Nono Purnomo

Nono Purnomo lahir di Cirebon 27 Nopember 1976, lulus S1 Pendidikan Biologi UNESA (2001) dan Lulus S2 Pendidikan Sains UNESA (2014). Penulis aktif dalam ke...

Selengkapnya
Navigasi Web
Guru .....diantara Alam Takambang Jadi Guru

Guru .....diantara Alam Takambang Jadi Guru

Alam Takambang Jadi Guru merupakan ungkapan yang sering kita dengar untuk menjadikan seluruh yang ada di sekitar kita sebagai sumber belajar. Internet, berita online, majalah, koran dan alam di sekitar kita dapat dijadikan rujukan sebagai sumber belajar. Namun, menurut saya Guru tetap yang utama sebagai sumber belajar dan memiliki peran penting sebagai fasilitator dan korektor bagi para siswanya untuk memahami sumber belajar yang diperoleh selain dari dirinya. Hal ini diperlukan agar proses asimilasi informasi yang diterima dari sumber belajar lain selain dirinya tetap terkontrol dalam koridor rambu-rambu pengetahuan. Bisa saja terjadi sumber belajar lain sebut saja koran, bisa salah konsep dalam menyampaikan apa yang ditulis. Itu bisa terjadi karena bahasa jurnalistik mungkin saja tidak seperti bahasa Ilmu pengetahuan yang harus benar secara konsep.

Pengalaman nyata tentang kesalahan konsep yang ditulis oleh media dalam hal ini koran pernah saya temukan dan saya tulis di media itu sendiri sekitar 6 tahun yang lalu. Tulisan saya yang dimuat pada media tersebut sengaja saya share di sini dalam rangka berbagi pengalaman, bahwa sumber belajar lain bisa jadi salah dan peran guru dalam hal ini untuk mengoreksi dan meluruskannya menjadi begitu penting.

Koreksi terhadap kesalahan konsep adalah tujuan guru agar siswa menerima konsep secara benar. Meskipun sumber belajar lain ada yang dirasa salah namun tetap harus dimanfaatkan untuk memperkaya pengetahuan dan wawasan bagi para siswanya. Kita tidak mungkin menolak apa yang ada di sekitar kita, sebab sejatinya semua yang ada di sekitar kita adalah sumber belajar...dan guru saat ini berada di antara alam takambang jadi guru.

Saat itu judul yang saya tulis Difteri ...virus ataukah bakteri??? Dimuat di koran Radar JP, tanggal 27 Oktober 2011. Monggo di simak semoga bermanfaat.

Difteri ...virus ataukah bakteri???

Difteri menjadi berita dan topic yang paling hangat di bicarakan saat ini, terutama setelah Jawa Timur di nyatakan KLB (Kejadian Luar Biasa). Hampir setiap hari baik media cetak maupun elektronik memberitakan wabah penyakit tersebut. Namun, seiring dengan pemberitaan Difteri yang begitu hangat muncul pertanyaan yang sangat mendasar, sebenarnya Difteri itu tergolong organisme golongan Virus ataukah Bakteri?

Membaca berita Radar Mojokerto Jumat, 14 Oktober 2011, ditulis dengan cukup besar “Virus Difteri Merembet ke Siswa”, berarti Difteri merupakan golongan Virus. Namun ada kejadian cukup menarik, saat potongan berita itu dijadikan Kliping untuk dikumpulkan sebagai tugas Biologi tentang berbagai macam Virus yang menyerang manusia, Guru Biologi tidak menerima Kliping siswa tersebut karena menurut Guru Biologi tadi, Difteri bukanlah organisme yang masuk dalam golongan Virus. Nah terus mana yang benar???

Adanya kejadian itu membuat saya tertarik untuk sedikit berbagi informasi tentang Difteri, terutama bila dikaitkan dalam pembelajaran biologi, dan termasuk ke dalam golongan apakah Difteri itu sebenarnya!

Difteri sejatinya disebabkan oleh bakteri pathogen yang bernama Corynebacterium diphtheria. Bakteri ini memiliki ciri-ciri anaerobic fakultatif dan gram positif, tidak memiliki kapsul, tidak berspora, tak bergerak dan berbentuk batang dengan ukuran 1 hingga 8 µm dan lebar 0,3 hingga 0,8 µm. Dengan bentuk batang bakteri ini dikenal juga dengan nama basillus Klebs-Loffler.

Berdasarkan ciri tersebut di atas, maka jelaslah bahwa Difteri merupakan penyakit yang di sebabkan oleh organisme dari golongan Bakteri dan bukan dari golongan Virus. Sehingga pemakaian istilah virus untuk difteri dirasa kurang tepat. Penggunaan istilah virus kepada difteri akan mengaburkan makna antara virus dan bakteri, karena memang virus dan bakteri merupakan organisme yang berbeda. Di dunia ini organisme dalam tingkatan klasifikasi dikelompokkan menjadi 6 kerajaan (Kingdom), antara lain; Kingdom Virus, Kingdom Monera, Kingdom protista, kingdom fungi (jamur), kingdom plantae (tumbuhan), Kingdom animalia (Hewan).

Dari klasifikasi saja jelas sekali bahwa virus memiliki kerajaan sendiri, sedangkan bakteri masuk dalam kingdom monera. Hal ini berarti kalau menyebutkan difteri sebagai virus menyalahi hukum klasifikasi 6 kingdom.

Untuk lebih memperjelas lagi akan saya berikan tabel perbandingan antara virus dan bakteri berdasarkan ciri-ciri mereka masing – masing.

Tabel perbedaan antara virus dan bakteri

No

Pembeda

Virus

Bakteri

1.

Kingdom (Kerajaan)

Virus

Monera

2.

Ukuran

20-300 milimikron

0,5-1 mikron

3.

Cairan sel (sitoplasma)

Tidak punya

Punya

4.

Struktur Bentuk luar

Selubung protein (Kapsid)

Dinding sel berupa peptidoglikan

5.

Kemampuan hidup

Hanya hidup pada sel hidup,diluar sel hidup disebut benda mati

Mampu membentuk endospora sebagai alat pertahanan diri

6.

Kategori

Tidak dapat di sebut sebagai sel

Bisa di sebut sel bakteri

7.

Agresifitas

Dapat menyerang bakteri

Tak dapat menyerang virus

Berdasarkan perbedaan di atas, jelas sekali antara virus dan bakteri adalah dua istilah yang sangat berbeda maknanya. Penggunaan satu kata virus dalam istilah dipteri jelas – jelas salah di tinjau dari keilmuan biologi. Mengapa hal sepele begitu saja di persoalkan??? Bagi saya selaku guru biologi, sangat memahami mengapa kliping siswa tadi ditolak oleh gurunya, karena memang dipteri bukanlah disebabkan virus tetapi bakteri. Namun siswa sendiri tidak harus disalahkan, karena dia mengambil informasi dari media massa, yang memang merupakan “sumber belajar” selain buku. Mungkinkah adanya kesalahan ketik?

Dalam berita yang berjudul “virus difteri merembet ke siswa”, saya menemukan istilah virus sebanyak 4 kali pengulangan pada kalimat berbeda, salah satu contohnya pada kalimat ke empat berbunyi:……pemberian vaksin tersebut bertujuan untuk memproteksi penularan virus difteri kepada siswa yang lain. Pengulangan istilah virus hingga 4 kali berarti bukan sebuah kesalahan ketik tanpa kesengajaan, melainkan sebuah keniscayaan bahwa difteri dianggap diakibatkan virus, namun lebih tumpang tindih lagi kalimat selanjutnya saya temukan kata bakteri yang berbunyi:…..”namun bila bakteri sampai ke hidung akan meler”. Akhirnya saya berfikir emang terjadi salah pemahaman terhadap penafsiran penyebab penyakit difteri yang di tulis oleh penulis berita ini.

Apabila sebuah sumber belajar yang digunakan siswa sudah salah, ditakutkan penanaman konsep yang diterima siswa juga salah. Sehingga menghasilkan pertentangan konsep yang diajarkan di sekolah dengan sumber belajar yang lain tadi. Selama ini media massa, internet, alam terbuka merupakan sumber belajar lain bagi siswa selain guru dan buku. Sehingga siswa menjadi lebih komplet dalam mendapatkan materi pembelajaran. Namun apabila terjadi kesalahan pada sumber belajar sudah sepatutnya saling mengkoreksi agar keilmuan yang di dapat siswa atau peserta didik tidak salah konsep.

Tanggung jawab pendidikan dalam rangka mencerdaskan anak bangsa merupakan tanggung jawab bersama insan pendidik dan seluruh stakeholder pendidikan. Bila semua berjalan selaras, serasi dan seimbang, InsyaAllah tujuan mencerdaskan anak bangsa akan lebih mudah dicapai. Tanpa bermaksud menggurui terlebih mencari - cari kesalahan, tulisan ini dimaksudkan agar sinergi itu betul - betul tercipta dan berjalan. Semoga!!!

Nono Purnomo

Selasa, 17 Januari 2017

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post