Kerja Rasa nggak Kerja
"you are my honey bunch sugar plum, pumpie empie emkin, you are my sweety pie" nada alarm telepon genggangku berbunyi. Ah, sudah pukul 4 pagi, waktunya aku bangun untuk sahur. Kutepis selimut hangat yang telah berjasa membuat tidurku nyenyak, kemudian kulangkahkan kaki ke kamar mandi untuk berwudu'. Rutinitas sebelum sahur pun kukerjakan. Berwudhu', solat tahajjud, memberi makan kucing anabulku, barulah mempersiapkan santapan sahur untuk diri sendiri. Azan subuh berkumandang pukul 04.55 pagi di daerah tempat tinggalku.
Semenjak Work from Home, keseharianku berubah 180 derajat. Biasanya bekerja diluar rumah dari pagi sampai sore, sekarang sudah tak ada lagi. Biasanya sedikit menghibur diri dengan pergi makan diluar sesekali atau sekedar cari angin dengan adik, sekarang tak ada lagi. Baiklah, rutinitas baru yang amat berbeda dengan “biasanya” ini sepertinya akan berlangsung lama, dan diriku harus mulai beradaptasi.
Seusai sahur dan solat subuh, waktunya untuk berberes rumah. Menyapu, mencuci piring, mandi, mencuci pakaian kemudian menjemurnya. Waw, ini masih pagi, beberapa pekerjaan rumah sudah selesai dilakukan dan masih banyak waktu tersisa di hari ini. Sedikit memanjakan diri, kuambil HP untuk streaming drama korea atau sekedar bermain game. Puas menonton atau main game, waktunya solat dhuha dan tadarus. Terkadang ada tugas dari sekolah yang harus dikerjakan, membuat soal Ujian Akhir misal, atau memeriksa tugas-tugas yang dikirimkan siswa yang belajar dari rumah semenjak pandemi.
Waktu cepat berlalu, tak terasa waktu dzuhur sudah dekat. Selepas dzuhur, tiba pula waktu untuk memasak hidangan buka puasa. Banyaknya waktu yang tersedia untuk memasak, membuatku rajin membuat berbagai hidangan untuk buka puasa. Hampir setiap hari ada menu lengkap mulai dari takjil, makanan pembuka, lauk, sayur, sampai cemilan dan dessert juga kumasak.
Baiklah sekarang sudah sore, sudah berbagai macam kegiatan yang terselesaikan. Tapi mengapa rasanya ada yang kurang? Tapi mengapa rasanya diri ini belum bekerja? Mari kita ingat lagi! Aku sudah berberes rumah, mengerjakan pekerjaan sekolah, bermain game bahkan menonton drama korea, ibadah pun juga sudah. Mungkin yang salah bukan kegiatan yang kulakukan, melainkan mindset yang kubangun selama ini. Selama ini aku mengira bahwa bekerja adalah pergi keluar rumah, ke kantor, dan mengerjakan tugas-tugas yang dibebankan.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap Bu.
Terimakasih bu
Yang penting tetap kerja
iya kak, walau rasa ada yang beda
Mantap Bun. Ternyata kerja tidak harus keluar rumah. Dirumah pun kita tetap bisa bekerja dan berkarya. Tetap semangat. Salam Literasi.
Iya bun benar sekali. Ada contoh di kehidupan kita. Misal ibu rumah tangga, sering dilabel "nggak kerja". Padahal di rumah, pekerjaannya luar biasa padat. Benar gak bun?
Makasi semangatnya bu, salah literasi!
Keren
Terimakasih
Rutinitas yg bagus
Terimakasih kaak