Menari Di Atas Kertas

Mengapa Saya Harus Menulis

Kegemaran menulis sudah ada sejak saya masih di bangku SMP, namun hal itu terhenti ketika ibu meminta untuk melanjutkan jualan dagangannya. Waktu tenaga dan fikiran di curahkan untuk sekolah dan membantu ibu. Ketika malam tiba ingin jari – jari ini menari di atas kertas namun badan tak sanggup karena lelah. Berjalannya waktu keinginan menulis pun luntur dan hilang tanpa bekas.

Setelah bertahun – tahun keinginan untuk menulispun sirna dari hati ini. Suatu masa dimana Allah memberi kesempatan kepada saya untuk mengikuti Pemilihan guru Berprestasi Tahun 2017 , mencoba kembali memulai menulis sungguh luar biasa sulitnya untuk menuangkan segala ide dan gagasan berbeda saat masih SMP dulu. Mencoba dan mencoba kembali untuk membangkitkan rasa cinta menulis amatlah susah, berkali mencoba dan mencoba lagi pada akhirnya pun jadi.

Dalam perjalanan menuju sebuah tulisan berlinang airmata, ada rasa kecewa dan menyesal mengapa rasa suka menulis yang telah terbangun harus kita biarkan pergi begitu saja. Menulis teman curhat tanpa salah, menulis teman dengar tanpa bosan, menulis teman setia tanpa pamrih. Menulis sebuah ungkapan rasa dan karya pribadi yang mampu menampung segala duka lara dan bahagia yang kita alami .

Betapa pentingnya kita menulis sebagai warisan bagi diri kita anak – anak kita maupun orang lain. Dengan tulisan kita mungkin ada pengalaman yang sama dirasakan orang lain. Dengan menulis mungkin orang lain butuh pengalaman kita. Dengan menulis mungkin orang lain akan mengenal kita. Dengan menulis akan mampu mengubah kita menjadi lebih baik lagi.

Sebagai langkah awal saya memulai menulis saya akan berusaha untuk mencintai menulis apapun rintangan, kendala, dan hambatan akan saya hilangkan hingga belenggu untuk malas menulis dengan segala alasan segera hilang dalam hidup saya.

Selalu berharap agar Allah menanamkan rasa cinta menulis dengan segala niat tulus yang menghasilkan karya mutu yang terbaik bagi diri saya ,sehingga terbaik dipersembahkan bagi orang lain pula.

Kata akhir dalam tulisan ini, akan saya wariskan kepada keluarga, anak didik saya untuk senang menulis dan gemar menulis.

Menulis itu asyik

Menulis itu indah

Menulis itu damai

Menulis itu buah karya