Ayo sobat Gurusiana semua! Mari kita menengok keluar sejenak. Memperhatikan warna rumput yang ada di setiap sudut pekarangan kita.

Sudah tampakkah warna rumput yang sobat punya?

Mana yang lebih hijau rumput sendiri atau rumput tetangga? Atau jangan-jangan ada yang tidak punya rumput? Atau rumputnya tidak berwarna? Atau bahkan warna rumput sobat seperti warna pelangi? Sehingga sulit untuk membedakannya?

Mari dijawab dengan rasa cinta!

Banyak kemungkinan yang bisa terjadi. Tergantung dari sudut mana kita memandang warna rumput yang kita punya. Apakah kita akan bangga dengan hijaunya warna rumput kita sediri. Atau malah kita lebih senang dan bangga dengan warna rumput milik tetangga.

Hal inilah yang perlu kita sikapi secara positif. Setelah kita amati, "Pandangan dakeklah ditukiak an pandangan jauah lah dilayangkan". Namun, jika rumput tetangga memang lebih hijau dari rumput yang kita punya, ini harus menjadi semacam pertanyaan bagi kita.

Kenapa rumput tetangga lebih hijau dibandingkan dengan rumput milik kita sendiri? Apa penyebabnya? Bagaimana cara tetangga merawat rumputnya. Bagaimana ia memenuhi asupan gizi agar rumputnya tampak subur.

Pertanyaan ini lah yang perlu kita cari jawabannya. Agar warna rumput kita bisa sama dengan warna rumput tetangga. Jangan malah bangga dengan kehijauan rumput tetangga. Berkoar-koar dengan semangat 45 ke sana sini, membanggakan rumput tetangga. Sementara rumput milik kita sendiri dibiarkan tanpa ada usaha untuk memupuknya.

Dibiarkan ia tumbuh tanpa berusaha untuk memberikan asupan gizi yang cukup. Dibiarkan ia dehidrasi sepanjang hari sampai helaian daunnya kering kerontang. Sementara kita bangga dengan rumput tetangga.

Mari kita rawat rumput yang kita punya dengan belaian kasih sayang yang cukup. Agar rasa syukur tetap tertanam dalam diri kita.

Sudahkah kita bersyukur?

Salam literasi...