Menanti THR
Menanti THR
Setiap tahun umat muslim merayakan dua kali hari raya besar agama Islam. Mereka merayakan hari Raya Idul Adha dan hari Raya Idul Fitri. Kedua perayaan hari raya tersebut tentu disambut dengan cara berbeda. Mereka menyambut hari Raya Idul Adha dengan membeli hewan qurban. Sementara menyambut datangnya hari raya Idul Fitri, mereka akan melaksanakan puasa Ramadan. Tak hanya itu, demi menyambut hari raya Idul Fitri berbagai kegiatan pun dilakukan. Mulai dari mudik ke kampung halaman, bersih-bersih rumah, membeli kue, dan baju lebaran. Bahkan, biasanya lebaran itu identik dengan memberi amplop. Hal ini juga dilakukan oleh keluarga Pak Arta.
Berbeda dengan lebaran tahun sebelumnya, lebaran tahun ini umat muslim harus menelan pahit akibat kedatangan virus Corona. Meskipun demikian, Pak Arta dan keluarga tetap mempersiapkan kue lebaran. Kala itu, matahari kembali ke peraduan berganti sinar terang sang rembulan.Terdengar suara takbir berkumandang menandakan esok telah datang bulan Syawal. Dinda, putri sulung Pak Arta membantu ibunya memasukkan kue ke dalam toples dan menata di atas meja. Selesai menyiapkan kue lebaran, Dinda duduk bersantai dengan ibunya. Tiba-tiba, Pak Arta mengajak Dinda dan istrinya berfoto. Pak Arta tersenyum melihat hasil foto itu. Ia pun mengedit foto keluarganya dengan memberi tulisan "Selamat Hari Raya Idul Fitri". Mereka pun berbincang soal rencana perayaan lebaran esok hari. Di tengah perbincangan, Bu Arta memberitahu bahwa lebaran tahun ini tidak boleh silaturahmi ke luar kota, ke rumah saudara apalagi rumah tetangga. Mengetahui hal itu Pak Arta pun berencana melakukan lebaran di rumah saja.
Keesokan harinya, Pak Arta mengirimkan foto yang semalam diberi tulisan "Selamat Hari Raya Idul Fitri" kepada sanak saudara, rekan kerja, dan tetangga via Whatsapp. Semua membalas ucapan selamat lebaran Pak Arta dengan berbagai komentar. Ada yang mengucapkan salam kembali, ada yang menanyakan kabar keluarga Pak Arta, dan ada juga yang minta THR (Tunjangan Hari Raya) pada Pak Arta. Dengan santai Pak Arta pun membalas, "Saya kan sudah memberi THR di kalimat pada foto tadi. Kalau tidak ada THR nanti tulisannya menjadi Selama Ari Aya Idul Fitri". Mengetahui balasan Pak Arta, sontak Dinda dan ibunya mengernyitkan dahi.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
He..he...he...keren
Terima kasih Bu.. masih belajar ini
Keren bunda... Salam literasi
Terima kasih Bunda.. masih proses belajar. Salam Literasi!!
Keren bunda... Salam literasi
Keren bunda... Salam literasi
Hahaha... Kecelik yg minta THRnya...
Iya Bu.. hehe
Keren pentigrafnya....
Terima kasih Bu.. Salam literasi
Sama saya juga nunggu THR. Tapi tak kunjung datang. katanya lok dun ga bboleh jalan2
Iya Pak.. yg jalan2 corona