Nina Nursuhaniah

Mother, teacher, books lover, moviegoer, and traveller wanna be.... ...

Selengkapnya
Navigasi Web
MENJEMPUT RINDU

MENJEMPUT RINDU

Apakah tahun ini Anda mudik? Menurut hasil survei Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan bersama sejumlah akademisi, jumlah pemudik tahun 2025 turun sebanyak 24,34% dari 193,6 juta orang tahun lalu, menjadi 146,48 juta orang. Penurunan tersebut disinyalir dikarenakan beberapa faktor terkait keadaan ekonomi Indonesia yang sedang tidak baik-baik saja. Menurut beberapa sumber, daya beli masyaratakat Indonesia sedang mengalami penurunan disebabkan deflasi, terjadi banyak pemutusan gelombang kerja atau PHK di beberapa sektor, dll sehingga roda perekonomian bergulir lambat.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online, mudik berarti pulang ke kampung halaman. Mudik biasanya dilakukan setahun sekali, yakni menjelang atau setelah Idulfitri. Daerah yang paling banyak dituju oleh pemudik didominasi oleh daerah-daerah yang berada di Jawa Tengah, Jawa Tengah, Jawa Barat, Lampung, hingga Sumatera Utara. Selain itu, menurut Antonius Purwanto dalam Kompas.id, mudik bagi masyarakat Indonesia menjadi semacam ritual sosial, yakni penanda pergerakan jutaan manusia dari pusat-pusat ekonomi tempat mereka mengais rezeki menuju tanah kelahiran untuk sementara waktu.

Aku setuju dengan pernyataan jika mudik tak melulu pulang ke kampung halaman. Buatku mudik memiliki banyak makna. Selain sebagai momen indah untuk bersilaturahmi, mudik akan menjadi waktu yang tepat untuk berbagi rezeki dengan sanak saudara. Tentu saja dengan bumbu perjuangan sukses ataupun sebaliknya dalam pencapaiannya. Mudik pun menjadi waktu yang paling tepat untuk meromantisasi perjalanan dan kisah masa kecil dengan handai taulan di kampung halaman.

Perjalanan mudik selalu sarat dengan perjuangan. Bagi kalangan atas, mudik is a piece of cake. Tetapi bagi kaum menengah bawah, mudik menjadi tantangan tersendiri karena membutuhkan sejumlah nominal yang tak sedikit. Belum lagi kemacetan. Beberapa teman yang mudik lintas pulau, harus menghabiskan puluhan jam di perjalanan karena terjebak kemacetan. Selain menguras energi, mudik pun biasanya menguji emosi hingga mental para pemudik.

Bagiku yang mudiknya hanya memakan waktu perjalanan sekitar lima jam, tentu saja harus lebih bersykur jika dibandingkan dengan kisah teman-teman lainnya. Aku tak perlu masuk keluar gerbang tol dan aku tak menghabiskan puluhan jam untuk berdansa dengan macet. Aku hanya harus melewati jalan yang rusak, sekitar 25 km, di perjalanan mendekati tempat tinggal orang tuaku. Biasanya aku jadikan hiburan karena tubuhku dan penumpang mobil akan berguncang-guncang ketika melewati jalan yang rusak tersebut.

Ah, mudik memang selalu penuh dengan kenangan. Aku selalu menantikannya setiap tahun. Alhamdulillah, hari ini sudah tiba di rumah asal setelah kemarin mudik selama tiga hari. InsyaAllah perjalanan mudik tahun ini banyak membawa kebaikan. Semoga Allah memberikan kesehatan, umur yang barokah, dan rezeki yang berlimpah sehingga bertemu dengan Ramadan tahun depan dengan mudiknya. Aamiin ya rabbal alamin.

***RN*

#KisahMudik

#Ramadan1446H

Referensi:

https://www.kompas.id/artikel/mencermati-penyebab-dan-dampak-penurunan-pemudik-lebaran-2025

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post