Aku melihatnya sudah berada di ruang guru. Keningku sedikit mengernyit.

“Tumben, dia datang sepagi ini,” ucapku dalam hati. Biasanya dia sering datang terlambat. Mulai dari 30 menit hingga satu jam pelajaran, 45 menit. Diapun terkenal juga sering izin. Tapi baguslah, berangkali dia sudah menyadari kealfaannya jika masuk terlambat ataupun serting izin dapat merugikan peserta didik.

Beberapa menit kemudian, kulihat langkah kakinya yang mantap dengan buku bacaan di tangan menuju ke kelasnya. Padahal bel masuk jam pertama belum berbunyi.

“Wah, makin mantap nih,” pikirku kemudian.

Dia terlihat bersemangat.

Tak berapa lama, bel pertama pun berbunyi. Aku bergegas menyiapkan buku bacaan dan administrasi mengajar untuk kelas XII. Karena hari ini Rabu, jadi 15 menit di awal pembelajaran akan digunakan untuk kegiatan Rabu Literasi. Hari ini aku ada jadwal di kelas XII IPA 2.

Well, I love teaching in the morning. Rasanya semangat jika mengajar di pagi hari. Alhamdulillah anak-anak pun sudah duduk di bangkunya masing-masing dengan buku dalam genggaman. Setelah berdoa, aku memberikan waktu selama 15 menit untuk membaca. Setelah itu aka nada satu orang yang akan berbagi bacaan atau mereview buku yang dibacanya di depan kelas.

Waktu menunjukkan pukul 07.30 WIB ketika pintu kelas ada yang mengetuk. Ternyata petugas piket yang memberitahukan jika ada tamu yang menungguku di ruang waki kepala sekolah. Aku pun mengucapkan terima kasih dan menjawab jika tamu diminta menunggu dulu sambil aku memberikan instruksi pembelajaran terlebih dahulu.

Setelah selesai, aku langsung menuju ke ruang wakasek. Ternyata ada dia. Terdengar jika dia sedang meminta izin kepada bagian kurikulum.

“Bu, saya izin mengantar kegiatan anak, nanti balik lagi ke sekolah.”

Hmmm…. ternyata dia datang pagi-pagi bukan sudah berubah, bukan sudah sadar atas kealfaannya, bukan pula sedang bersemangat, tetapi mau izin lagi. Aku hanya dapat mengucap istighfar di dalam hati sambil kuucapkan salam kepada tamu yang sedang menungguku.

#CeritaNina