Ada apa dengan 2M ? Mengapa harus 2 M. Saya yakin anda berpikir bahwa ini adalah mengenai uang. Anda tidak salah. Namun,  ada yang lebih berharga daripada uang. Hari ini, di kelas literasi, saya mendapatkan 2 M. Workshop kepenulisan yang saya hadiri mengundang dua orang narasumber yang terkenal sebagai dua sejoli. Mereka adalah Syaiful Rizal dan Tri Sulistini. Saya sering bertemu keduanya dalam kelas menulis. Saya mengidolakan kedua pemateri tersebut yang juga seorang penulis.

Saya teringat pada sebuah quote, "Menulis dan Membaca bagai sepasang kekasih. Belahan jiwa yang saling menguatkan, mengingatkan dan saling memperbaiki"(Dora Febrina). Entah kenapa, pikiranku langsung tertuju kepada 2 pemateri yang kumaknai sebagai 2M. Materi pada sesi pertama disampaikan oleh ibu Tri Sulistini. Teknik reportase disampaikan secara jelas dan lugas. Beliau juga menjelaskan mengapa guru harus menulis. Menurutnya, guru yang menulis adalah guru VVIP. Apa boleh buat, jalan satu-satunya untuk membuktikannya ya harus menulis.

Materi kedua mengenai menulis kolom, di sampaikan oleh bapak Syaiful Rizal secara terperinci. Beliau mencontohkan hal - hal  di sekitar kita yang bisa di tulis. Sering membaca buku bisa menambah wawasan kita. Menulis itu bukan bakat tapi keterampilan. Kalimat tersebut seperti oase di padang tandus. Tetesannya mampu meneguhkan keyakinan untuk terus menulis. Entah sampai kapan.

Pada kesempatan ini hadir pula kepala Dinas pendidikan dan kebudayaan, bapak Akhmad Zaini. Beliau menyampaikan bahwa penulis harus percaya diri dan mempunyai keberanian untuk menulis. Kupikir benar juga, jadi biarkan diri kita muncul kepermukaan dengan menulis. Rasanya tidak berlebihan jika kukatakan bahwa workshop ini sangat bermanfaat bagi peserta.