Nina Wahyu Piramita

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Konsep, Cakupan, dan Relasi Pragmatik dengan Ilmu Lain

Konsep, Cakupan, dan Relasi Pragmatik dengan Ilmu Lain

Konsep dan Cakupan Pragmatik apabila aliran-aliran pragmatik disintesiskaan, ambang prinsipnya pragmatik mencangkup tiga kata kunci, yaitu studi, maksud, dan perkataan atau tuturan. “Studi” menunjukkan sebuah kajian atau cabang linguistik. “Maksud” menunjukkan apa yang dimaui atau diingini penutur dalam tuturannya. Apa yang diingini bisa dibangun melalui pengombinasian maknal perkataan menggunakan informasi tambahan atau informasi ekstralinguistik yang tersedia dalam konteks. “Tuturan” menunjukkan satuan bahasa di atas kalimat yang melukiskan tindak tutur tertentu, misalnya tuturan berpagar (hedging utterances), hibrida, atau oratio obliqua yang melukiskan tindak direktif. Satu tuturan direktif mengandung satu kalimat deklaratif, interogatif, imperatif, aliansi kalimat sejenis, atau aliansi kalimat berbeda jenis.

Konsep yang lebih lengkap dikemukakan oleh Glanberg (2005) dan Ariel (2008) bahwa pragmatik adalah studi tentang sesuatu yang lebih dari (beyond) apa yang dimaksud penutur melalui tuturannya karena tersedia informasi tambahan (extrainformation) bagian dalam konteks. Berkebalikan dengan konsep diatas, Griffith (2006) mengemukakan konsep sempit bahwa pragmatik adalah studi tentang makna tuturan. “Makna” dalam konsep Griffith adalah “maksud” menurut ahli lain. Sejalan dengan konsep-konsep tersebut, pakar pragmatik mengemukakan bahwa cakupan pragmatik melingkupi bagian-bagian yang berkaitan dengan tiga kunci di depan. Hal-hal tersebut terdiri atas dua kategori, yaitu wajib dan tambahan. Sebagai contoh, tindak tutur, prinsip percakapan, implikatur, dan deiksis merupakan cakupan wajib, sedangkan postulat pragmatik dan performatif merupakan cakupan tambahan.

Tindak tutur yaitu kegiatan menyampaikan maksud atau sesuatu melalui tuturan. Prinsip Kesantunan. Implikatur yaitu makna terselubung atau informasi bawaan implisit dalam tuturan. Deiksis yaitu pengacuan melalui indeksikal (ungkapan deiktis) dengan acuan yang berubah-ubah, berpindah-pindah, atau berganti-ganti. Referensi dan Inferensi Referensi (dan atribut) yaitu merupakan acuan nomina dalam tuturan melalui penggunaan ekspresi-ekspresi beracuan (referring expressions). Presuposisi dan Pengekoran (entailment) praanggapan atau presuposisi yaitu anggapan penutur bahwa informasi tertentu sudah diketahui oleh petutur. Struktur percakapan dan struktur preferensi percakapan memiliki struktur khas yang berupa rangkaian otomatis yang berpasangan (Yule, 1983). Contohnya yaitu seseorang bertanya dan yang lain menjawab. Struktur preferensi (pilihan) ialah struktur yang memberikan alternasi respons (Yule, 1983). Performatif Performatif, sejalan dengan pemikiran Leech (1983), berkaitan dengan hubungan antara kata kerja utama dalam tuturan dan tindakan yang tecermin pada kata kerja tersebut. Postulat pragmatik yaitu asumsi yang mendasari pemikiran, pernyataan, atau teori. Istilah postulat pragmatik digunakan oleh Leech (1983) sebagai dasar pemikiran, pernyataan, atau teorinya. Formalisme dan fungsionalisme perbedaan formalism dan fungsionalisme, sesuai dengan pandangan Leech (1983), tampak dari pilahan berikut.

Formalisme

1. Bahasa merupakan fenomena mental.

2. Kesemestaan bahasa diturunkan dari warisan linguistik genetik yang dimiliki spesies manusia.

3. Pemerolehan bahasa oleh anak-anak didasarkan pada kemampuan alami manusia untuk belajar.

4. Bahasa dikaji sebagai sistem yang otonom.

Fungsionalisme

1. Bahasa merupakan suatu fenomena kemasyarakatan.

2. Kesemestaan bahasa berasal dari kesemestaan yang ada dalam penggunaan bahasa di dalam kemasyarakatan.

3. Pemerolehan bahasa didasarkan pada perkembangan kebutuhan dan kemampuan komunikasi pada anak di masyarakat.

4. Bahasa dikaji sebagai sistem yang berhubungan dengan fungsi sosialnya.

Relasi Pragmatik dengan Ilmu Lain

Relasi Pragmatik dengan Semantik

Yaitu keduanya disebut bagian dalam buku-buku pragmatik. Mungkin penyebabnya adalah masyarakat yang menyamakan makna “makna” (meaning) dengan “maksud” (intention) seperti yang sering kali tampak di dalam konsep bahwa pragmatik adalah uraian mengenai maksud dan tuturan.

Relasi Pragmatik dengan Sintaksis

Terlepas dari perbedaan konsep pembelajaran sintaksis versi Griffith dan Cruz, Ariel (2008) berpendapat bahwa satuan bahasa yang dipelajari dalam sintaksis tidak dimotivasi oleh aspek- konteks (bukan motivasional atau ekstralinguistik), sedangkan pragmatik lebih menekankan perannya konteks

Relasi Pragmatik dengan Pengajaran Bahasa

Pragmatik tidak hanya berkaitan dengan semantik dan sintaksis, tetapi juga dengan pengajaran bahasa. Hubungan ini terutama terbukti setelah penerapan program pendidikan pada tahun 1984. Belakangan, strukturalisme dalam pengajaran bahasa direduksi dan materi pragmatis diindikasikan di setiap bab mata pelajaran bahasa Indonesia.

Daftar Rujukan

Suhartono.2020.Pragmatik Konteks Indonesia.Gresik:Penerbit Graniti.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Materinya sangat menarik dan menambah wawasan saya tentang pragmatik

18 Apr
Balas

Artikel menarik dan mudah untuk dipahami.

18 Apr
Balas

terimakasih kak, materi yang disampaikan sangat bermanfaat

11:14
Balas

Materinya sangat membantu terimakasih

18 Apr
Balas

Terimakasih kak materinya sangat membatu

18 Apr
Balas

Sangat bermanfaat

10:30
Balas

Sangat bermanfaat

10:30
Balas



search

New Post