Noerhayati

Guru MAN 1 Model Bukittinggi ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Thermo Gun Mengintip Dahi

Thermo Gun Mengintip Dahi

#tantanganharike_88 #tantanganmenulismediaguru Hape yang sedari tadi gerah karena kepanasan mulai mengeluarkan sinar terangnya. Kemudian bergetar pertanda ada panggilan masuk. Tek Nun yang serius menatap jalan lengang merogoh tas hitamnya dengan satu tangan. Kemudian terlihat di layar hape sebuah nama "Challysa." Dengan senyum mengembang, Tek Nun menggeser tanda telpon berwarna hijau. Tak lama terdengar suara dari seberang. "Udah sampai dimana, Ibuk?" Tanya anak gadis dari seberang. "Di muaro," jawab Tek Nun pendek. Sebuah tempat dimana air danau mengalir dengan jernih. "Suruh si Kakak jemput ibuk." "Ya, Buk." Tanda sambungan di hape dipencet. Percakapan terputus. Tek Nun kembali memasukkan hape ke dalam tas warna hitamnya. Kemudian fokus ke depan melihat jalanan lengang. Hanya beberapa mobil dan motor yang lewat. Tidak seperti biasanya yang selalu ramai. Hal ini adalah akibat dari pandemi covid-19 yang sedang memyerang planet bumi. Hanya dua belokan, ke kiri dan ke kanan, Tek Nun tiba di persimpangan menuju rumahnya. Si kecil yang lagi tidur terpaksa digendong untuk turun mobil. Di luar tampak hujan gerimis. Terpaksa kepala Si Kecil ditutup dengan kerudung yang menjuntai di dada. "Kaaaak," panggil Tek Nun pada ponakannnya yang sudah menunggu dengan motor di seberang jalan. Melihat Tek Nun bersorak dan memanggil, Si Kakak berdiri. Namun terlihat ia berbicara bersama petugas kesehatan di posko virus covid-19. Kemudian baru menyeberang menghampiri Tek Nun. "Ada pemeriksaan corona ya, Kak?" Tanya Tek Nun. "Iya, Buk." Setelah Si Kecil dinaikkan ke motor bersama barang-barang bawaan, Tek Nun menyeberang untuk melakukan Pemeriksaan. Sementara Si Kakak mengiringi dari belakang. "Dari ma, Buk?" Tanya salah seorang petugas kesehatan dengan logat Minangnya. Tek Nun menjawab dengan singkat. Kemudian terjadi dialog pendek antara Tek Nun dan Bu Bidan yang bertugas hari itu. Karena mereka berdua sudah saling kenal. Malah sudah akrab dalam hal tulis menulis. Dan Tek Nun tampak mengeluarkan sebuah buku bersampul warna kuning dari dalam tasnya. Kemudian menyerahkan kepada Bu Bidan. Saat transaksi penyerahan buku, saat itu pula sebuah alat berbentuk pistol mengarah ke dahi Tek Nun. Motor beat yang sejak tadi menunggu Tek Nun mulai khawatir. "Jangan-jangan Tek Nun mau dibunuh," dalam hati motor beat. "Tenang, Ibuk cuma memeriksa berapa buah tahi lalat di dahinya," ucap ponakan Tek Nun menenangkan. "Bohooong," jawab kunci motor protes. Ha ha ha ... "Lho, kenapa bohong?" "Jelas-jelas Bu Bidan sedang memeriksa suhu tubuh Tek Nun." "Emang Tek Nun sakit? Tapi kenapa memeriksanya pakai pistol?" Tanya motor heran. "Itu namanya thermo gun. Sebuah alat pendeteksi suhu tubuh seseorang. Apakah ada tanda-tanda dihampiri virus covid-19 atau tidak," jawab kunci motor dengan rinci. "Owh...jadi itu namanya thermo gun. Kirain tadi pistol," jawab motor semakin paham. Dan tidak menghabiskan waktu dua menit, pemeriksaan selesai dilaksanakan. Tek Nun naik motor dan melanjutkan perjalanannya menuju rumah. Sementara buku dengan judul 'Balada Panci Gosong' tinggal menemani Bu Bidan bersama rekan-rekannya melanjutkan tugas mulianya. Selamat beraktivitas pejuang kesehatan. Semoga pengorbanan kalian dibalas dengan kebaikan di dunia dan di akhirat. Aamiin! #virusbahagia #menulisitusedekah #menulisitumenyembuhkan

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post