Nining Suryaningsih

Guru Bahasa Inggris SMP di Bandung Barat ini tak pernah merasa bisa menulis, sampai akhirnya MediaGuru mendongkrak rasa percaya dirinya untuk menghasilkan karya...

Selengkapnya
Navigasi Web
Alih Alih Mengajari, Akulah Yang Diajari Tuk Menggali Potensi....

Alih Alih Mengajari, Akulah Yang Diajari Tuk Menggali Potensi....

Saat dia masuk ke dalam angkot, aku sudah siapkan beberapa kalimat bahasa Inggris yang kuyakin bisa membuka percakapanku dengannya. Perempuan bule itu membawa dua anak. Setelah duduk tepat di hadapanku aku pun mulai SKSD (Sok Kenal Sok Dekat). Aku awali dengan kalimat pembuka tentang anak.

"Oh, how cute they are."

Dia lalu meresponnya. Kalimat-kalimat 'small talk' pun mulai memenuhi bagian belakang angkot yang dihuni hanya oleh kami berempat.

Tak kusangka saat aku baru mengucap beberapa kata dia memuji bahasa Inggrisku.

"Your English is very good."

Awalnya aku GR dan bingung memilih jawaban yang tepat. Tapi aku ingat bahwa respon untuk pujian adalah berterima kasih. Materi ini baru selesai kuajarkan bulan lalu, di kelas 8 tepatnya.

Spontan kujawab, "Thank you."

Untuk menutupi keGRanku aku memperkenalkan diri sebagai guru bahasa Inggris di SMP dekat rumahnya (setelah dia menyebutkan tempat tinggalnya). Dan sepertinya pancinganku tentang profesi guru disanggut olehnya. Dia banyak bertanya tenang dunia guru. Ujung-ujungnya ada kalimat yang dia lontarkan, "Teaching is very hard, right?"

Aku terdiam sejenak. Buatku kata 'hard' memiliki kesan sedikit negatif. Lantas aku segera merespon.

"I think it is not hard. It is challenging."

Sebenarnya kata 'hard' bisa saja aku iyakan. Tapi aku ingat seorang motivator pernah mengatakan bahwa penggunaan kata yang berbeda akan memunculkan perbedaan makna, walau sedikit. Hal ini akan memberi pengaruh besar pada pola pikir dan pola tindak. Dan aku lebih memilih mengatakan 'Teaching is challenging', alih-alih setuju dengan perkataan si perempuan bule, 'Teaching is very hard.'

Mungkin orang memandang sama makna keduanya, tapi aku tidak. Dalam kata 'hard' ada kesan si pembicara terbebani. Buatku, kata 'challenging' lebih bermakna memancing semua potensi guru untuk memberikan pelayanan terbaik pada peserta didik. Ceritaku berikut adalah bukti bahwa SISWAlah yang akhirnya mengajariku memunculkan SEMUA potensiku, bukan hanya mereka yang aku ajari.

Aku ingat pengalaman pertamaku menjadi guru, tujuh belas tahun lalu. Saat aku menyapa ‘Good morning,’ tidak banyak yang menyahuti dengan respon yang kuharapkan. Saat aku meminta membuka kamus bahasa Inggris, malah mereka tampak malas karena tebalnya tumpukan kertas. Aku pun lalu mencari cara agar mereka dapat menguasai beberapa kata tanpa harus membuka kamus dan memakan waktu lama.

Teringat juga saat aku diserahi menjadi penguji. Kelas 3 harus memiliki nilai dalam keterampilan berbicara, selain nilai tes yang hanya memberi tanda silang pada jawaban yang dianggap benar. Setelah aku menyelesaikan pengujian keteramplilan berbicara di 2 kelas yang sudah ditentukan, rekanku yang kebagian menguji di kelas lain mengeluh. Dia bercerita sulitnya meminta siswa untuk mengungkapkan kalimat yang diminta. Aku lalu dibujuk menggantikannya. Tak sampai hati aku menolaknya, karena rekanku tampak sangat kelelahan. Aku pun menyanggupi memasuki kelas yang diminta dimasuki.

Ternyata benar cerita temanku. Aku harus berjuang sangat keras untuk membuat mereka mau mengeluarkan kata-kata dalam bahasa yang diminta. Aku pun mulai memikirkan teknik dan taktik mencari cara cepat dan tepat agar tujuan menguji tercapai, yaitu agar siswa mampu merespon secara lisan (inti dari kemampuan berbicara). Aku mulai mengingat materi-materi saat kuliah. Aku pun mulai membayangkan diriku saat hendak berbicara bahasa yang dituju. Setelah aku merasa ada hal baru yang bisa kugunakan, aku pun mencobakannya pada siswa. Dan syukurlah, hanya bersisa 3 siswa yang masih kesulitan. Akhirnya aku hanya meminta mereka menjawab pertanyaan yang kuajukan. Dan pertanyaan pun kubuat semudah mungkin, yang penting ada kalimat bahasa Inggris yang mereka ucapkan. Aku hanya meminta mereka menjawab pertanyaan seputar identitas diri. Dan ....

Aku anggap mereka bisa menaklukkan tantangan itu. Aku beri mereka nilai yang diminta. Jadi, yang mudah janganlah dibuat susah. yah yah yah ....

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap! Ini paling kusuka! Jadi, yang mudah janganlah dibuat susah. yah yah yah ....

03 Sep
Balas

hiya, hahaha ....

03 Sep

Enjoy saja...

03 Sep
Balas

betul, kayak tagline iklan aaaa gitu

03 Sep

And taking challenge is hard

03 Sep
Balas

wkwkwk ....

03 Sep

We can learn from anyone.anywhere.and everything.

03 Sep
Balas

couldn.t agree more. #even from the one that we don't like. wkwkwk ....

03 Sep

We learn, always. Mantab, Buuuu...

03 Sep
Balas

yes, we do. Thank you ....

03 Sep

Bule sekarang Bahasa Indonesianya juga banyak oye. Malah bahasa Jawanya juga. Pengalaman yang berkesan bu. Salam...

03 Sep
Balas

iya, Pak. Salam lagi

03 Sep

Got it but shinning, teaching is challenging also writing! :D

02 Sep
Balas

hihihi .... shining in the morning, not in the evening. Misel teh Miss Selly nya> (tak ada yg lain)

02 Sep



search

New Post