nirwana

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Pendidikan di indonesia dan covid-19

Indonesia sudah memiliki mimpi dan tujuan Pendidikan Nasional yang cukup ideal, dan ini sudah termaktub dalam UU. No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 3 dijelaskan mengenai tujuan pendidikan yaitu, "mengembangkan potensi peserta didik supaya menjadi manusia yang beriman serta juga bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehat, berilmu, cakap, berakhlak mulia, kreatif, mandiri dan juga menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab."

Hal tersebut sejalan dengan definisi pendidikan yang mengatakan bahwa pendidikan itu transfer of knowledge, transfer of value and transfer of culture. Pendidikan bukan hanya transfer wawasan dari guru ke siswa saja, tetapi juga harus mampu mengirim pesan nilai moral, akhlak, adab dan sopan santun kepada peserta didik, juga harus mampu membuat peserta didik menghargai nilai-nilai budaya dan memiliki kepekaan sosial dalam kehidupan bermasyarakat.

Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara sudah memiliki konsep Tri Pusat Pendidikan. Yaitu tiga pusat yang bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan terhadap siswa; keluarga, sekolah dan masyarakat. Setiap lingkungan tersebut mempunyai peran yang penting dalam pendidikan. Karena itu, tiga pusat pendidikan itu harus dikembangkan dengan baik dan secara terpadu.

Melihat realitas hari ini dengan kegiatan belajar megajar dialihkan melalui online dirumah, berarti terdapat salah satu tri pusat pendidikan yang tidak terpenuhi, yaitu sekolah. Tentu harus menanggung konsekuensi dari ini, karena belajar online dirumah tentu banyak yang tidak didapatkan ketika belajar di sekolah. Siswa tidak mendapatkan transfer of knowledge secara langsung dari guru, tidak mendapatkan transfer of value secara langsung dan juga tidak mendapatkan transfer of culture secara langsung.

BELAJAR ONLINE

Zaman hari ini memang serba canggih. Semua bisa terhubung dengan media teknologi dan internet. Dewasa ini, aktivitas keseharian kita dapat diakses secara online, mulai dari membeli makanan, memesan alat transportasi, membayar biaya pendidikan, dan sekarang efek dari Covid-19 belajar pun melalui online. Banyak aplikasi pembelajaran online seperti edulogy, edmodo ,google classroom dan jenis aplikasi lainnya. Atau yang lebih familiar dengan whatsApp Grup atau Video Call , bisa juga menggunakan email dan website sekolah.

Belajar online tidak boleh sepenuhnya pemerintah (kemendikbud) melepas begitu saja kepada sekolah dan siswa. Kemendikbud dan dinas pendidikan harus memastikan bagaimana kesiapan infrastruktur belajar online, bagaimana peran dan kemampuan setiap orang tua, juga bagaimana kemampuan ekonomis dari setiap siswa. Karena belajar online ini bukan hanya harus pandai mengoperasikan aplikasi pembelajaran tetapi juga butuh modal untuk mendapatkan akses internet atau kuota.

Dalam bab infrastruktur pembelajaran online, saya meyakini bahwa dari sekian banyak siswa yang terdampak belajar online, terdapat siswa yang belum memiliki laptop, komputer, atau bahkan hanphone android sehingga membuat siswa tidak dapat mengikuti belajar secara efektif. Adapun yang sudah memiliki infrastruktur belajar masih terdapat yang belum memahami bagaimana megoperasikan aplikasi belajarnya.

Dalam bab peran dan kemampuan orang tua, terdapat siswa yang memang orang tua nya memiliki aktivitas kerja yang padat, sehingga tidak dapat mendampingi kegiatan belajar mengajar anak dirumah, terutama anak jenjang Sekolah Dasar atau Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang butuh bimbingan dan langsung dari orang tua. Adapun orang tua yang punya waktu luang, tidak semua orang tua yang memiliki pendidikan tinggi sehingga tidak dapat membimbing anak untuk menjawab soal-soal dalam belajar online yang diberikan guru.

Dalam bab kemampuan ekonomi siswa, kita paham bahwa belajar online membutuhkan biaya untuk internet dan kuota, agar kegiatan belajar dapat efektif. Namun saya meyakini bahwa masih terdapat siswa yang kesulitan untuk mendapatkan akses internet dan kuota karena kondisi ekonomi yang terbatas.

TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH

Konsekuensi dan catatan belajar online diatas harus dapat dijawab pemerintah dengan baik dan komprehensif, agar tujuan pendidikan nasional dapat tercapai dengan belajar online ini.

Pemerintah harus mengidentifikasi siswa-siswa yang memang butuh difasilitasi infrastruktur belajar online, butuh difasilitasi akses internet juga pendamping belajar online dirumah. Karena sering kali anak-anak kalau sudah dirumah fokusnya bukan lagi belajar, tetapi sibuk dengan aktivitas lain seperti bermain game online, bermain dengan teman rumah dan lainnya.

Pemerintah juga harus menyiapkan model monitoring dan evaluasi belajar siswa dirumah, agar pembelajaran di rumah dapat meningkatkan kemampuan akademik siswa tersebut.

Covid-19 ini harus kita antisipasi dengan baik dan serius, tetapi kemudian jangan “menganggu” dunia pendidikan kita dan masa depan pendidikan anak-anak generasi bangsa ini. Salah urus model pendidikan maka kita akan salah mendidik generasi, karena peradaban yang besar, maju dan modern, lahir karena sistem pendidikan yang dikelola dengan baik

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post