Noer Hasanah

Mengajar di SDN Sunter Agung 12 Pagi sejak tahun 2005 sampai sekarang. Untungnya kuturuti keinginan ayah dan ummiku saat itu.Walau dengan berat hati, ku iyakan ...

Selengkapnya
Navigasi Web

PENGALAMAN TAK TERLUPA SAAT PANDEMI

Ya ampyuuuuuun !!! Tepok jidat …

Pagi ini berbeda dengan pagi-pagi biasanya. Biasanya tak ada waktu untuk membuat sarapan walaupun hanya nasi goreng. Kini bukan hanya nasi goreng, sayur sehat beserta teman-temannya pun dapat kusiapkan untuk sarapan.

Ya.. pagiku kini berbeda dengan pagi-pagi sebelum corona hadir. Kini banyak waktu di pagi hari yang dapat kunikmati . Senam bareng sambil nyontek you tube, nikmati treat meal yang biasanya kebanyakan dilipat, sampai jogging beberapa putaran lapangan komplek rumah kami, bisa kulakukan . Biasanya kegiatan dalam rangka mencari keringat hanya dapat kulakukan pada hari Sabtu atau Minggu dengan senam bersama ibu-ibu komplek. Itu pun kulakukan bila tidak mager. Biasanya selepas subuh, rasa malas kerap mengganggu. Kutarik selimut, kuhibur diri dengan berucap dalam hati, “ Mumpung hari libur, bangun siang tak apa.”

Menjadi ibu rumah tangga yang benar-benar di rumah tanpa kesibukan di luar rumah, membuatku sempat stress. Rutinitas pekerjaan yang biasanya kulakukan di sekolah, kini harus kulakukan di rumah. Absen dalam bentuk foto, absen kehadiran siswa, dilanjutkan dengan memberikan pelajaran yang semuanya dalam bentuk online. Pekerjaan rumah yang tak pernah ada habisnya, membuatku sempat beberapa kali mengeluh. Ya ampyuuuuun !! sambil tepok jidat. Ungkapan keluhanku yang sudah sangat dihafal oleh penghuni istanaku. Karena tidak terbiasa bangun siang ditambah dengan tuntutan pekerjaan yang tetap harus dilakukan dan dilaporkan, membuatku tak bisa bangun telat apalagi bermalas-malasan.

Kuracik bahan masakan yang akan kujadikan sarapan. Selesai kuracik kulanjutkan untuk dimasak agar bisa sarapan bersama dan dibawa untuk bekal mereka. Masakan selesai bukan berarti pekerjaan pun selesai. Dapurku yang tak terlalu besar tapi cantiK menurutku, tak akan bisa berlama-lama kubiarkan tak nyaman dipandang dan disentuh . Kulanjutkan dengan membersihkan bekas pekerjaanku. Alat masak dan lantai yang kadang tidak nyaman dengan cipratan minyak.

Huuft….lega rasanya. Sarapan sudah kusiapkan di meja makanku yang ala-ala mini bar. Berbahan kayu asli dengan kursi tinggi ala bar. Dapur pun sudah sedap dipandang lagi. Tidak terlihat sampah kering atau basah yang berantakan. Lantai dapur pun sudah tidak licin dipijak. Setelah sarapan, suami dan anak gadisku yang masih tetap bekerja di kantor pun berangkat.

Kuhantarkan mereka berangkat dengan iringan doa. Semoga yang masih sibuk di luar sana tetap diberi kemudahan dan selalu dilindungi dari segala wabah dan virus. Kembali kulanjutkan pekerjaanku, memberi materi, memberi soal, dan dilanjutkan dengan koreksi. Penat juga mataku berlama-lama pandangi layar laptop.

Masih ada satu jam untukku beristirahat menunggu azan juhur. Kusandarkan tubuhku sambil berselonjor. Kuraih remote televisi. Jarang sekali bisa menonton televisi di jam-jam sibuk seperti ini. Kucari acara-acara menarik tapi belum sempat kutemui acara yang kuinginkan, mataku sudah terganggu dengan tumpukan cucian kotor di sudut ruang. Pasti kelakuan anak gadisku yang tak ingin aku mencucinya. Dia berusaha sembunyikan tapi karena terburu-buru diletakkan tidak pada tempatnya.

Tak tahan melihat pemandangan itu, setelah solat Juhur kucuci semua tumpukan baju kotor itu . Tak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul dua siang. Alhamdulilah, selesai juga cucianku. Dengan semangat kuturuni lantai tiga menuju ke ruang keluarga. Asyiiik…akhirnya bisa bobo cantik.

Alhamdulilah… Kurebahkan tubuhku sambil melihat tayangan tekevisi. Sudah lama tidak nonton drakor, kinilah saatnya. Camilan favorit dan segelas besar air putih hangat sudah siap menemani waktu santaiku. Tapi…ya ampyuuun !! tepok jidat … pandanganku yang sedang mencari pean bag tiba-tiba aja melihat tumpukan baju lain. Kali ini baju yang kulihat sudah bersih dimasukkan dalam kantong bening yang besar. “ Ya ampyuuuun…kenapa sih bapak laundry belum juga datang menjemput baju-baju itu ? “ Ternyata.. belum waktuku untuk merebahkan diri.

Dua jam berselang, selesai juga baju-baju itu kubuat harum dan licin. Alhamdulilah, kembali kuucap dalam hati. Akhirnya tiba saatnya aku rebahkan diri untuk bersitirahat.

Kuturuni tangga nyentrikku. Yah..ku bilang nyentrik karena di sisi tangga banyak kupajang foto-foto keluarga dengan berbagai ukuran frame yang nyentrik. Aku senang melewatinya karena setiap kali melewati tanga-tangga itu, aku dapat menikmati foto-foto kenangan keluarga kami. Dari yang jadul sampai yang kekinian.

Seperti biasa, setiap kali harus ke kamar tidur kami terbiasa untuk mencuci kaki. Belum sampai langkahku menuju kamar mandi, pandanganku sudah terganggu dengan tumpukan piring kotor. Ya ampyuuuun…!!! Lagi-lagi kutepok jidatku sambil berteriak dalam hati. Ternyata…waktu untuk beristirahat belum bisa kunikmati.

Pasti aku yang lupa. Setelah selesai sarapan, aku langsung menghantar suami berangkat ke kantor sampai hilang dari pandangan. Tanpa kulihat lagi meja makan yang masih berantakan bekas sarapan kami, aku langsung kembali ke …. laptop, melanjutkan pekerjaan sekolah.

Kuhampiri piring-piring dan gelas-gelas kotor itu. Siap nyupir “ nyuci piring”. Tak lama berselang, selesai sudah tugasku menyupir. Kumasuki kamar mandi dan kucuci kakiku siap melompat indah ke tempat paling nyaman bila lelah dan kantuk mulai menganggu. Belum sempat kuhampiri pintu kamarku, kudengar azan Asar berkumandang memanggil untuk tunaikan yang lima waktu. Kali ini aku tidak berteriak ‘ ya ampyuuuuun ‘ . Aku bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk menjalankan yang lima waktu dalam keadaan sehat. Alhamdulilah…

Usai solat Asar, niat indah untuk bobo cantik tak dapat kulanjutkan. Pesan yang kerap kudengar bila mau tidur sore membuatku ketakutan sendiri. Nanti akan datang berbagai penyakit bila tidur sore. Bila tidur pukul sepuluh pagi darah putih akan naik ke mata dan akan cepat rabun matanya. Entah mitos atau hanya sekedar kalimat ancaman agar tidak tidur sore menjadi kebiasaan yang sampai kini kulakukan. Tidak bisa tidur sore .

Akhirnya kuhampiri ruang tamu yang tidak begitu luas tapi kusuka karena di sudut ruang ada rak kaca yang dibuat terbuka. Di rak itu ada beberapa pajangan yang kutata sedemikian rupa hingga terlihat cantik. Apalagi kalau malam hari, lampu warna-warni membuatnya terlihat lebih cantik. Ada satu foto keluarga kami yang kupajang di rak kaca itu. Aku senang memandanginya.

Kualihkan pandanganku ke tengah sofa. Ya.. di sana ada rak buku lucu yang terbuat dari kayu dan isinya hanya buku-buku agama dengan beberapa Alquran dengan beberapa ukuran. Di sebelah rak buku itu masih ada rak pajangan yang berisi beberapa toples kristal berwarna hijau. Sudah lama tak kusentuh pajangan-pajangan ini. Ya ampyuuun !! Kutepok jidatku entah sudah yang keberapa kalinya. Tebal sekali debu di rak itu. Kulihat rak kaca pun terlihat sekali ingin kusentuh.

Tak terasa waktu berjalan. Ku lihat keluar rumah sudak tidak lagi terik. Bertanda waktu sudah semakin sore. Ruang tamu sudah sedikit ada perubahan. Letak sofa dan rak ada yang kupindahkan. Karpet dan taplak meja beserta sarung-sarung bantalnya kuganti. Rak-rak pun sudah lebih indah dipandang. Alhamdulilah…

Tiba saatnya untuk membersihkan diri, mempercantik diri, dan menyambut suami pulang.

Inilah kegiatanku di rumah selama pandemi. Kegiatan yang melelahkan tapi tak terlihat jelas hasilnya. Baru beberapa hari di rumah, sakit kepala sudah bebarapa kali kurasakan. sepuluh jempol deh buat para ibu yang benar-benar menjadi ibu rumah tangga. Rutinitas yang pasti sangat menjenuhkan tapi tetap dilakukan tanpa mengeluh. Tak ada teriakan ‘ ya ampyuuun…!! ‘ Tak ada keluhan walau hanya satu kata ‘ huft’ . tak da yang selalu menepok jidatnya bila melihat keadaan rumah yang tak pernah ada beresnya. Bagaimana dengan ibu muda yang masih punya anak kecil ya ? Beres satu ruangan, ruangan yang lain berantakan lagi bekas anak-anaknya bermain. Mainan yang berantakan di mana-mana. Tempat tidur yang spreinya berantakan ke mana-mana, belum lagi kalau harus mendulang anaknya yang masih kecil yang pasti membutuhkan kesabaran ekstra. Semua sudah kulewati dan Alhmdulilah dapat kulewati dengan tetap bahagia.

Tapi... kenapa sekarang aku banyak mengeluh ? Padahal sebelum adanya Work from Home, aku benar-benar semangat empat lima menyambut hari Jumat karena besoknya adalah hari libur. Sudah banyak rencana yang ingin kukerjakan. Ingin mencoba bikin kue, ingin mencoba buat sayur kesukaan suami, tapi pada akhirnya hanya sayur bening yang kubuat. tak ketinggalan bakwan jagung favorit keluargaku.

Ya ampyuuuun…lagi-lagi kutepok jidatku. Berapa banyak nikmat yang telah kudapatkan yang harusnya tak perlu keluar teriakan ‘ ya ampyuuuun ‘ yang menjadi teriakan favoritku. Aku seorang guru yang karena wabah ini jadi dapat melakukan pekerjaan guruku di rumah. Bukan hanya pekerjaan sebagai guru yang kini kulakukan di rumah, tapi pekerjaan rumah yang sudah menjadi kodratku sebagai seorang ibu dan istri pun dapat kulakukan.

Teman-temanku di luar sana yang menjadi ibu rumah tangga, jangan lagi merasa minder karena kalian tidak bisa bekerja di luar rumah untuk membantu suami. Pekerjaan kalian benar-benar mulia. Tidak semua perempuan di dunia ini siap melakukan pekerjaan rumah sendirian. Dari urusan mengurus anak, mengurus pekerajaan rumah tangga, mengurus suami, itu semua sudah menjadi ladang amal dan ibadah yang luar biasa.

Pengalaman ini tak mungkin kulupa. Corona yang sampai saat ini masih membuat galau , mampu membuatku merasakan indahnya menjadi seorang ibu rumah tangga. Bukan hanya pekerjaan wajibku sebagai guru yang dapat kukerjakan, tetapi pekerjaan wajibku sebagai istri dan ibu pun dapat kukerjakan dengan senang hati. Letihku mampu menggugurkan sgala dosa bila kulakukan dengan ikhlas. Suamiku..anak-anakku... tak akan ada lagi teriakan mama dengan tepokan jidatnya. aku bahagia memilikimu. aku bahagia menjadi ibu kalian. Suamiku..aku bahagia menjadi pendampingmu, menjadi ibu dari anak-anakmu. Terima kasih telah sabar mendengar teriakan-teriakanku dengan ekspresi tepokan jidatnya.

Untuk ibu-ibu hebat di luar sana, berbahagialah... karena Allah telah menjanjikan pahala berlimpah untk segala keikhlasanmu menjadi ibu rumah tangga.

emak-emak hebaaat !!! wonder women !!!

Salam supeeer untuk para emaaak di luar sana. Cemunguuuud !!!!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren. Salam literasi.

02 Jul
Balas

baru belajar pak...mohon koreksi n arahan

02 Jul

Waow panjang bunda.... Mantap Salam kenal.

02 Jul
Balas

Waow panjang bunda.... Mantap Salam kenal.

02 Jul
Balas

salam kenal bu tri, saya mengajar di SDN Sunter Agung Jakarta Utara

03 Jul

MantuL bunda

02 Jul
Balas

MantuL bunda

02 Jul
Balas

MantuL bunda

02 Jul
Balas

tks bu Dewi, ibu ngajar di kemayoran ya..?

03 Jul

Wahhh...Keren Bu Noer cerita saat WFH

26 Sep
Balas



search

New Post