Sri Rahayu Ningsih

Menulis adalah usaha memperpanjang usia...

Selengkapnya
Navigasi Web
Bukan ke Undangan Mantan

Bukan ke Undangan Mantan

"Ning, Aku duluan ya. Kamu kelamaan"

"Iya, mangga, Aku nanti saja di waktu yang tepat dengan orang yang tidak salah"

Genap usiaku sudah jalan 23th 6 bulan. Sepanjang perjalanannya, banyak cerita penuh geregetan dan penuh ujian untuk sang hati. Mulai dari sahabat sendiri, hingga orang yang hanya direspon dengan diam sekalipun. Akhirnya mereka telah menemukan pasangannya jua. Tapi satu hal yang belum pernah ku alami, menghadiri undangan mantan. Sekalipun tidak pernah. Alhamdulillah 🤲🏻👏🏻

Dulu pernah berteman baik saat sekolah. Tidak terlalu dekat sih. Cuma berkomunikasi biasa saja. Bertanya tugas. Sesekali bareng sholat Dhuha sebelum masuk kelas. Dari awal kelas satu SMA sampai kelas tiga. Komunikasi datar saja. Tidak berani apa-apa. Meski melalui teman dekat ia mengaku suka aku. Tapi apa yang bisa diperbuat. Karna setelah lulus SMA saya harus kuliah. Sudah mendapatkan kursi di universitas negeri melalui jalur SNMPTN. Artinya perjalanan menuntut ilmu masih panjang.

Dulu juga tidak mengerti urusan kekeluargaan. Meskipun seandainya ada yang siap, tetap saja saya tidak bisa menikah. Maka tidak kepikiran untuk menerima hubungan apapun. Buat apa coba. Belum bisa.

Keadaan ini terus berlangsung hingga mendekati tahun 2018 kemarin. Hampir selesai kuliah di sebuah lembaga bahasa Arab dengan usia memasuki 21 akhir. Pesan singkat penuh nekat sudah banyak masuk. Seingat saya ada dua dengan bunyi yang sama.

'ukhty, ana mau melamar Ukhty, bolehkah ana tau dimana alamat orangtua Ukhty?'

Saya melongo. Bingung mau dijawab apa. Masih ada pertimbangan sih jangan2 jodoh saya. Tapi.., Laah.. saya masih mau belajar.. belum selesai. 😩😔😕 Dilema pastinya. Dan di samping itu saya sendiri masih belum paham2 urusan kekeluargaan. 🤭

Di saat yang bersamaan ada yang mau khitbah. Nikah sambil kuliah di Mesir. Semangat memuncak. Mau. 😆😅 Tapi,,, ketika ikut seleksi melalui test kemenag saya termasuk salah satu dari 700 peserta yang tidak lulus. Dan.. yang bersangkutan juga tidak kunjung nazhor. Boro2 mau khitbah ya. Nazhor aja kaga. 😆 Tidak apa-apa lah. Mungkin Allah masih punya jalan lain yang terbaik.

Alhasil 2018 mendaftar mahasiswa baru di program studi hukum keluarga Islam UMSB (kampus tetangga). Dan beginilah kehidupannya hari ini. Punya IPK 4.0 (sekarang 3.8 sih. Turun 😥). Punya seseorang yang in sya Allah nanti namanya jadi suami. Punya buku Al-Mahabbah. Punya dekan fakultas yang juga merupakan dosen pembimbing PA. Punya sertifikat kelas menulis dan kelas Editor. Punya rasa syukur menyibak rahasia Allah dibalik ujian.

Alhamdulillah. Bukan ke Undangan Mantan. Selamat 23 Tahun 6 bulanku. 😍

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post