Nining Yustiana

English Teacher of SMAN 1 Parongpong...

Selengkapnya
Navigasi Web

Andai

Sore itu aku melihatnya lagi,Pria tampan yang selalu sama-sama setiap aku pulang kerja. Aduh senyumnya itu lho manis sekali jadi kebayang-bayang. Tapi sepertinya dia tak pernah memperhatikan kehadiran aku, sikapnya slalu saja dingin seolah tak menghiraukan lingkungan sekitarnya. Aku jadi sungguh penasaran, masa sih gadis secantik aku bisa dicuekin ( he..he..he…). Gayanya yang cool membuatku betah berlama-lama dalam bis walau kadang penuh sesakoleh penumpang. Tanpaaku sadari aku jadi sering curi-curi pandang kearahnya dan asyik memandangnya dan senyum-senyum. Hari itu tak terduga dia menoleh dan melemparkan senyum, OMG aku sungguh kikuk kepergok sedang asyik memandangnya , pipiku rasanya panas akupun segera mengalihkan pandanganku dan menunduk malu.

Akhir – akhir ini aku jadi bersemangat kalo pulang kerja, ga kepikiran buat naik transportasi lain selain bis, dalam hati ada harapan satu bis dan melihat dia, ya walau aku belum kenal dengan dia tapi bagiku melihat senyumnya saja aku sudah merasa senang, dan membuat hariku menjadi lebih indah. Walau kadang dia duduk tepat di sebelahku aku tak dapat berbuat apa-apa, aku termasuk wanita yang paling tak bisa PDKT dengan pria , itulah mengapa sampai saat ini aku masih jomblo ( hi..hi…). Aku hanya berharap dia yang memulai percakapan terlebih dahulu tapi sampai saat ini hal itu belum terjadi sepertinya dia udah punya pacar atau istri deh. Soalnya dia ja’im banget, kadang jadi kesel . Padahal aku tuh ga jelek – jelek amat walau tak secantik Dian Sastro atau Tamara Blezinsky.

Hari itu aku juga berharap bisa ketemu dia lagi, hatiku deg-degan soalnya dari kejauhan aku lihat dia sedang berdiri di halte tapi kenapa dia tidak naik bis yang aku tumpangi. Akhh aku jadi kecewa, lalu aku putuskan untuk tak langsung pulang untuk menghilangkan rasa BT ku, sore itu aku mampir ke mall, saat aku sedang asyik memilih milih barang yang akan ku beli, tak sengaja kulihat pria yang dihalte bis tadi sedang membereskan barang belanjaannya. Wow pria itu sungguh idaman, bayangkan saja diasama sekali ga gengsi belanja kebutuhan dapur sendiri.

“ Sendirian De?” sapanya membuatku terkejut ( dia menyapa aku setelah sekian lama ketemu …baru kali ini menyapa … kemana aja … aku hampir tak percaya alhirnya percakan ini terjadi) gumamku dalam hati lalu aku menjawab dengan senyum termanisku “ Oh Iya A, Aa juga sendiri?” aku balik bertanya sambil pura-pura menengok kea rah lain agar ga ketahuan kalo aku nervious. “ saya duluan ya sudah sore” pamitnya ( What ? segitu doing , ga balik menjawab atau ngajak kenalan gitu? OMG unbelievable … emang aku tak semenarik itu ya?) pikiranku berkecamuk tak karuan sambil menganguk lemah.

Sepertinya pria ini benar-benar tidak tertarik padaku sedikitpun, buktinya setiap bertemu paling Cuma melempar senyum dan basa basi. Tidak pernah menyapaku,berkenalan, menanyakan namaku, nomor HP ku, atau alamatku. Keterlaluan memang padahal akukan ngga jelek-jelek amat. Hal ini terus membuatku menduga-duga mungkin memang dia sudah punya pacar atau malah sudah punya istri, jadi ya sudahlah lupakan saja, aku ga akan berharap lagi mungkin ini yang dinamakan cinta brtepuk sebelah tangan. Sebulan berlalu dan everything just fine, forget him and continue my happy life.

Masih lekat di memoriku, sore itu aku lagi hang out di café bersama temen-temen ku tak sengaja aku melihat kembali lagi pria yang selama ini sudah membuat aku terpesona, tapi ya sudah lah ya itu sudah berlalu tapi tiba-tiba dia menghampiriku dan menyapaku dengan senyum yang benar-benar manis “ Nina ya?” ( aku terpaku sejenak … dia tahu namaku … jadi selama ini?) “ Nina kan?”tanyanya lagi. “ kok tau ?” tanyaku sambil bengong. “ ya tau dong, kita hampir setiap hari satu bis kan kalau kita pulang kerja” aku hanya bisa tersenyum. Ternyata dia tahu banyak tentang aku, ternyata diam-diam diajuga memperhatikan aku, aku jadi malu deh. Dan bisa ditebak kan? Sejak itu kami jadi WA an tiap hari, telp-telp nan dan tentu saja jalan bareng. Bisa dibilang kami sudah jadian walau tidak ada pernyataan resmi dari kami berdua.

Rudi, sebuah nama yang sangat indah didengar, seindah janji-janji manisnya, pujian-pujiannya, senyuman manisnya, wajah tampannya, canda renyahnya, perhatiannya, sungguh membuatku mabuk kepayang. Aku sungguh menantikan hari ini, dia, pria pujaanku,hari ini mau mengajak aku nonton dan makan malam, seneng banget. Aku harus tampil special,secantik mungkin.

“ Nina temenmu dah dating tuh” mama membuyarkan lamunanku.

“ sebentar Ma” jawabku sambil kembali merapikan rambutku.

“ A maaf ya lama” sapaku

“ gimana, udah siap?” tanyanya

“udah, ayo” kataku. Setelah pamitan samaMama kamipun berangkat.

Kencanku sangat indah, setelah itu kamipun semakin sering jalan sama-sama. Hatiku semakin berbunga-bunga. A rudi memang pria yang benar-benar impianku, perhatiannya selangit, sopan dan yang pasti dia bilang dia sangat mencintaiku dan tak bisa hidup tanpa aku, meleleh deh aku so sweet kan?

“ Teh Nina, ini ada kiriman bunga lagi” kata OB kantorku

“ dari siapa?” akubalik nanya

“ biasa bu dari pak Rudi”jawabnya

Aku tersenyum , hampir setiap minggu A Rudi mengirimiku bunga, aku yakin A Rudi adalah pria yang tepat untuk jadi calon suamiku.

Baru saja aku samapi di rumah sepulang kerja ibuku bilang ada tamu yang sudah menungguku, heran juga sih , tumben ada tamu buat aku, ga janjian juga ya udah setelah ganti baju aku temui aja biar tidak penasaran. Kulihat seorang wanita cantik duduk di ruang tamu, aku tersenyum padanya (wah cantik sekali wanita ini )gumamku dalam hati.

“ sore, cari saya teh?” aku membuka pembicaraan

“ Ade ini yang namanya Nina kan?” dia balik bertanya

“ iya saya Nina, ada apa teh?” aku sendiri semakin heran kokdia tahu namaku

“ perkenalkan nama saya Reni, saya istrijya Kang Rudi” ucapnya sambil menatapku tajam. Aku sungguh tak menduga dia kan mengatakan hal itu, aku benar-benar tak bisa berpikir, aku sangat kaget, A Rudi sudah punya istri?,wanita cantik ini istrinya A Rudi, dan hari ini dia datang kepadaku. Kenapa dia tega membohongi aku, kenapa dia bilang mencintaiku dan ingin hidup selamanya denganku. Semenjak kami dekat A Rudi tidak pernah menceritakan tentang keluarganya, memang aku juga ga pernah nanya sih, karena aku mikir mungkin belum saatnya aku kenal dengan keluarganya. Jadi A Rudi menganggap aku apa?selingkuhan? wanita simpanan? Atau pacar gelapnya?, sungguh aku tak bisa percaya tapi pertanyaan Teh Reni menyadarkan aku dari lamunanku.

“De Nina kenal Kang Rudi kan? “

“ Ouh Iya saya kenal dia, emang kenapa teh ? “ jawabku ,aku menutupi kekagetanku dengan minum air mineral di hadapanku. Walau bagaimanapun aku harus bisa menyembunyikan perasaanku yang tak menentu, aku tak ingin istrinya A Rudi tahu kalu aku jadi pacar suaminya belakangan ini , mau disimpan dimana mukaku ini.

“ ada apa teh cari saya?” tanyaku sambil berusaha mengendalikan keadaan

“begini De Nina,akhir-akhir ini Kang Rudi selalu pulang malam katanya sih lembur, terus weekend juga slalu saja ke kantor dengan alasan lembur, kemaren di HP nya saya menemukan history telpnya banyak nelp ke De Nina, jadi saya cari tahu di facebook tentang De Nina dan Menemukan alamat ini, saya hanya ingin konfirmasi saja” untung saja aku takpernah posting apapun di facebook.salut juga dengan istri A Rudi ini,curiga suaminya dekat dengan wanita lain, dia masih bisa tenang dan bicara tanpa emosicoba kalau aku pasti sudah ngamuk-ngamuk tuh.

“ saya memang kenal sa A rudi teh , dan akhir-akhir ini kami sedang terlibat suatu proyek bersama dari kantor masing-masing”jawabku berbohong. Memang kalau soal acting aku juga jago , dulu kan pernah ikut ekskul teater di sekolah.

“ ouh begitu” diamenyahut pelan seakan tak percaya. Aku bisa lihat itu dimatanya.

“ percaya deh teh, saya ngga bohong bisa di crosscheck sama A rudi” kataku meyakinkan.

“maaf ya De Nina kalo begitu sudah mengganggu waktunya”

“ gapapa teh ,kalo masih penasaran ntar aja kesini lagi ama A rudi” jawabku sambil tersenyum.

Sepulang teh Reni dari rumahku aku tak dapat lagi membendung emosiku, aku menangis sejadi jadinya didalam kamar. Pria yang selama ini sangat kucintai ternyata sudah memiliki orang lain. Aku sangat yakin A Rudi mencintai Teh Reni oleh karena itu dia menikahinya. Dan aku yakin Teh Reni mempunyai perasaan yang dengan aku tapi apakaj aku salah mencintai dia? Bukankan cinta itu anugrah. Tapi semuanya kembali lagi pada kebohongan A Rudi, kenapa dia bohong, kalau saja aku tahu sejak awal pasti aku mundur . aku bukan tipe perebut laki orang. Akh kok bisa aku tertipu seperti ini , Ya alloh sungguh tak dapat dipercaya.

HP ku berbunyi lagi, ku lihat dari A Rudi. Ini kesempatan emas buat aku mengclearkan masalah ini.cepat-cepat ku seka air mataku.

“hallo”aku membuka percakapan

” Hallo sayang,aku tunggu di tempat biasa ya” kata A Rudi dari seberang sana.

“ Ok see you” jawabku sambil menutup telpon.

Kulihat A Rudisudah duduk di Café itu, aku menghampirinya perlahan dengan menahan semua emosi,semua kemaran yang membuncah dalam hatiku, aku harus tenang, aku harus mengendalikan keadaan, “ sudah lama A” sapaku.

“ Eh, saying sini … kangen banget”gombalnya. Kok aku tiba-tiba jadi muak mendengarnya, ya padahal aku slalu seneng banget biasanya kalau digombalin.

“ biasa aja A” jawabku

“ hey kok kaya ngga bersemangat gitu, emang ga seneng ya ketemu aku” canda A Rudi, yang seketika candaannya serasa garing banget.

“ Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan” ucapku tanpa basa basi

“ emang ada apa kok serius begitu?” Tanya A Rudi

“ Gini A tadi sore ada Teh Reni ke rumah “ kataku tanpa ekspresi, A Rudi kelihatan sangat kaget mungkin dia tak menyangka aku akan berkata begitu.

“ jangan khawatir A aku ngga bilang apa-apa ko” ucapku melanjutkan perbincangan kami, A Rudi terdiam, tidak berkata apa-apa.

“ Nin, aku mencintaimu” ucapnya pelan

“ Aku juga A” jawabku

“ Aku …” belum sempet A rudi melanjutkan kalimatnya akucepat-cepat memotong

“ terus A kalau kita saling mencntai kita mau apa, aku bukan pelakor A, bukan wanita penggoda juga”

“ tapi Nin aku sangat mencintaimu” rajuk A Rudi lagi

“Mau poligami? Sudahlah A, jangan terlalu dipikirkan, aku bukan tipe wanita yang mau berbagi suami, aku juga tak akan memintamu memilih antara aku dan teh Reni, karena jelas kamu itu milik dia A.

“ tapi aku tak bisa hidup tanpa kamu Nin” ucap A Rudi

“ Ah kamu A, masih ngegombal juga, dulu juga sebelum ketemu aku hidup Aa sama Teh Reni juga baik-baik saja kan?” A Rudi tak menjawab pertanyaanku.

“ aku tak menyalahkan siapapun A, kita hanya bertemu disaat yang tidak tepat saja” ucapku. Sebenarnya hatiku sungguh hancur, berkeping-keping, tapi aku harus kuat, aku harus jadi wanita yang kuat.

“ tapi aku benar-benar mencitaimu Nin” A Rudi mengulang kalimat itu lagi

“ Aku tahu A, walaupun aku ngga yakin itu benar atau tidak, tapi seperti banyak orang bilang A cinta tak harus memiliki bukan?dalam hal ini aku juga salah A , aku terlalu percaya, kurang teliti, aku masih mempunyai banyak kesempatan A, aku masih muda, jangan sia-siakan Teh reni yang sudah mendampingi Aa dalam suka dan duka. Mumpung dia belum tahuhubungan kita yang sebenarnya, kembalilah cintai dia sepenuh hati A, jaga hati Aa dari wanita lain, karena mungkin nanti wanita itu tidak akan bersikap seperti aku. Mumpung kita belum melangkah lebih jauh. Aku bicara panjang lebar.

“tapi Nin”

“A, aku tegaskan lagi aku sangat anti poligami, aku juga tak berniat jadi pelakor, jadi sebaiknya lupakan saja aku ya A, cukup sampai disini aja. Sekai lagi aku titip ya A jangan khianati Teh Reni lagi, karena ini sangat menyakitkan A bagi semua yang terlibat, maaf aku sudah mengganggu kehidupan rumah tangga A Rudi, aku permisi dulu, aku harap A Rudi ngga menghubungi aku lagi, semua demi kebaikan kita bersama” ucapku

Tanpa menunggu jawaban A Rudi aku berlalu dari cafe itu , air mataku sudah tak terbendung lagi, aku terisak sesampainya di mobilku, sungguh hati ini sakit sekali. Kadang hidup memang tak adil, disaat aku yakin aku sudah menemukan separuh aku, ternyata dia separuh napas orang lain. Pernah terpikir kenapa sih harus aku yang mengalah toh kami saling mencintai, apa salahnya? Terus apa mending poligami saja? Akh aku singkirkan jauh-jauh pemikiranku itu , apa bedanya kalau begit aku dengan wanita yang sering ada di infotaiment yang suka merebut laki orang itu. Mereka sudah bahagia sebelum bertemu aku, jadi aku yang memang harus menyingkir,aku juga masih muda, aku ingin memiliki tambatan hati yang milik aku sendiribukan hasil merebut dari orang lain.

Ah andai saja aku tak pernah satu bis dengannya, lalu jatuh hati, terpesona, terpanah asmara cintanya.

Andai saja dia juga tak meresponku

Andai saja dia bukan suami orang

Andai saja kami berjumpa lebih awal

Andai saja hatiku tak sesakit ini

Andai saja aku tak sekecewa ini

Andai langit tak semendung hari ini

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post