# Sekeping Perak Menunggu Cinta #

Udara mendung sejak siang itu, tapi Ina tetap berkemas untuk berangkat latihan menari. Maklumlah, bukan hanya latihan itu yang membuatnya bersemangat, tapi pasangan menarinya yang sudah beberapa bulan ini mengisi hatinya. Dani bukan sekedar teman beradu dalam tarian. Pemuda tampan yang menurutnya sangat baik hati ini begitu membuatnya tergila gila. Ia hanyalah pemuda kebanyakan yang bukan keturunan seorang hartawan atau seorang yang memiliki derajat dan kedudukan tinggi.Berbeda dengan Ina sang puteri seorang berdarah biru, dan memiliki harta berlimpah. Namun penampilan Dani yang sederhana dan santun, begitu menarik hati Ina.

"Ina, mendung begitu gelap, mbok ya nggak usah latihan menari," tegur bu Harjo, ibunya yang mengikuti dibelakangnya begitu Ina membuka pintu depan.

"Nggak bu, nanti Ina ketinggalan, trus nggak bisa mengikuti ajaran sore ini, padahal bulan depan sudah harus berani di pentaskan," sanggah Ina sambil melongok kearah jalan, seakan ada yang sedang ditunggunya. "Kalau begitu jangan berangkat sendiri, suruh pak Udin mengantar kamu," kata bu Harjo lagi.

"Nggak usah bu, sungkan sama teman2 kalau Ina diantar pakai mobil, nanti dikira sombong."

"Ya bukan begitu nduk, memang cuacanya yang lagi nggak bagus, apa salahnya diantar mobil."

"Enggak bu, biar Ina naik gojek saja saja. " Sementara itu terdengar suara sepeda motor berhenti diluar gerbang. Ina mencium tangan ibunya lalu berjalan kearah gerbang.

"Bocah kok ngeyel," gerutu bu Harjo sambil memandangi punggung anak gadisnya. "Ina jadi berangkat?" tiba2 pak Harjo sudah berdiri dibelakang bu Harjo.

"Bapak... tadi ibu kira bapak masih tidur, jadi ibu biarkan Ina pergi tanpa pamit sama bapak."

Bapaknya agak marah karena melihat Ina berangkat sendirian tanpa di temani sang supir, PakHarjo pun menegur istrinya, karena Ina adalah anak semata wayangnya. Jadi kemana - mana dibatasi dan harus dengan supir.

Memang benar, bukan ojek online yang mengantar Ina, tapi Dani. Dani selalu menunggunya diujung jalan setiap kali menjemput Ina, Ina yang memintanya karena ia tau ayahnya nggak suka dengan dirinya berduaan dengan Dani. Tapi sampai ditempat latihan itu tampak sepi. Rupanya baik guru maupun teman- temennya enggan datang karena mendung begitu tebal, dan sudah bisa dipastikan hujan akan turun.Hanya ada tiga atau empat siswa tari yang masih duduk disebuah bangku dibawah pohon tanjung yang rindang, Dan Ina pun sangat senang bisa berduaan sama Dani namun ia ragu tuk mengatakan cintanya pada Dani. Karena Dani juga orangnya pendiam, tapi hati Dani pun berbunga bunga bisa bersanding dengan anak orang kaya, dan bisa dimanfaatkan pikir Dani. Inilah sekeping perak menunggu cinta dan Dani sangat bahagia, dengan senyum kecutnya ia memandang Ina yang menghampirinya, dan mengajaknya tuk pulang serta mereka bergegas tuk pulang saja walau gerimis telah datang.

# Tantangan gurusiana ke 161#

*Limpung, 10 September 2020*