Semburat mentari pagi memancarkan cahaya putih yang menyejukkan. Seorang wanita usia 30 tahunan sudah berada di halaman rumahnya yang sangat asri. Kebiasaan keluar di pagi hari memang sudah menjadi kegiatan setiap hari selepas membereskan semua pekerjaan yang didapur. Bunga bunga cantik sudah menyambutnya dengan oksigen segar dan keindahan yang memanjakan mata dan jiwa. Dia selalu menyapa bunganya, " Subur dan indah ya sayang " katanya sambil menyiram dan membelai bunga bunganya.. Dia yakin dengan seperti ini bunganya akan tumbuh dengan subur dan mempesona.

       Dia selalu menyibukkan diri dengan tamannya sambil menghibur diri. Dia tidak ingin menyesali semua yang sudah Allah takdirkan bagi dirinya. Dia hanya berharap ridho Allah semata. Yakin dengan semua perjalanan hidup yang ditempuhnya pasti mempunyai hikmah. Dan berharap setiap ujian dan cobaan yang hadir menjadikannya semakin kuat dan naik kelas di hadapan Allah. Dirinya sangat yakin bahwa setiap cobaan tidak akan melampaui kemampuannya sebagai seorang hamba. Semua adalah bentuk kasih sayang Allah., supaya dia selalu bersimpuh dihadapanNya merayu, menghiba dan menghamba dengan uraian air mata.

       Seperti pagi ini, dia merenungkan kejadian malam tadi. " Dek....Abang mohon maaf, di usia 8 tahun pernikahan kita ini Abang merindu seorang bayi mungil yang menjadi tambatan hati, pengobat letih sepulang kerja. Semua usaha sudah kita lalui, tapi belum berhasil. Jadi ....Kutatap wajah lelaki yang sudah 8 tahun mendampingi dan melengkapi setengah dienku ini dengan setengah tidak percaya. Kehidupan rumah tangga kami selalu harmonis, walaupun beberapa kali goncang, Alhamdulillah kami masih bisa mengokohkannya. Kalimat yang diucapkannya membuat diriku seolah olah melayang ke langit tinggi, tapi setelah itu dihempaskan...Dia sudah berumah tangga dan sudah memiliki seorang bayi mungil...Ya Rabb...aku seharusnya tidak egois, karena kami sudah mengeluarkan semua cara tapi takdirMu kuterima dengn lapng dada... Tapi hari ini langit langit kamarku seolah olah runtuh menimpa jasadku. Rabb ampuni hamba karena aku belum mampu menerima apa yang Engkau halalkan. Bang ..maafkan aku, karena aku bukan yang terbaik bagi dirimu. Biarlah kuikhlaskan semuanya, walau semua itu menyakitkan bagiku.