N. Mimin Rukmini

N. Mimin Rukmini. Sejak gabung Media Guru, beranggapan menulis adalah kebutuhan. Beberapa hari tak menulis angan dah mulai teriris. Prinsip hidup "Aku Ing...

Selengkapnya
Navigasi Web
DARURAT PEDULI SAMPAH

DARURAT PEDULI SAMPAH

DARURAT PEDULI SAMPAH

Tantangan Hari ke- 48

#TantanganGurusiana

 

Beberapa hari yang lalu saya berolahraga dengan cara berlari-lari kecil kurang lebih satu jam perjalanan. Kebiasaan ini saya lakukan mana kala sudah ada panggilan jiwa untuk berolah raga. Ups! Artinya kegiatan ini saya lakukan tidak rutin, tetapi sesekali saja. Dua kali saya rasakan agak menjengkelkan ketika melihat dua orang pelaku pembuang sampah ke selokan yang airnya sedang mengalir deras. Saya katakan demikian karena memang selokan besar, sebut saja saluran irigasi ini kebanyakan kering daripada berair. Jika mungkin ada hujan dari hulu, baru irigasi berfungsi sebagaimana mestinya.

Betapa dua orang pelaku pembuang sampah  itu tidak memiliki kepedulian terhadap lingkungan. Saat melihat dengan mata kepala sendiri, saya hanya berdoa “Ya,Allah, semoga orang yang tidak bertanggung jawab tersebut diberi hidayah untuk sadar diri peduli terhadap lingkungan.” Dalam tempo satu jam lari santai sudah ditemui dua pembuang sampah ke irigasi. Nah, berapa kemungkinan lagi pembuang sampah yang lain yang tidak bertanggung jawab sepanjang waktu berjalan. Di manakah letak nurani mereka? Tak sadarkah? Atau tak peduli lingkungan.

Masih banyak pekerjaan rumah yang perlu kita selesaikan. Minimal peduli dan mengelola sampah secara sederhana adalah suatu keniscayaan. Geli juga rasanya, kejadian yang saya lihat di atas adalah orang yang membuang sampah basah. Sampah basah merupakan sampah yang  bisa membusuk. Dibuang di bawah pohon atau tanaman,  itu akan menjadi unsur hara yang baik bagi tanaman atau pohon terebut. Lho, ini dibuang ke selokan dengan enaknya. Terus sampah basah yang dibuang itu bukan dari dalam rumah atau dapur, tetapi dari kebun tanaman palawija, lucu kan? Tidak, ini tidak lucu, tetapi sungguh keterlaluan. Alih-alih mengelola sampah dengan baik, cara membuang sampah pun  seenaknya dia. Karakter peduli lingkungan dan sampah yang sungguh darurat!

Lantas, bagaimanakah sebaiknya langkah yang dilakukan terkait dengan pegelolaan sampah tersebut. Ada beberapa hal yang sejatinya dilakukan yang mencermnkan bahwa kita peduli lingkungan, yakni sebagai berikut.

Satu, Andai kita membangun rumah secara mandiri, maksudnya bukan rumah di komplek perumahan, ada baiknya sisakan tanah beberapa meter untuk tanaman atau pepohonan dan tempat pengelolaan sampah. Halaman depan, pinggir, atau halaman belakang bisa menjadi alternative pilihan yang baik. Tanah yang kita sisakan untuk tanaman dan pengelolaan sampah memiliki dua keuntungan. Pertama sebagai penghijauan dan keindahan; kedua, sebagai lahan untuk pengelolaan sampah, termasuk memilah sampah basah dan kering.

Kedua, proaktif dalam pemberdayaan dan penanganan masalah sampah. Penanganan masalah sampah tak kan pernah usai selama masyarakat belum memiliki kesadaran dalam pengelolaan sampah. Selayaknya penanganan smapah berangkat dari keluarga terlebih dahulu. Dari keluargalah dimulai memilah dan memperlakukan sampah dengan baik. Sampah kering, bisa saja dibakar dengan lahan yang tersedia seperti yang telah saya paparkan pada paragraph di atas. Sedangkan sampah basah, dibuang ke tempat tanaman atau di bawah pohon yang telah disiapkan sebelum atau selama membangun rumah. Bisa saja kita berdiskusi dengan RT atau RW setempat untuk mengelola masalah sampah. Iuran sampah misalnya. Petugas mengambil sampah. Sampah dari keluarga sudah dipilah. Sampah basah dikelola menjadi pupuk, sampah kering dimanfaatkan untuk daur ulang atau dibuat hiasan dan sebagainya. Ini menjadi cara bijak sederhana dalam mengelola sampah. 

Tiga, menjadi teladan, bila perlu menjadi duta penanganan sampah. Kita buktikan bahwa kita bisa menyelesaikan lingkungan kita sendiri. Penanganan sampah dimulai dari keluarga dan diri sendiri, sebagai pengelola sampah terkecil. Ayah, ibu dan kakak menjadi contoh tidak membuang sampah sembarangan.  Jika saja ini dilakukan di setiap keluarga, bukankah hal ini akan beranjak ke arah ranah masyarakat yang lebih besar, termasuk ke ranah kebangsaan.

Kita apresiasi yang setinggi-tingginya kepada  orang-orang yang telah peduli lingkungan dan menjadi duta lingkungan kebersihan. Apalagi saat ini, di Era New Normal atau Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) dari Covid-19, peduli kebersihan, dan peduli lingkungan adalah hal mutlak yang perlu kita lakukan. Jaga jarak fisik, jaga jarak social, mengenakan masker  jika ke luar rumah serta sesering mungkin mencuci tangan memakai sabun adalah protocol Pnademi Covid-19, yang langsung berhubungan dengan masalah peduli sampah,  lingkungan dan peduli kebersihan yang patut kita laksanakan bersama. Bisa!

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap bu..... Salam literasi

11 Jul
Balas



search

New Post