa disimpan di freezer. Yang terpenting bagi saya bagaimana caranya bisa memberikan ASI Eksklusif untuk buah hati saya ini apapun dan bagaimanapun caranya. Tinggal diperantauan yang asing, membuat saya harus beradaptasi. Lingkungan masyarakat disana mayoritas memakai bahasa madura, sedangkan saya sama sekali tidak bisa bahasa madura. Kadangkala ketika diajak ngobrol dengan tetangga saya masih harus mikir apa arti ucapan beliau hhehehe

Pernah suatu ketika saya menjelaskan cara penggunaan AVO meter, dulu masih kurikulum 94 ada mulok ketrampilan elektronika. Ketika saya menjelaskan Probe atau colok yang merah untuk positif, yang colok hitam untuk negatif. Murid-murid saya tertawa ... “hahaha abeh colok....,” karena saya belum begitu tau bahasa madura akhirnya saya tanyakan ke teman saya apa arti colok, ternyata artinya mulut, tapi itu bhasa yang kasar. Sejak saat itu saya gak pakai kata colok untuk menyebut probe AVO meter, saya ganti probe saja biar anak-anak tidak mentertawakan hehe...

Saya tinggal hanya dengan bayi saya dan seorang baby sitter tetangga desa saya di Gumukmas. Ternyata hanya bertahan satu bulan, dia memilih mundur karena ikut suaminya bekerja diluar jawa. Berikutnya saya cari penggantipun dari Jember, kenapa tidak cari orang Wringin saja? Saya sudah berusaha mencari tapi tidak ada yang mau menginap. Karena mereka punya keluarga dirumah. Kalau hanya momong siang saja banyak yang siap. Sedangkan saya juga butuh teman di rumah kontrakan, karena suami saya kerja di pabrik kabel Indowire tandes Surabaya. Suami saya sebagai supervisor disana, seminggu atau 2 minggu sekali baru pulang ke Bondowoso. Jaman dulu bus yang arah Bondowoso-Surabaya bisa dihitung dengan jari atau sangat sedikit dan hanya ada pada jam-jam tertentu saja. Sehingga suami jarang pulang seminggu sekali karena seolah capek dijalan belum ada tol juga.

Setelah 3 bulan yang momong anak saya kena penyakit chikungunya sehingga harus pulang kembali ke Jember. Tinggalah saya seorang diri di perantauan, saya bawa anak saya ikut sekolah. Saya gendong ikut sekolah. Kami menyusuri jalan-jalan yang berkelok-kelok. Kanan kiri jalan sawah, tegal yang penuh dengan pohon sengon, jarang sekali rumah. Udara di desa ini sangat sejuk jauh dari kata polusi. Ketika musim durian dan pete tiba jarang sekali saya beli, kadang diberi oleh tetangga ataupun teman-teman saya. Kalaupun beli harga durian, pete sangat murah sekali. Mungkin kurs sekarang 25rb sudah dapat 3 buah durian yang besar. Enaknya hidup di desa.

Setelah perjalanan 10 menit sampailah saya di sekolah. Ketika saya menjelaskan materi, anak saya yang usia 8 bulan saya taruh lantai, biar dia bermain sendiri. Dia merangkak kesana kemari, sampai murid saya teriak “Buk...buk, anaknya makan kapur,” saya terkejut sekali dan deg deg an juga, spontanitas kapur tulis saya rebut dari tangan Brilliana, dan saya rogoh ke dalam mulutnya, kemudian dia memuntahkannya. Ya Alloh nduk, ada-ada saja ...

Satu minggu saya harus mengajar dengan membawa anak, sampai akhirnya ada orang yang siap ikut membantu momong anak saya. Satu masalah selesei.

Berikutnya ketika musim kemarau, air sumur saya surut, pompa air tidak fungsi. Karena wilayah Bukor ini termasuk dataran tinggi, air sumur bisa keluar sekitar 30m dari permukaan tanah. Pompa air saya gantung sejauh 5m kedalam sumur. Namun karena musim kemarau airnya tidak mencukupi untuk cuci baju dan mandi. Sementara PDAM juga tidak lancar waktu jaman itu.

Orang-orang desa Bukor ini ketika musim kemarau banyak yang mandi di sumber mata air. Kita harus jalan melewati jalanan yang menurun untuk sampai sana. Sumber yang disebut warga sini seperti sungai dan ada mata air yang terus mengalir, airnya sangat jernih, dan dingin sekali hampir sama dengan air kulkas. Banyak anak-anak, ibu-ibu, remaja, bapak-bapak mandi di sumber ini. Mereka memakai baju basahan, setelah mencuci biasanya baru mandi, jangan berpikir mandi seperti layaknya dikamar mandi lho ya hehe

Jarak dari sumber ke kontrakan lumayan juga, kadangkala setelah mandi sampai kontrakan sudah berkeringat kembali.

Inilah perjuangan hidup di perantauan, karisma saya sampai sekarang masih setia, dan sayapuns etia padanya tidak pindah ke lain hati. Ah itu alasan klasik saja, sebenarnya lho belum punya uang mau beli hehehe...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sukses, Bu

20 Feb
Balas

Aamiin makasih banyak Bu Irma

20 Feb

mantab...kisah perjuangan dulu..dan skrg merasakan manisnya...semangat selalu ya..

19 Feb
Balas

Aamiin makasih pak

19 Feb

Trenyuh dan saluuut...Baarokallah...

20 Feb
Balas

Aamiin, makasih banyak bunda

20 Feb

Tibae ng Bondowoso onok Joko Loro

19 Feb
Balas

Gak hanya Bandung Bondowoso ya ma, tapi Joko loro hehehe

19 Feb

Semangat bu...salam untuk Karismanya.

19 Feb
Balas

Makasih Bu, salam balik waalaikumussalam kata karisma hehe

19 Feb

Mantap tulisannya bersama sepeda motor seperjuangan...

19 Feb
Balas

Makasih banyak pak Yasin, semangat ...

20 Feb



search

New Post