Noerhayati Noer

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Si Buyung Penambal Ban

Siang itu, aku dan geng Jari Nan Sapuluah baru saja selesai menikmati keindahan alam puncak Gagoan di kawasa lereng perbukitan danau Singkarak. Jam di pergelangan tangan telah menunjukkan pukul 12.00 wib. Perut sudah mulai terdengar bunyi-bunyian yang tak beraturan. Sudah ada sinyal-sinyal keharusan untuk makan siang.

Aku dan rombongan bergegas untuk turun dari lereng perbukitan punca Gagoan. Aku membonceng dengan salah seorang siswaku yang ikut dalam rombongan geng Jari nan Sapuluah. Setelah dipastikan duduk dengan nyaman, Davi meluncur dengan hati-hati menyusuri jalan sambil tetap menikmati indahnya lereng puncak Gagoan. Jauh nun di sana kelihatan danau Singkarak.

Setelah berjalan beberapa puluh motor, Davi menyampaika sesuatu tentang ketidaknyamanannya mengendarai motor.

"Sepertinya ban bagian depan kempes, Buk".

"Serius, Vi?, Tanyaku dengan sedikit khawatir.

"Iya mungkin, Bu. Jawab Davi.

"Aduhhh... bagaimana caranya, Vi, perjalanan kita masih jauh?, tanyaku khawatir.

"Pelan-pelan aja kita, Bu. Davi mencoba menenangkanku.

Jalan yang aku lalui bersama geng Jari Nan Sapuluah penurunannya cukup curam. Perlu ekstra hati-hati jika menggunakan motor. Setelah menurun selama sekitar lima belas menit baru bertemu dengan jalan aspal. Saat itu, Davi meminta aku pindah motor ke motor Habil. Apakah kempesnya ban motor Davi karena ulah berat badanku? Entahlah😊

Aku membonceng bersama Habil. Disty yang kemudian membonceng dengan Davi. A dipersilahkan berjalan duluan untuk mencari bengkel tambal ban. Aku, Habil dan bersama rombongan motor yang lainnya menuyusul di belakang.

Setelah beberapa kilo meter berjalan, akhirnya Davi bersama Disty kami temukan di sebuah bengkel tambal ban. Kami berhenti sambil menunggu ban motor Davi selesai di tambal.

Aku lihat, motor yang di kendarai Davi ditangani oleh seorang anak kecil. Menurut pa dangan mata kepalaku sendiri, sebut saja namanya si buyung, baru berumur sekitar dua belas tahun. Aku perhatikan cara ia mengutak atik ban yang bocor tadi. Lihai sekali cara kerjanya. Mulai dari membuka sampai memasang kembali ban motor denga rapi. Dalam hatiku, "belum sepantasnya anak ini bekerja seperti ini. Pekerjaan ini bukan pekerjaan anak seumuran dia".

Melihat aku terpana melihat pekerjaan si Buyung. Tiba-tiba, Habil mengagetkanku.

"Kenapa, Bu? Ibu ngelamun ya?

"Ngg, ibu kasihan aja lihat ini anak. Mudah-mudahan ia bukan korban putus sekolah". Jawabku.

"Iya, Bu. Kasihan ya, Bu. Masih kecil sudah melakukan pekerjaan orang dewasa". Timpal Habil.

Setelah si Buyung tukang tambal ban menyatakan bahwa motor Davi dah selesai di tambal. Aku membayar upah tambal ban.

"Berapa, dek? Tanyaku.

"Sepuluh ribu, Buk. Jawab si Buyung.

Aku membayar dengan uang pas. Kemudian aku dan rombongan melanjutkan perjalanan menuju rumah makan. Karena waktu jam makan siang telah lewat dari yang sesungguhnya. Perut sudah terasa sangat keroncongan

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Begitulah faktanya sekarang. Banyak anak yang terpaksa bekerja membantu meringankan beban ekonomi keluarganya. Sukses selalu

14 Mar
Balas

Wah si buyung itu pekerja anak dong. Padahal usia bekerja 15-64 tahun. Akan tetapi lihat dari semangat wirausaha sedari dini. Si Buyong penambal ban itu keren. Semoga kelak bisa sukses. Si buyung lebih baik dibanding orang dewasa yang malas bekerja. Tulisan sangat menginspiras. Sehat, bahagia, dan sukses selalu. Barakallah buat bu Noerhayati Noer. Salam kenal dan salam literasi.

15 Feb
Balas

Kisah yang keren bunda

17 Feb
Balas

Tulisan tek nun sangat, keren ulassnnya tersusun indah..Salam sehat sukses selalu bersama keluarga ya tek nun?Salam literasi

17 Feb
Balas



search

New Post