Belajar Di Rumah Untuk Literasi

Belajar di rumah merobah situasi siswa. Merobah pola mengajar guru. Merobah penguasaan materi oleh guru dan siswa.

Selama ini siswa memandang belajar itu di sekolah. Di rumah hanya kerjakan PR. Tidak ada PR berarti bebas belajar di rumah.

Pola ini menjadikan siswa salah menggunakan waktu. Banyak waktu nongkrong sore sampai malam. Banyak wakru untyk main geme on line. Sering berada di warnet atau play station.

Terkadang sekolah dan pemerintah terbawa arus pola siswa ini. Muncul sekolah boarding. Lahirlah full day di sekolah. Sehingga sedikit waktu di rumah. Terputus komunikasi dengan keluarga dan lingkungan.

Belajar di rumah membuat guru repot merancang tugas siswa. Repot memantau kegiatan belajar siswa. Repot memeriksa tugas siswa.

Guru yang kreatif memanfaatkan kondisi ini. Mereka dapat berinofasi. Mereka tertantang untuk mengikuti era digital. Mereka masuk pada teknologi informasi 4.0.

Berbagai aplikasi bermunculan. Berbagai tawaran belajar on line datang. Namun tidak semua guru mampu. Tidak semua siswa sanggup. Bahkan tidak seluruh wilayahvterlayani.

Guru dan siswa mulai merdeka. Guru tidak pusing lagi menikmati puluhan karakter siswa dalam ruabgan kelas. Siswa dapat menentukan waktu belajarnya.

Siswa dapat menguasai materi sesuai bakat dan minatnya. Mereka bebas berkreasi dalam tugas yabg tudak diawasi guru.

Belajar di rumah menumbuhkan literasi guru dan siswa. Setekah ini akan muncul penulis-penulis unggul dari guru dan siswa

Muaro Paneh 4042020