Langit tampak jingga sedap dipandang kedua bola mata. Burung bangau berterbangan kembali ke peraduan. Cahaya mentari di batas garis ujung barat cakrawala seolah enggan pergi sehingga melukis senja di angkasa. Dua gadis, Mita dan Tasya sedang berjalan menuju ke rumah salah satu teman sekolah mereka. Jabrik, namanya. Mereka teman sekelas sekaligus teman sepermainan. Oleh sebab itu, tak jarang mereka biasanya mengerjakan tugas dan bermain bersama. Sesampainya di rumah Jabrik, Mita dan Tasya menyapa ayah Jabrik yang sedang duduk bersantai di beranda. Mereka menanyakan apakah Jabrik ada di rumah. Ayahnya pun menjawab jika Jabrik sedang sibuk.  Karena penasaran, mereka pun bertanya kembali kesibukkan apa yang dilakukan Jabrik. Sepengetahuan mereka, Jabrik anak yang sangat santai dan tidak pernah merasa sibuk meskipun banyak tugas dari sekolah. Ayah Jabrik pun menjelaskan bahwa Jabrik sedang sibuk menggambar pulau. Mengetahui penjelasan ayah Jabrik, Mita dan Tasya kebingungan. Menurut mereka tidak ada tugas menggambar pulau dari sekolah. Rasa penasaran mereka semakin dalam. Oleh sebab itu, mereka disuruh ayah Jabrik untuk menemui Jabrik langsung. Akhirnya, mereka diantar ayah Jabrik menuju ruang keluarga. Betapa terkejut mereka melihat Jabrik yang sedang sibuk menggambar pulau di atas kasur.