Ni'mah Musyaffa'

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Teruntuk Bapakku, yang Guruku

Teruntuk Bapakku, yang Guruku

Bapak …

Kubelajar pada waktu, belajar membaca langkah penuh makna atas keteladanan yang kautanam. Kesalehan, keajegan dalam kebaikan, kejujuran, kesederhanaan, kecerdasan spiritual dan sosial, serta kedermawananmu telah terukir dalam kurun waktu itu. Ya, selama 14 tahun, semua telah berakhir. Saat kumasih kelas II MTs. Assa’adah Bungah Gresik, kau tinggalkan dunia yang fana ini dengan menjejakkan banyak kisah yang tak mungkin bisa kulupa.

Bapak…

Tahukah? Hanya kurun itu keteladanan yang kulihat langsung darimu, namun mampu memberi ribuan makna untuk kehidupanku. Bapak … engkaulah lelaki teladan yang tersemat di hatiku. Meski 29 tahun telah berlalu, segala kisah yang pernah hadir semasa hidupmu, hingga kini masih mampu mengasah semangat dan menjadi spiritku. Engkaulah lelaki hebat, penuh kasih sayang…

Kuingat masa-masa kecilku. Kau sisir rambutku. Minyak rambut kau gosok-gosok di kepalaku. Hampir setiap subuh, usai jamaah subuh di masjid, kaupijit kakiku agar aku segera beranjak dari lelapku untuk segera mengambil air wudu. Sambil muroja’ah surat Alwaqi’ah, Allail, Asysyams, dll pijitan pagi itu, hingga kadang sampai muncul rasa sakit karena kutak kunjung bangun dari tidurku. Waktu-waktu salat fardu tertentu, tak melulu kautinggalkan anak-anak dan istrimu. Sesekali kauajak semua berjamaah di rumah, meski engkau tahu masjid adalah tempat utama lelaki berjamaah. Dari pengalaman itu mengajarkanku, pentingnya kepemimpinan seorang bapak di rumah.

Tak banyak petuah yang kausampaikan. Namun, engkau begitu kaya keteladanan. Kauampirkan pengemis ke rumah walau sekadar kauberi makan-minum dan kauajak berbincang. Kau jalin silatur rahim dengan siapa pun, tak peduli itu orang biasa, guru, atau pun kyai. Hingga usia lanjut, semangat belajarmu tak pernah kendur. Ngaji kitab kuning menjadi jadwal rutin dalam hidupmu. Usai ngaji, sering kau bawakan jajan “apolo” untukku.

Bapak… engkaulah sosok santun yang kutahu. Tak sekalipun kudengar lontaran kata yang tak patut sepanjang hidupku. Terasa benar jika engkau adalah orang yang paham hadits “Falyaaqul khoiron au liyasmut”.

Bapak…saat kulari-lari di masa kecil, tiba-tiba kaupanggil dengan isyarat tangan tanpa kata. Kuhampiri istirahatmu usai dari sawah. Tanganku kauraih dan kauselipkan uang jajan dalam genggamanku. Kaubisikkan kata-kata yang membuatku terkejut dan bahagia mejadi satu.

Semua keteladan dan kenangan-kenangan indah itu yang membuatku bangga menjadi anakmu.

Bapak…meski engkau telah pergi lebih dahulu, kuyakin semua kebaikan yang pernah kautanam menjadi ladang jariyahmu.

Terima kasih ya, Allah.

“Allahummaghfirlahu warhamhu wa’aafihi wa’fu ‘anhu. Aamiin”

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap ulasannya

30 Sep
Balas



search

New Post