Nina Nursuhaniah

Mother, teacher, books lover, moviegoer, and traveller wanna be.... ...

Selengkapnya
Navigasi Web
LITERASI TANPA PIALA

LITERASI TANPA PIALA

Di Indonesia, hobi membaca tidaklah populer. Hal tersebut dikarenakan tingkat keterbacaan masyarakat Indonesia masih di bawah rata-rata. Pernyataan tersebut sejalan dengan hasil survey yang dikeluarkan oleh PISA (Programme for International Student Assessment) pada tahun 2018. Menurut hasil PISA, kemampuan membaca/literasi siswa Indonesia usia Sekolah Menengah Atas (SMA) berada di urutan ke 75 dari 80 negara yang disurvey. Selanjutnya, hasil penelitian yang dikeluarkan oleh Kajian Perpustakaan Nasional pada tahun 2015 menunjukkan hasil yang juga memprihatinkan yaitu minat membaca masyarakat Indonesia berada di kategori rendah (25,1%).

Sebagai guru Bahasa, saya tentu saja ingin berkontribusi demi meningkatkan minat membaca para siswa yang saya ajar. Usaha saya tempuh memang tak mudah apalagi jika mereka sudah skeptis dengan yang namanya membaca. Survey yang saya lakukan kecil-kecilan sebelum memulai pembelajaran sudah memberikan jawabannya. Dari 12 kelas yang saya ajar, siswa yang mempunyai hobi membaca paling banyak hanya tujuh orang per kelas. Itupun setelah diberikan pertanyaan stimulus bahwa literasi tak melulu membaca buku. Jika pertanyaan lanjutan diajukan, misalnya “Apakah kalian mempunyai buku bacaan di rumah?”

Maka realitanya akan semakin memprihatinkan. Siswa yang mengacungkan tangan makin berkurang. Berdasarkan fenomena tersebut maka tercetuslah ide untuk memfasilitasi para siswa agar lebih mudah untuk membaca dengan menyediakan buku- bacaan yang dekat dengan mereka, yang rasanya berbeda dengan perpustakaan. Maka sejak tujuh tahun lalu saya memutuskan untuk membawa beberapa buku koleksi pribadi ke sekolah agar para siswa dapat meminjamnya. Saya ingin menebarkan virus membaca kepada para siswa melalui buku-buku yang belum mereka baca di perpustakaan. Alhamdulillah, para siswa sangat antusias. Sepulang sekolah, mereka antri untuk mendapatkan buku incarannya.

Ada sekitar 50 buku yang saya bawa ke sekolah. Buku-buku yang sudah saya sortir readability untuk usia 15-18 tahun. Para siswa biasanya akan tertarik untuk membaca dan meminjam jika saya sudah me-review atau menceritakan sebagian isi dari buku tersebut di sela-sela pembelajaran atau 15 menit sebelum pembelajaran. Buku-buku yang saya sediakan untuk dipinjam para siswa di antaranya karya Andrea Hirata, A. Fuadi, Asma Nadia, Habiburahman Elsirazi, Pidi Baiq, Ustadz Solmed, dll.

Sebagian besar para siswa ternyata belum mengenal novel Laskar Pelangi yang dijadikan rujukan novel sastra dan sudah diterjemahkan ke lebih dari 25 bahasa di dunia. Mereka belum mengenal siapa Ikal, Harun, Lintang, dkk yang bersekolah di SD Muhammadiyah Gantong yang mempunyai guru sehebat Ibu Mus. Mereka belum pernah merasakan sensasi membaca kisah berliku yang dilalui Ikal dalam mewujudkan mimpi-mimpinya hingga ke universitas Sorbone, Perancis!

Aku selalu merasa luar biasa ketika membaca. Walaupun aku tumbuh di sebuah desa, yang baru ada listrik di tahun 2000-an, tetapi sekolah dasarku mempunyai perpustakaan yang sangat keren. Buku-buku terbitan Balai Pustaka selalu menemani istirahatku. Cerita Lima Sekawan yang sangat nge-hits pada saat itu sangat akrab dalam imajinasiku.

Dari kesukaanku pada membaca, memang belum kudapatkan prestasi yang pialanya dapat kugenggam dan sertifikatnya dapat kupajangkan di media sosial. Tetapi hal-hal yang telah kulakukan dan kudapatkan hingga kini, aku anggap sebagai prestasi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online, prestasi merukan kata benda yang berarti hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya). Pengertian prestasi (achievement) menurut Oxford dictionary online mempunyai arti yang hampir sama, yaitu “a thing that somebody has done successfully, especially using their own effort and skill the act or process of achieving something.”

Jika merujuk pada kedua pengertian di atas, maka prestasi memang tak melulu diukur dengan piala, sertifikat, dan penghargaan yang diberikan secara simbolis. Pencapaian yang telah dilakukan atau suatu keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang dapat juga dikategorikan sebagai sebuah prestasi. Membuat siswa antusias meminjam dan membaca buku, kuanggap prestasi. Saya merasa bahagia dan bangga karena dapat membuat para siswa menyukai membaca. Mendengar mereka mengatakan, “Aku dulu, aku dulu, yang mau pinjam,” membuatku tersenyum tiga senti ke kiri dan tiga senti ke kanan, saking bahagianya!

Menulis di blog pribadi maupun Gurusiana, aku anggap sebuah prestasi karena menulis yang katanya tak sulit ternyata tak mampu dilakukan oleh semua guru. Mempunyai lima buah buku antologi, aku anggap prestasi karena hanya sebagian kecil guru yang dapat melakukannya. Menemukan namaku bertengger sebagai pemenang lomba bulanan di Gurusiana merupakan prestasi luar biasa buatku. Begitupun ketika aku mampu menulis hingga menerbitkan sebuah buku solo, aku anggap prestasi membanggakan. Mengikuti Writing Camp dari Gurusiana, workshop kepenulisan Tere Liye dan Asma Nadia yang berbayar, tentu saja aku anggap prestasi karena terasa lebih mahal dari harga tas Fjallraven yang kubeli.

Oh iya, shopping sekeranjang buku original alias bukan bajakan, itupun aku anggap prestasi karena beberapa rekanku lebih memilih nongkrong cantik di Starb*** daripada shopping di toko buku! Menjadi ketua tim Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang tak diberi honor (ups, hehe) merupakan prestasi sekaligus hal membahagiakan bagiku karena dapat berbagi tentang indahnya literasi di berbagai kesempatan walaupun masih lingkup sekolah. Sepertinya aku tak akan berhenti cinta literasi walapun prestasi yang kudapatkan tanpa piagam dan piala!

***RN***

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Masyaallah... terima kasih sudah berkenan membaca. Salam literasi..

10 Sep
Balas

Masya Allah..luar biasa Bunda...sukses selalu

10 Sep
Balas

Ibu, tulisannya sangat inspiratif. Saya suka sekali. Begitulah kenyataannya sangat sulit untuk mengajak membaca siswa.

10 Sep
Balas

Betul bund, harus sering-sering mengajak dan memberi contoh. Terima kasih sudah berkenan membaca

10 Sep

Keren ulasannya dan informatif bunda Nina, saya hobi baca dari kecil tetapi anak-anak tidak ada yang menurun. Semoga sukses selalu

10 Sep
Balas

InsyaAllah jika terus diberi contoh, mereka akan hobi baca juga bunda... semangat terus

11 Sep

Mantap meski godaan shoping lebih banyak pilihan

10 Sep
Balas

Betul Bund, hehe

10 Sep

Ulasan ynabf inspiratif,keren Bu Nina Nursuhaniah. Sukses selalu

10 Sep
Balas

MasyaAllah, senangnya dikunjungi penulis beken. Terima kasih berkenan membaca Pak. Salam sukses!

10 Sep



search

New Post