Blog Rangkuman Koneksi Antar materi - Modul 3.1
Tujuan Pembelajaran Khusus
CGP membuat kesimpulan (sintesis) dari keseluruhan materi yang didapat, dengan beraneka cara dan media.
CGP dapat melakukan refleksi bersama fasilitator untuk mengambil makna dari pengalaman belajar dan mengadakan metakognisi terhadap proses pengambilan keputusan yang telah mereka lalui dan menggunakan pemahaman barunya untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan yang dilakukannya.
Kegiatan Pemantik
Bacalah kutipan ini dan tafsirkan apa maksudnya:
“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik” (Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best). Bob Talbert
Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang Anda pelajari saat ini?
Seorang pemimpin yang efektif tidak hanya berkutat dengan aspek-aspek teknis pengambilan keputusan, tetapi juga memahami apa yang benar-benar penting dalam konteks etika dan kebajikan. Hal ini dapat membantu memastikan bahwa keputusan yang diambil tidak hanya menguntungkan dari segi praktis, tetapi juga sesuai dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang mendukung kebaikan dan integritas dalam jangka panjang.
Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?
Nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam pengambilan keputusan dapat memiliki dampak pada lingkungan kita, baik secara positif maupun negatif. Dampaknya dapat berupa :
1. Pemimpin yang memegang teguh nilai-nilai kejujuran, etika, dan keadilan dapat memberikan contoh bagi bawahannya.
2. Nilai-nilai dialog, kerjasama, dan perdamaian dapat membantu mengurangi konflik dalam lingkungan kerja.
Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda?
Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, saya memiliki peran penting dalam proses pembelajaran murid. Proses pembelajaran haruslah berpihak pada murid dan sebsar-besarnya untuk kepentingan murid. Pemimpin pembelajaran dapat membawa anak Indonesia mencapai kemerdekaan belajar.
Menurut Anda, apakah maksud dari kutipan ini jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah Anda alami di modul ini? Jelaskan pendapat Anda.
Education is the art of making man ethical.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~
Kutipan "Education is the art of making man ethical" oleh Georg Wilhelm Friedrich Hegel mengandung makna yang relevan dalam konteks pembelajaran mengenai pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin. Kutipan ini menekankan bahwa pendidikan bukan hanya tentang mentransfer pengetahuan dan keterampilan teknis, tetapi juga tentang membentuk karakter dan perilaku etis individu.
Koneksi Antarmateri Modul 3.1
Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Jawab :
Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Protap Triloka adalah :
*) Ing Ngarso sung tulodo,
*) Ing madyo mangun karso,
*) Tut Wuri Handayani
Filosofi ini akan mempengaruhi seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan. Melalui penerapan Protap Triloka dalam lingkungan belajar, guru harus hadir sebagai teladan, sebagai pembangkit semangat dan memberikan dorongan bagi murid yang membutuhkannya. Sebagai pemimpin pembelajaran segala keputusan yang diambil haruslah berpihak pada murid dan untuk kepentingan murid sebesar-besarnya. Dengan menerapkan dan menghidupi Pratap Triloka akan menjadi dasar/landasan bagi guru untuk mengambil keputusan terbaik yang berpihak pada murid demi terciptanya lingkungan belajar yang positif, nyaman dan menyenangkan.
Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Jawab :
Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita memiliki pengaruh yang kuat terhadap prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan keputusan. Nilai-nilai adalah keyakinan dan prinsip-prinsip mendasar yang membentuk pandangan kita tentang apa yang benar dan salah, baik dan buruk, serta cara kita berperilaku dalam berbagai situasi. Prinsip-prinsip dalam pengambilan keputusan adalah panduan yang kita gunakan untuk memandu tindakan kita dalam situasi tertentu. Dalam konteks pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin, nilai-nilai pribadi dapat membentuk prinsip-prinsip yang membimbing dalam sebuah kepemimpinan. Nilai-nilai yang kuat dalam integritas, keadilan, kejujuran, atau kerjasama, misalnya, akan mempengaruhi bagaimana seorang pemimpin membuat keputusan yang berkaitan dengan timnya, kebijakan organisasi, atau interaksi dengan pemangku kepentingan.
Suatu contoh, jika anak sering diajarkan bagaimana cara menyenangkan orang banyak, maka dalam mengambil keputusan berpikir berbasis hasil akhir. Kalau sejak kecil sudah diajarkan menaati peraturan yang ada, maka cara berpikir kita akan berbasis peraturan. Dan apabila sejak kecil kita sudah diajarkan tentang empati, maka prinsip pengambilan keputusan kita lebih besar akan berpikir berbasis rasa peduli.
Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.
Jawab :
Materi pengambilan keputusan sangat relevan dalam konteks kegiatan coaching atau bimbingan. Proses coaching sering kali melibatkan pendamping atau fasilitator yang membantu individu atau tim dalam mengembangkan keterampilan pengambilan keputusan yang lebih baik dan mempertimbangkan keputusan-keputusan yang telah diambil. Fasilitator coaching dapat memberikan pertanyaan-pertanyaan kritis yang membantu individu atau tim merenung secara mendalam tentang keputusan yang akan diambil. Pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu mereka memahami aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan dan implikasi keputusan tersebut. Coaching juga dapat membantu individu atau tim mengidentifikasi nilai-nilai inti yang mendasari keputusan mereka. Ini membantu memastikan bahwa keputusan yang diambil konsisten dengan nilai-nilai yang dipegang.
Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Jawab :
Kemampuan seorang guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya memiliki dampak yang signifikan pada pengambilan keputusan, terutama dalam menghadapi dilema etika dalam konteks pendidikan.
Contohnya adalah pentingnya kemampuan guru untuk merasakan dan memahami perasaan dan perspektif siswa dalam pengambilan keputusan. Dalam kasus dilema etika, guru perlu mempertimbangkan berbagai sudut pandang dan perasaan siswa yang terlibat. Empati membantu guru membuat keputusan yang mempertimbangkan kebutuhan emosional dan psikologis siswa.
Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya memiliki dampak yang besar pada pengambilan keputusan, terutama dalam menghadapi dilema etika di ruang kelas. Guru yang memiliki keterampilan emosional dan sosial yang baik lebih mampu membuat keputusan yang mempertimbangkan aspek-aspek ini dan menjaga lingkungan pembelajaran yang positif dan etis.
Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Jawab :
Pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika dalam konteks pendidikan seringkali kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik karena nilai-nilai tersebut membentuk kerangka kerja yang mendasari pengambilan keputusan mereka.
Seorang pendidik biasanya memiliki sejumlah nilai inti yang mereka anut. Ketika mereka menghadapi studi kasus yang melibatkan dilema moral atau etika, nilai-nilai ini dapat digunakan sebagai pedoman dalam mengevaluasi situasi tersebut. Misalnya, jika integritas adalah nilai inti pendidik tersebut, mereka mungkin akan menilai apakah tindakan yang dipertimbangkan sesuai dengan nilai integritas mereka.
Pembahasan studi kasus yang melibatkan masalah moral atau etika dalam pendidikan seringkali mengarah kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik karena nilai-nilai ini membentuk landasan etika mereka dalam mengambil keputusan. Nilai-nilai tersebut menjadi penting dalam membimbing tindakan dan pengambilan keputusan mereka dalam konteks pendidikan.
Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Jawab :
Pengambilan keputusan yang tepat memainkan peran penting dalam menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman. Keputusan yang tepat dapat membantu menciptakan rasa keamanan dan kepastian di dalam lingkungan. Ketika orang merasa bahwa keputusan yang diambil dipikirkan dengan matang dan konsisten, mereka lebih cenderung merasa aman dan nyaman.
Dalam rangka menciptakan lingkungan yang positif, penting bagi para pemimpin dan pengambil keputusan untuk memastikan bahwa setiap keputusan yang mereka buat mempertimbangkan aspek-aspek ini untuk memberikan manfaat yang lebih besar bagi semua orang yang terlibat.
Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Jawab :
Tantangan di lingkungan saya dalam menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika adalah ketika organisasi atau individu menghadapi tekanan eksternal, seperti tekanan finansial atau publik, yang dapat memengaruhi keputusan etika. Ini bisa menjadi tantangan dalam mempertahankan integritas dalam pengambilan keputusan.
Perubahan paradigma adalah perubahan mendasar dalam cara berpikir atau memahami sesuatu. Dalam konteks pengambilan keputusan etika, perubahan paradigma dalam lingkungan dapat memengaruhi cara individu atau organisasi memandang nilai-nilai, prioritas, dan prinsip-prinsip etika. Ini dapat memicu dilema etika baru atau mengharuskan revisi kebijakan dan praktik yang ada.
Dalam menghadapi perubahan paradigma, penting untuk melakukan refleksi dan penyesuaian dalam pengambilan keputusan etika. Hal ini memerlukan pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai baru yang muncul dalam paradigma yang berubah dan kemampuan untuk menyesuaikan keputusan etika dengan realitas baru ini.
Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Jawab :
Pengambilan keputusan dalam konteks pendidikan memiliki dampak yang signifikan pada pengajaran yang memerdekakan murid-murid. Pengajaran yang memerdekakan berarti menciptakan lingkungan belajar di mana setiap murid memiliki kesempatan untuk berkembang sesuai dengan potensi mereka yang unik, minat, dan gaya belajar mereka.
Keputusan yang tepat dalam perancangan kegiatan pembelajaran dapat menciptakan fleksibilitas untuk mengakomodasi kebutuhan dan minat beragam siswa. Guru dapat memilih metode pengajaran dan bahan yang berbeda sesuai dengan karakteristik individu setiap murid.
Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Jawab :
Seorang pemimpin pembelajaran memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk kehidupan dan masa depan murid-muridnya melalui pengambilan keputusan yang mereka buat.
Sebagai seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan harus hati-hati dan benar-benar dipikirkan matang-matang sesuai dengan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Karena keputusan yang kita ambil dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-murid kita. Seorang pemimpin pembelajaran dapat menentukan prioritas dalam program pendidikan, mengarahkan sumber daya, waktu, dan perhatian pada aspek-aspek yang dianggap paling penting untuk perkembangan dan keberhasilan siswa.
Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Jawab :
Kesimpulan akhir yang dapat ditarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya yaitu kita harus berpedoman pada filosofi Ki Hajar Dewantara, dimana guru menjadi teladan, fasilitator, motivator maupun pembangkit semangat untuk murid-murid kita. Nilai-nilai dan prinsip-prinsip sebagai guru penggerak sangat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan, seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, dan berpihak pada murid. Kepiawaian seorang guru dalam menjadi coach bagi guru lain juga sangat mempengaruhi dalam pengambilan suatu keputusan. Di mana kita harus banyak mendengar, kemudian menuntun murid maupun rekan sejawat menemukan solusinya sendiri. Keputusan yang sudah diambil harus dapat dipertanggungjawabkan. Aspek sosial emosional tak kalah pentingnya dalam suatu pengambilan keputusan, dimana dengan keadaan yang tenang, kita bisa berpikir lambat. Dengan demikian, keputusan yang diambil pastilah sudah dipertimbangkan dan dipikirkan dengan matang.
Untuk dapat mengambil sebuah keputusan dengan baik maka keterampilan coaching akan membantu kita sebagai pemimpin pembelajaran dengan pertanyaan- pertanyaan yang efektif dan komunikasi asertif yang baik akan mengarahkan kita keberbagai opsi dalam pengambilan keputusan. Sehingga dengan keterampilan coaching ini dapat membantu murid dalam mencari solusi atas masalahnya sendiri. Tidak sebatas pada murid, keterampilan coaching dapat diterapkan pada rekan sejawat atau komunitas praktisi terkait permasalahan yang dialami dalam proses pembelajaran.
Selain itu diperlukan kompetensi kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan berhubungan sosial (relationship skills) untuk mengambil keputusan dan proses pengambilan keputusan diharapkan dapat dilakukan secara sadar penuh(mindfulnes), sadar dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang ada. Diharapkan keputusan yang diambil setelah melalui proses dan prinsip pengambilan dan pengujian keputusan dapat menguntungkan banyak pihak. Semoga keputusan yang kita ambil dapat memajukan pendidikan di Indonesia, dan mengarahkan murid menuju masa depan gemilang.
Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Jawab :
Dilema etika adalah Situasi dimana seseorang harus membuat atau mengambil suatu keputusan tentang perilaku yang tepat dilakukan dimana ada nilai-nilai kebajikan universal yang sama-sama benar, namun saling bertentangan. Sementara bujukan moral adalah Situasi dimana seseorang harus membuat keputusan antara benar atau salah
4 paradigma dilemma etika
1. Individu lawan kelompok (individual vs community)
2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
Prinsip-prinsip penyelesaian dilema etika adalah konsep yang umumnya digunakan dalam pemikiran etika untuk membantu seseorang mengambil keputusan moral dalam situasi yang kompleks. Ada tiga prinsip penyelesaian dilema etika yaitu: Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking) Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking) Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking).
Dalam mengambil keputusan dan menguji keputusan yang akan
diambil dalam situasi dilema etika ataupun bujukan moral yang membingungkan, ada
9 langkah yang dapat kita lakukan : 1. Mengenali nilai - nilai yang saling bertentangan, 2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini, 3. Kumpulkan fakta - fakta yang releven dengan situasi ini, 4. Pengujian benar atau salah, 5. Pengujian paradigma benar lawan benar, 6. Melakukan prinsip resolusi, 7. Investigasi opsi trilema dalam mengambil keputusan, 8. Buat keputusan akhirnya kita akan sampai pada titik dimana kita harus membuat keputusan yang membutuhkan keberanian secara moral untuk melakukannya, 9. Lihat lagi keputusan dan refleksikan ketika keputusan sudah diambil.
Hal yang diluar dugaan ketika mempelajari konsep ini adalah mengenai investigasi opsi trilema dalam mengambil keputusan. Hal ini sebelumnya tida pernah terpikirkan.
Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
Jawab :
Pernah, tetapi tidak secara runut dan lengkap seperti yang sudah saya pelajari melalui modul ini. Bedanya pada pengujian benar atau salah. Pada saat kejadian tersebut saya tidak melakukan uji publikasi. Kemudian saya juga tidak melakukan pengujian paradigma benar lawan benar. Saya juga tidak melakukan prinsip resolusi menggunakan 3 prinsip penyelesaian dilema etika, tetapi prinsip yang saya gunakan berbasis kepentingan bersama. Investigasi opsi trilema dalam mengambil keputusan juga tidak saya lakukan.
Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Jawab :
Dampak yang saya rasakan sangat positif. Melalui konsep-konsep yang dipelajari melalui modul ini, saya seolah-olah dibekali dan diberikan arah yang benar dalam menyelesaikan suatu dilema etika dan bujukan moral yang akan terjadi di lingkungan sekolah bahkan juga lingkungan luar sekolah. Tentunya untuk mewujudkan ini perlu keterampilan dan mental yang kuat dalam menghadapi tantangan-tantangan yang sudah pasti ada.
Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
Jawab :
Modul ini sangat penting bagi saya sebagai seorang individu maupun sebagai seorang pemimpin. Modul ini berisikan bekal ilmu dan keterampilan bagi seorang pendidik sekaligus pemimpin pembelajaran dalam mewujudkan pembelajaran yang mengedepan etika dan moral.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar