Noerhayati

Guru MAN 1 Model Bukittinggi ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Menghardik Ilahi

Menghardik Ilahi

"Oiii, Tek Nun kalau nulis kira-kira napa. Jangan suka buat gaduh, deh," sorak Upiak Banun dengan suara kreseknya.

"Kok buat gaduh? Emang ada yang salah dari tulisanku?"

"Baca tu judul tulisanmu," ucapnya sambil memamerkan telunjuknya yang bengkok.

Melihat ekspresi Upiak Banun seperti orang kesetanan, Tek Nun langsung mengecek tulisannya. Ia perhatikan lamat-lamat sambil mengeja kata demi kata.

"Meng-har-dik I-la-hi."

"Apanya yang salah. Penulisannya udah benar, kok. Suku katanya juga nggak ada yang salah."

"Bukan itunya. Makanya jadi orang jangan lurus-lurus aja."

"Justru jadi orang itu harus lurus. Nggak boleh ada dusta di antara kita."

Upiak Banun semakin meradang. Apa yang dimaksudnya belum juga tersampaikan. Ia rampas hp di tangan Tek Nun dengan kasar. Kemudian menarik Tek Nun ke ruang tamu untuk menyingkirkan ganjalan di pikirannya.

"Pelan-pelan oiii, sakit tau," sorak Tek Nun setengah bersorak.

"Makanya jadi orang itu mikir. Nulis kok enak di perut doang."

Tek Nun semakin tak mengerti apa yang dimaksud oleh Upiak Banun. Padahal ia menulis berdasarkan apa yang dilihat, didengar dan dibaca.

"Apa salah kalau aku memgungkapkan rasa yang pernah ada melalui tulisan?"

"Nggak ada yang salah, cuma..."

"Cuma apa? Kenapa dirimu sampai meriang begitu?" Ucap Tek Nun semakin penasaran.

Perdebatan demi perdebatan akhirnya terungkap bahwa Upiak Banun khawatir akan diri Tek Nun. Ia khawatir Tek Nun akan diserang bapak-bapak karena telah membuat judul tulisan yang sedikit provokatif.

"Owh, jadi ini masalahnya?"

"Iya. Kemaren judulnya, bapak-bapak banyak omong, sekarang naik satu tangga, menghardik Ilahi, apa nggak berabe nanti, tuh."

Dengar baik-baik ya. Pasang telinga, jangan telinganya simpan dalam kulkas. Ntar beku, lho.

"Pernah nggak menyesali apa yang terjadi dalam hidupmu?"

"Pernah Tek Nun, saat anakku sakit."

"Trus kamu bilang apa sama tuhan?"

"Ya Allah kenapa kau timpakan sakit ini kepada anakku. Kenapa nggak sama aku aja."

Nah, itu dia. Berarti pernah dong menghardik Ilahi.😁

"Iya juga ya."🤔

#menulisitusedekah

#virusbahagia

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

wk wk wk Ulasan yang cerdik dan menggelitik. . .seringkali pembaca terkecoh dengan judul, juga pemahaman yang secuil, tdk menyeluruh yg seringkali membuat kontra produktif suatu makna, yang ujung2nya. . . ricuh! Si saat ini memnag kita dituntut menjadi pembaca cerdas ya Bund. cerdas mencermati dan memahami makna tersurat juga tersirat. . . . keren Bund. Sukses selalu buat Bunda Noerhayati. izin follow Bund

01 Feb
Balas

Betul, Bunda. Terima kasih sudah mampir di lapak saya. Silakan, Bunda. Izin follow balik.

03 Feb



search

New Post