السلام عليكم ورحمة الله بركاته

*PAMER SHOLAT DI MEDIA..*

Ada fenomena yang memprihatinkan belakangan ini yakni banyak umat Islam yang menulis update status berisi kegiatan ibadah atau amal kebaikan , sehingga kesannya mereka pamer amal atau ingin mendapatkan pujian dan dibilang shaleh atau ta’at beribadah oleh orang lain.

Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana pandangan Islam sendiri terhadap fenomena ini ?

Lebih jelasnya yuk sama-sama kita baca hadits berikut ..

Dari Abu Sa’id berkata ,

Rasulullah *محمد* SAW bersabda :

أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِمَا هُوَ أَخْوَفُ عَلَيْكُمْ عِنْدِيْ مِنَ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ ، قَالَ قُلْنَا بَلَى ، فَقَالَ : الشِّرْكُ الْخَفِيُّ أَنْ يَقُوْمَ الرَّجُلُ يُصَلِّيْ فَيُزَيِّنُ صَلاَتَهُ لِمَا يَرَى مِنْ نَظَرِ رَجُلٍ

“Maukah aku kabarkan kepada kalian sesuatu yang lebih tersembunyi di sisiku atas kalian daripada Masih ad Dajjal?” Para shahabat menjawab ,“Kami mau,” Lalu Rasulullah *محمد* SAW berkata, yaitu syirkul khafi; yaitu seseorang sholat, lalu ia menghiasi (memperindah) sholatnya, karena ada orang yang memperhatikan sholatnya”.(HR Ibnu Majah, no. 4204 )

Ini adalah perbuatan yang disebut Riya ‘ yaitu adalah melakukan suatu amalan agar orang lain bisa melihatnya kemudian memuji dirinya.

Riya’ termasuk sesuatu perbuatan yang dilarang dalam Islam sebagaimana disampaikan oleh Nabi *محمد* Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Mahmud bin Labid , dimana beliau bersabda:

إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ الشِّرْكُ الأَصْغَرُ الرِّيَاءُ ، يَقُوْلُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِذَا جَزَى النَّاسَ بِأَعْمَالِهِمْ : اذْهَبُوْا إِلَى الَّذِينَ كُنْتُمْ تُرَاؤُوْنَ فِيْ الدُّنْيَا ، فَانْظُرُوْا هَلْ تَجِدُوْنَ عِنْدَهُمْ جَزاَءً ؟!

“Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah *syirik kecil, yaitu riya’. الله SWT* akan mengatakan kepada mereka pada hari Kiamat tatkala memberikan balasan atas amal-amal manusia “Pergilah kepada orang-orang yang kalian berbuat riya’ kepada mereka di dunia. Apakah kalian akan mendapat balasan dari sisi mereka?” ( HR Ahmad 22528 )

Demikianlah saudaraku temanku semoga bermanfaat dan dapat menjadi pengingat bagi kita untuk menjauhi perbuatan Riya’. Aamiin.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته