Nono Purnomo

Nono Purnomo lahir di Cirebon 27 Nopember 1976, lulus S1 Pendidikan Biologi UNESA (2001) dan Lulus S2 Pendidikan Sains UNESA (2014). Penulis aktif dalam ke...

Selengkapnya
Navigasi Web
BELAJAR MANAJEMEN KERJA DARI TARIAN LEBAH

BELAJAR MANAJEMEN KERJA DARI TARIAN LEBAH

Lebah pekerja memiliki kemampuan yang baik dalam menginformasikan lokasi sumber makanan kepada lebah yang lain. Ketika seekor lebah pekerja menemukan nektar (makanan) maka lebah tersebut akan membawa pulang nectar ke sarangnya. Tiba di depan sarang, lebah tersebut akan memberikan makanan tersebut ke lebah pekerja yang lain untuk dicicipi dan “Menari”. Lho kok menari? Sepintas tampak aneh ya bagi kita, dapat makanan kok malah menari didepan teman-temannya, apa karena lebah ini berbahagia???

Menurut ahli zoology Austria, Karl Von Frisch; lebah pekerja melakukan kegiatan menari setelah mendapatkan makanan adalah untuk memberikan petunjuk atau informasi tentang posisi dan keberadaan makanan yang ia temukan. Dari tarian itu pula lebah memberikan petunjuk terhadap arah dan jarak makanan dari posisi mereka. Terus bagaimana lebah melakukan tariannya?

Tarian yang dilakukan lebah dengan cara mengibaskan perutnya sambil berputar-putar ketika menari sementara itu lebah lain akan mengerumuni dan memperhatikan gerakannya. Bila dilihat sepintas, tarian itu tampak membingungkan dan seolah terdiri atas gerakan yang tidak teratur. Namun, ternyata lebah menari dengan pola-pola tertentu yang teratur pada tariannya. Tarian lebah itu menginformasikan jarak dan arah lokasi sumber makanan tersebut.

Jarak dan arah lokasi sumber makanan

Tarian yang dilakukan lebah ada dua cara; Pertama, bila sumber makanan berjarak 100 meter (dekat dengan sarang), lebah bergerak dengan lingkaran yang ketat, sambil mengibas-ngibaskan perutnya dari sisi ke sisi. Tarian ini dinamakan “Round Dance”. Kedua, bila sumber makanan jaraknya lebih dari 100 meter, lebah akan melakukan “tarian mengibas-ngibas”, yaitu ayunan setengah lingkaran dalam suatu arah, kemudian diikuti oleh gerakan lari lurus dan kemudian mengayun setengah lingkaran ke arah yang lain sehingga membentuk angka 8. Tarian ini dinamakan “Wagging Dance”. Tarian ini kelihatannya menunjukkan jarak dan arah dengan patokan matahari.

Apabila jarak sudah bisa diketahui, lebah juga dapat menentukan arah sumber makanan yang ia temukan. Pertama, Jika sumber makanan terletak tepat searah dengan arah matahari, sang lebah akan menari sambil bergerak lurus pada sumbu vertikal. Kedua, Jika bunga terletak di sebelah kiri atau kanan garis antara sarang dan matahari, sang lebah pun akan menari meyimpang ke kiri atau ke kanan sumbu vertikal. Sudut penyimpangan arah tarian sama persis dengan sudut penyimpangan arah bunga garis sarang-matahari. Lebah akan terus menari untuk menunjukkan sumber makanan pada lebah-lebah lain yang ada di sarang.

Ada hal yang lebih menakjubkan lagi, lebah yang menari juga memperhitungkan pergeseran semu matahari. Setiap empat menit, matahari akan bergerak semu sebesar satu derajat ke arah barat. Kalau lebah tetap mempertahankan arah tariannya, ia melakukan kesalahan yang dapat menyesatkan teman-temannya. Akan tetapi, seolah mengetahui pergeseran matahari, lebah yang menari pun menggeser arah tariannya sebesar satu derajat setiap empat menit sesuai dengan pergeseran matahari.

Selain dari jarak dan arah yang ditunjukkan dengan tarian lebah, jumlah kibasan selama menari menunjukkan jauh dekatnya sumber makanan dari sarang. Semakin jauh sumber makanan, semakin banyak jumlah kibasan yang dilakukan. Sungguh menakjubkan bukan?! Ada satu pertanyaan menggelitik yang dapat kita cermati, apakah semua lebah mengikuti tarian lebah yang memberi informasi tentang keberadaan sumber makanan tadi???

Ternyata tidak semua lebah akan mengikuti tarian lebah dari pemandu ini, bila tertarik dengan informasi yang disampaikan oleh lebah penari tadi, lebah-lebah itu mengikuti tarian. Namun, jika tidak, tarian lebah tadi akan diabaikan.

Pemaknaan yang dapat kita ambil dari tarian lebah

Begitu takjubnya saya terhadap prosesi tarian lebah ini, sehingga saya mencobanya mengambil makna dari sisi positif berkaitan dengan kinerja lebah. Beberapa makna positif yang dapat saya ambil dari tarian lebah ini antara lain; Pertama, Saya bisa menyebutnya tarian lebah ini sebagai Manajemen kerja yang professional. Betapa tidak lebah penari saya ibaratkan sebagai manager dari lebah yang lain. Lebah ini “mendirigeni” kerja dari pengikut-pengikutnya dengan tarian untuk mencari sumber makanan. Dengan adanya manager, maka pekerjaan yang dilakukan akan lebih mudah terarah dan terkontrol. Ada pemberi petunjuk dan control manajemen serta standar kerja yang akan dilakukan. Gambaran ini tampak jelas dengan tarian yang dilakukan para lebah dengan meniru gerakan lebah penemu lokasi sumber makanan.

Kedua, Dalam bekerja harus memiliki tujuan yang jelas, hal ini ditunjukkan oleh petunjuk jarak dan arah dari tarian lebah. Tarian yang dilakukan lebah sebagai petunjuk jarak dan arah terhadap sumber makanan akan menjadikan lebah lain tidak salah mendapatkan sumber makanan yang dimaksud. Dalam bekerja kitapun harusnya demikian, bekerja tidak asal bekerja, sebagai seremonial harian tanpa target dan hasil maksimal yang akan dicapai, maka tentunya tujuan dan target kerja yang kita lakukan harus jelas.

Ketiga, Dalam bekerja harus ada komunikasi dengan pekerja lain. Seringkali kegagalan hasil dari suatu kerja dalam event-event tertentu bukan karena jeleknya program yang dibuat, tetapi lebih dari kurang bagusnya komunikasi yang dibangun diantara pekerja (baca: panitia). Bagaimana tujuan bersama dapat tercapai apabila diantara pekerja memiliki perbedaan tujuan akibat tidak adanya komunikasi??? Tarian lebah oleh pemandu lebah merupakan komunikasi terhadap lebah pekerja yang lain dalam mencari sumber makanan. Coba bila ada satu saja yang nggak mau mengikuti tariannya, terus memaksa ikut berangkat mencari sumber makanan, tentunya satu lebah ini akan tersesat dan tidak akan mendapatkan tujuan yang akan dicapai yakni sumber makanan.

Keempat, Kita dalam bekerja harus berpikir cerdas dan mengerahkan seluruh potensi akal yang dimiliki. Mari kita cermati bagaimana seekor lebah pemandu menari dengan berbagai macam model tarian, dengan sudut-sudut yang terus berubah dan berbeda seiringin dengan pergeseran sinar matahari, sementara lebah yang lain harus mengikutinya. Tanpa memiliki kemampuan daya ingat yang luar biasa tentunya lebah-lebah itu tidak akan mampu mengikuti gerakan yang dicontohkan oleh sang pemandu. Kitapun demikian adanya, dalam bekerja harus memaksimalkan potensi akal dan kecerdasan dari otak yang kita miliki. Apapun pekerjaan kita, apabila bekerja menggunakan kemampuan kecerdasan otak kita secara maksimal tentunya hasil yang akan dicapai berbeda bila bekerja secara asal-asalan saja.

Demikianlah makna yang dapat kita ambil dari tarian lebah, bahwa tarian itu dapat menginspirasi manajemen kerja kita. Manajemen kerja yang teratur, cerdas dan profesional bukan kerja yang asal-asalan. Bekerja dengan asal-asalan dan bekerja dengan profesional pasti menghasilkan produk yang berbeda. Untuk itu mari semangat terus dalam bekerja untuk menghasilkan tujuan yang lebih optimal, dan bila anda belum mampu melakukan itu semua, monggo tengok dan tirulah tarian lebah!

Nono Purnomo

Kamis, 9 Februari 2017

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

keren

16 Feb
Balas

Terima kasih...

30 Sep



search

New Post