Dendeng Panci Gosong By Tek Nun Setelah kejadian thermo gun mengintip dahi beberapa hari lalu, seiring waktu Tek Nun mulai melupakannya. Karena selain kondisi tubuh yang sehat, suhu tubuh juga tak mengindikasikan hal-hal yang membuat hati gamang. Karena tak ada yang perlu dikhawatirkan, membuat berat badan Tek Nun kian merangkak naik. Apo dimakan lamak. Makan batambuah, lalok bakaruah, dan urusan ka balakang tantunyo lai lasuah. "Sanang iduik Tek Nun yo?" Tanya remot tv. "Harus. Karena kesenangan dan kebahagiaan kita yang ciptakan." Jawab Tek Nun serius. "Cie cie cie...yang lagi belajar puisi di KP TMB," goda jari jempol yang mulai bersahabat. "Iya dong, masa' mau kalah sama Tek Sijuih. Jan kan ka kalah, podo se ndak amuah wak do," jawab Tek Nun mantap. O iya lupa. Tek Nun kan mau cerita dendeng panci gosong, kenapa ceritanya sampai belajar puisi ya? Dasar emak-emak pareman lapau. Saketek-saketek ma ota. Habis dek ma ota sajo hari. Ok sobat, Tek Nun lanjutkan cerita dendengnya. Setelah beberapa hari Balada Panci Gosong berada di tangan peminatnya, tiba-tiba Tek Nun menerima sebuah pesan penting. Pesan yang ada hubungannya dengan panci gosong. "Ada yang mau kepo?" "Adaaa," sorak lap tangan dari atas meja. "Oke!" "Lai tau Ten Nun, dek mambaco panci gosong ko.. lah gosong pulo pariuak ambo dek nyo," lapor Bu Bidan, bos baru panci gosong. Melihat panci Bu Bidan ikutan gosong, Tek Nun langsung tertawa. Seketika itu juga menggelegar tawanya. Sampai-sampai kucing yang sedang tidur pun ikut terbangun. "Heyyy...tolong kalau galak pakai perikehewanan yo. Ndak nampak wak den sadang lalok," hardik kucing dari atas kasur. "Maaf deh," ucap Tek Nun mengaku salah. Kemudian tertawa dengan sedikit ditahan sambil menutup mulut dengan tangan kanannya. Tek nun perhatikan, rebusan daging yang ada dalam panci Bu Bidan tampah sedih. Karena wajahnya sudah berubah jadi hitam. Sementara aroma dan rasanya sudah didominasi oleh aroma panci gosong. Maka jadilah namanya menjadi, 'Dendeng Panci Gosong.' #virusbahagia #menulisitusedekah #virusbahagia