Nina Nursuhaniah

Mother, teacher, books lover, moviegoer, and traveller wanna be.... ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ada Awan di Balik Jendela

Ada Awan di Balik Jendela

Jika sedang menumpang pesawat, saya paling senang jika mendapatkan tempat duduk di pinggir jendela. Dari mulai pesawat take off hingga landing, biasanya pandangan mata tak pernah lepas dari apa yang ada di balik jendela. Pemandangan yang selalu menakjubkan. Pemandangan ciptaan Allah yang sangat luar biasa yang selalu membuat saya tafakur dan merasa begitu kecil di hadapan-Nya.

Yang paling menyita pandangan saya yaitu arak-arakan awan yang terlihat lebih dekat. Rasanya mereka terlihat lebih jelas jika dilihat dari jendela pesawat yang sedang mengudara ribuan kaki di atas permukaan bumi. Mereka terlihat elok, putih, dan bersih. Terkadang mereka terlihat seperti serabut kapas yang sedang berbaris rapi. Terkadang mereka terlihat seperti arumanis yang menggumpal. Namun terkadang mereka terlihat seperti kapas yang sedang berkejaran. Ah, begitu menakjubkan mereka.

Sayangnya awan-awan cantik tersebut hanya dapat dinikmati jika langit atau cuaca sedang cerah. Jika langit mendung dan cuacanya sedang tidak cerah, biasanya pemandangan di luar jendela tidak terlalu jelas.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), awan adalah kelompok butiran air, es, atau kedua-duanya yang tampak mengelompok di atmosfer; mega. Selain itu awan merupakan titik-titik air yang halus dengan diameter 0,02–0,06 mm. Wow, ternyata ukuran awan sangat kecil ya!

Awan terbentuk dari uap air yang naik ke langit. Uap air tersebut berasal dari pemanasan matahari terhadap air di bumi, seperti kolam, danau, laut, dan sungai. Semakin banyak uap air yang menjadi titik-titik air, semakin luas dan tebal keadaan awan. Semakin tebal awan maka kemungknan terjadinya hujan akan semakin besar.

Saya jadi penasaran! Kok, bentuk awan bisa berbeda-beda ya? Ternyata, bentuk awan yang terlihat berbeda dipengaruhi oleh kandungan uap air dan kecepatan angin yang berbeda-beda pula. Hal itu membuat awan sangat fleksibel untuk berubah bentuk. Bentuk-bentuk awan yang terlihat di langit dapat dijadikan acuan kondisi cuaca yang sedang terjadi dan memprediksi kondisi cuaca yang akan terjadi atau prakiraan cuaca.

Tanya #BMKG memberikan penjelasan tentang awan. Ada banyak tipe awan yang biasa kita lihat di langit. Awan-awan tersebut dibedakan menjadi 10 jenis, yaitu awan Stratus, awan Altostratus, awan Nimbostratus, awan Cirrostratus, awan Cumulus, awan Stratocumulus, awan Altocumulus, awan Cirrocumulus, awan Cumulonimbus, dan awan Cirrus. Sedangkan dari ketinggiannya, awan bisa dibedakan menjadi awan rendah, awan menengah, dan awan tinggi.

Kalau kita perhatikan dengan seksama, ada dua bentuk utama dari awan. Yang pertama, awan yang berbentuk bergumpal seperti bunga kol. Yang kedua, awan yang berbentuk berlapis-lapis seperti kabut. Bentuk berlapis-lapis ini disebut strato.

Awan stratus muncul di ketinggian rendah. Jika terjadi gerimis maka disebabkan oleh awan ini. Awan stratus yang ada di lapisan menengah disebut altostratus karena posisinya yang lebih tinggi. Awan altostratus ini biasanya yang menyebabkan hujan dalam skala luas. Awan ini bisa berkembang menjadi awan jenis lain di lapisan bawahnya yang bisa menyebabkan hujan lebat. Awan ini disebut awan nimbostratus. Awan cirrostratus merupakan awan yang sangat tinggi berbentuk seperti serabut yang terdiri dari kristal es atau butir-butir es. Awan ini bisa membuat fenomena hallo akibat kristal es yang merefleksikan cahaya di sekitar matahari dan bulan.

Awan cumulus yaitu awan yang berbentuk seperti bunga kol yang berada di lapisan rendah. Awan rendah yang bentuknya gabungan dari awan cumulo dan strato disebut awan stratocumulus. Awan cumulus yang berada di lapisan menengah yang berukuran lebih kecil disebut altocumulus. Awan yang berada pada lapisan yang lebih tinggi dengan ukuran yang lebih kecil lagi disebut awan cirrocumulus.

Awan cumulus bisa menimbulkan hujan yang intens atau hujan lebat dalam waktu singkat. Kadangkala awan cumulus dapat menyebabkan hujan di suatu wilayah tetapi dalam jangkauan ratusan meter hujan sudah tidak terjadi. Hal itu biasa disebut dengan hujan lokal.

Awan cumulonimbus merupakan awan yang paling besar. Awan ini terbentuk pada lapisan rendah namun bisa tumbuh dan berkembang hingga ke lapisan tinggi. Awan inilah yang bisa menimbulkan petir dan kilat sehingga sangat berbahaya khususnya dalam dunia penerbangan.

Yang terakhir, yaitu awan tinggi berbentuk tipis seperti gula-gula kapas yang disebut dengan awan cirrus. Awan ini terbentuk dari kristal-kristal es yang puncaknya bergerak sangat cepat.

Ternyata awan ada banyak jenisnya. Kalau begitu tidak mengherankan jika awan yang saya lihat di balik jendela pesawat sangat beraneka ragam. Penerbangan selanjutnya saya siap melihat awan lagi, asal bukan si cumulonimbus!

Kalau mau mendapatkan informasi lebih jelas silakan langsung klik tautan ini ya. https://youtu.be/dDueWjbPJS8

***RN***

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mengingatkan pada pelajaran geografi semasa SMA. Ilmu yang sudah terasa samar, kini jelas kembali. Tentang jenis-jenis awan yang menakjubkan. Terimakasih ibu Nina. Ditunggu ilmu-ilmu lainnya.

18 Nov
Balas

Alhamdulilah jika bermanfaat. Terima kasih sudah singgah bunda. Salam literasi!

19 Nov

Wah jadi semakin faham ni tentang awan.Trims bu Nina Nursuhaniah.Insya Allah aku mau liat juga Awan seperti ibu ..dari jendela pesawat hee..

18 Nov
Balas

Terima kasih sudah berkenan membaca ya bunda. Semoga sukses terus.

19 Nov



search

New Post