Jodoh

TMH ke 91

Tantangan Gurusiana

Namanya Marni, tak ada yang istimewa dengan sosok Marni. Tidak cantik, bahkan bisa dikategorikan kurang cantik. Berkulit gelap dan tinggi badan juga tidak menjadi impian. Setiap hari pekerjaannya adalah sebagai buruh tani. Meskipun keluarganya cukup disegani di kampungnya. Bukan berarti Marni bebas memilih laki-laki untuk menjadi suaminya. Buktinya sampai usia 33 tahun ia belum menikah. Kabarnya saudara laki-lakinya sudah mencarikan jodoh buat Marni. Tapi mereka tak saling mengenal. Dan itu biasa di kampung Marni.

Seperti biasa Marni sedang menanam padi di sawah. Ketika itu lewatlah serombongan anak muda akan pergi memancing ke sungai dekat situ. Terdengar bisik-bisik teman Marni membicarakan salah satu laki-laki itu . Laki-laki yang dibicarakan berbeda dengan yang lain. Sangat tampan dan memiliki kulit putih bersih. “ Marni, lihat laki-laki itu tampan sekali. ” Tidak ah, aku sudah menikah jawab Marni sambil terus bekerja. Tapi tak urung matanya juga ikut memandang laki-laki tampan itu. Ma sha allah alangkah tampannya laki-laki itu, tapi aku sudah dinikahkan, mendapatkannya juga tak mungkin. Seperti bumi dan langit wajahku, gumamnya sambil tersenyum.

Pesta perkawinan Marni akan di gelar. Semua mata memandang ke rombongan pengantin laki-laki yang di sebut marapulai. Ketika melihat marapulai, Marni seperti tercekat, dan terkejut bukan main, bukankah itu laki-laki tampan yang kemarin lewat di dekat sawahnya? Jadi laki-laki itu adalah suaminya? Ma sha Allah …!

Sungayang, 20 Juni 2020

Teruntuk Ayah dan Ummi yang aku cintai.