Nofianti. R

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Tentang Rasa ini

Tantangan menulis hari ke 3

Hari ini saat memandang wajah mama dalam duduk sambil tertidur di sandaran kursi no 4 dalam bus yang membawa kami ke Palembang, aku kembali teringat permintaan papa yang belum sempat ku penuhi.

"Papa ingin sekali kita sekeluarga jalan-jalan pakai bus, kapan kakak bisa bawa kami?? Ucap papa sambil bersandar di dinding tempat tidur yang ku alasi dengan bantal.

Kemana pa? Tanya Windi adik laki-laki ku satu-satunya. Papa tersenyum sambil membelai kepala Windi, " terserah kakak aja, kemana mau bawa kita" kata papa lemah. Ya Allah.. Hatiku begitu miris mendengar keinginan papa. Aku begitu ingin mewujudkannya, tapi bagaimana??

Papa terlalu lemah untuk melakukan perjalanan jauh.

"Papa sembuh dulu ya... Baru kita jalan-jalan" ucap ku sambil memijit kaki papa.

Ucapan papa itu kembali terngiang di telingaku, tanpa sadar ada butiran bening yang jatuh di kedua pipiku. Aku begitu merindukannya, sosok gagah dan berwibawa yang selalu mengayomi kami. Papa yang selalu tegas namun penyayang. Beliaulah yang membentuk pribadi kami menjadi pribadi yang mandiri dan saling menyayangi satu sama lain, sehingga alhamdulillah sampai saat ini, dimana kami sudah mempunyai keluarga masing-masingpun, belum pernah ada pertengkaran berarti diantara aku dan adik-adik ku. Bahkan kami saling bantu dan saling menguatkan dalam keadaan apapun.

Papa yang keras dan tegas bersanding dengan mama yang begitu lembut, mampu menciptakan warna indah dalam keluarga kami. Kehidupan kami dihiasi dengan hari-hari menyenangkan tanpa ada kata-kata dan ucapan kasar.

Siang itu, sepulang bekerja aku menemui papa sudah bisa duduk di teras rumah ditemani mama dan anak-anak ku. Aku begitu bahagia karena melihat perkembangan kesehatan papa yang sudah mulai membaik. Akupun ikut duduk disana diatas tikar yang digelar di lantai teras sambil menggendong putriku.

Disana papa kembali berucap kalau beliau ingin sekali melakukan perjalanan jauh, dan aku hanya bisa menimpali dengan tersenyum ringan. Tiba-tiba papa berdiri dan sambil tertatih meninggalkan kami, aku bingung, apakah papa marah padaku?

Dan ternyata iya, beliau yang biasanya hanya mau makan kalau aku sudah pulang kerja dan menyuapinya, dan cuma aku yang boleh membuatkan minuman untuk nya, tapi sekarang hanya menyapa ku saja papa sudah tidak mau. Posisiku digantikan oleh adikku yang nomor 2. walaupun aku tetap berusaha menyapa Papa, tapi beliau tetap diam seolah tidak mendengar sapaan ku.

Kamis, 30 April 20 jam 21.10 malam,

Paaaa.... Papa.... Maafkan kakak paaa...., tapi mata papa tetap saja terpejam, aku menggoyang-goyangkan tubuh papa sambil terus berucap " Laailahaillallah Muhammadarrasulullah Allahu Akbar", namun tetap tidak ada respon dari papa.

Mama yang sedari tadi berusaha membisikkan takbir dan tahmid ke telinga papa mulai mengangkat kepalanya dan melihat ke arah kami sambil berurai air mata.

Innalillaahi waiinailaihi raajiuun.... Tiba-tiba suara lirih mama seolah menghantam kami dengan begitu dahsyat, serentak aku dan ketiga adik ku menangis dengan keras nya sambil bersamaan memeluk tubuh papa yang mulai kaku. Aku benar-benar merasa seperti adg berada dialam mimpi,.. Ya Allah... Apakah ini benar-benar nyata????

Kutatap wajah teduh papa dengan ribuan penyesalan.

Penyesalan yang tidak akan kunjung habis, karena aku belum aempat membuat beliau bahagia sampai di akhir hayatnya, aku belum sempat membalas sedikit saja jerih payah beliau untuk kami anak-anaknya.

Dadaku terasa begitu sesak, aku ingin berteriak, aku ingin semua orang mengatakan kepadaku kalau ini hanya mimpi.

Dan ternyata iya.. Aku bermimpi, mimpi menyaksikan kembali peristiwa tujuh tahun yang silam. Peristiwa menyedihkan bagi kami sekeluarga, kehilangan sosok papa yang teramat kami cintai.

Perlahan ku perbaiki posisi duduk ku, dan menoleh ke kursi no 4 di sebelahku, disana masih ada mama yang masih tertidur.

Dalam hati aku berjanji akan membahagiakan mama, apapun caranya.

Aku tidak mau ada penyesalan yang sama dengan waktu aku kehilangan papa.

# loveyouma*

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post