#TantanganMenulis1

Di tengah banyaknya hal yang bisa dijadikan alasan untuk merasa dan nampak sibuk, berkisah atau mendongeng bersama anak-anak di rumah seringkali menjadi acara pertama yang terpilih untuk dikorbankan alias ditiadakan. Dipikir-pikir mudah sekali saya merampas hak kaum yang lemah..padahal tahu itu sangat berarti bagi mereka.

Sebagai salah satu bentuk penebusan dosa, setiap berkesempatan mendongeng saya akan tampil maksimal. Seperti malam ini. Saya penuh percaya diri memukau penonton yaitu duo anak lanang cilik saya yang duduk bersandar di tepi ranjang. Mengalirlah kisah Malin Kundang si anak durhaka. Seluruh kemampuan berakting saya kerahkan. Intonasi, mimik wajah dan bahkan reka adegan ibu tua mengutuk Malin menjadi batu lengkap dengan suara petir dan deburan ombak sebagai latar yang mencekam. Kisahpun selesai.

Sambil mengatur napas saya duduk menghadap penonton. Menunggu apa gerangan yang akan mereka katakan. "Umi, itu Malin sudah sangat lama kan tidak bertemu ibunya?" Saya mengangguk. "Berarti dia memang benar sudah lupa, umi....sudah tak kenal lagi " tukasnya tanpa meminta persetujuan. Sebelum saya sempat membuka suara anak lanang kembali bertanya, " Umi, ibunya Malin itu tidak Solehah,ya..? "

Glek.